Terlahir dari keluarga kaya raya dan memiliki bakat yang terlalu sempurna bukannya membuat hidup Loren berjalan mulus, justru karena kelebihannya dia membuat sepupunya menjadi iri hingga membuang Loren ke luar negeri.
Semua orang mengejek dan menghindarinya karena tubuhnya yang gemuk dan kotor sebab dia berakhir menjadi gelandangan di luar negeri.
Namun tak disangka, ketika dia mengalami kecelakaan dan berpikir akan mati, ternyata dia malah dipertemukan dengan CEO kejam yang malah membantunya merubah takdirnya.
Bagaimanakah perubahan takdir Loren? Yukkk baca..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#4. Pelatih untuk Loren
Setelah mengunci semua pintu dan jendela paviliun Marisa, perawat bernama Regina yang ditugaskan mengawasi Loren kemudian meninggalkan pavilium untuk menemui Marisa.
Ketika tiba di ruang perawatan, Regina memejamkan matanya selama 5 detik sebelum melangkah ke depan Marisa.
Cambukan yang diderita Marisa berada di punggungnya, jadi perempuan itu berbaring telungkup tanpa memakai sehelai baju.
Hanya selimut yang menutupi tubuh Marisa dengan penyangga di kiri kanan agar tidak mengenai lukanya yang masih basah.
"Dokter," ucap Regina dengan bulu kuduk bergetar, ia merasa ngilu dengan keadaan Marisa.
"Hmm..." Marisa membuka matanya dan melihat Regina.
"Bagaimana perasaan Dokter?" Tanya Regina.
"Baik." Jawab Marisa dengan suara yang sangat pelan. Perempuan itu kesakitan ketika berbicara, jadi Marisa hanya menjawab seadanya.
"Baiklah, aku tidak akan membuat Dokter semakin kesakitan. Aku kemari hanya untuk mengatakan kalau saat ini Loren sedang berusaha menurunkan berat badannya. Dia terus berolahraga dan menghindari banyak makanan. Aku takut kalau dia malah jatuh sakit jika terus memaksakan tubuhnya, apa lagi dia belum sepenuhnya pulih dari sakitnya. Juga, dia terus meminta agar aku mempertemukannya dengan Dokter." Ucap Regina.
Marisa yang mendengarkan Regina memejamkan matanya dan mengukir sebuah senyum di bibirnya.
'Sepertinya aku sudah memilih orang yang tepat.' Kata Marisa dalam hati.
"Haruskah saya menghentikannya?" Regina bertanya dengan hati-hati saat melihat Marisa hanya diam saja.
"Perawat, apa yang kau lakukan?" Seorang dokter tiba-tiba saja datang.
"Halo Dok," sapa Regina lalu melanjutkan "Saya di sini untuk meminta instruksi dari Dokter Marisa mengenai perempuan yang kemarin diselamatkan oleh Dokter Marisa."
Begitu mendengar nya, Dokter pria yang bertugas menangani kesehatan Marisa kemudian menghela nafas "Jadi perempuan itu benar-benar ada di pavilium Dokter Marisa?" Tanya sang dokter.
"Ya," jawab Regina.
Sang dokter kembali menghela nafas lalu menoleh pada Marisa yang sedang menatap mereka 'Dia jadi begini karena perempuan itu, mengapa malah menampungnya?.... Ah,, sudahlah, ini bukan urusanku.'
"Kau boleh bicara dengannya tapi jangan lama-lama. Kondisinya masih sangat buruk."
"Terima kasih Dokter." Ucap Regina lalu dia kembali fokus pada Marisa.
"Jadi Dok, apa yang harus kulakukan?" Tanya Regina.
"Pelatih profesional." Jawab Marisa.
"Eh? Maksud Dokter saya harus mencarikannya pelatih profesional untuk membantunya berdiet?" Tanya Regina yang merasa Marisa telah mengatakan sesuatu yang salah.
Dokter Marisa benar-benar mau membantu perempuan gendut itu?!
"Ya." Jawab Dokter Marisa lalu memejamkan matanya sebagai pertanda bahwa dia tidak ingin di ganggu lagi.
"Oh,,, baik, saya akan mengaturnya." Ucap Regina lalu dia segera meninggalkan ruangan itu.
Akhirnya, pelatih yang dibicarakan Regina dan Marisa datang pada keesokan harinya.
Perempuan dengan tubuh bak gitar spanyol itu berjalan ke ruang gym di pavilium Marisa dan melihat seorang perempuan dengan tubuh gemuk sedang berlari di atas treadmill.
"Itu dia, namanya Loren, perempuan yang dimaksud Dokter Marisa." Kata Regina yang berdiri di samping Yola.
Yola tidak mengatakan apa pun pada Regina dan memilih mendekati Loren.
Perempuan itu menekan pengatur kecepatan treadmill milik Loren hingga bergerak lebih pelan.
"Siapa kamu?" Tanya Loren yang sangat terkejut.
"Aku pelatih barumu." Jawab Yola sembari memperhatikan tubuh Loren dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Hal itu membuat Loren menjadi risih karena merasa malu saat seorang perempuan dengan lekuk tubuh sempurna memandanginya.
Christian tidak akan tutup mata.