Istri Supernatural Bos Mafia

REPORTER langsung menyampaikan apa yang baru saja terjadi. Elaine Dares, anak pertama dari keluarga Dares ketahuan melakukan hubungan dengan salah satu wakil direktur perusahaan cabang Mora Enterprise. Keduanya terekam oleh kamera tersembunyi yang terpasang di salah satu ruangan istirahat.

Diketahui jika rekaman kamera tersebut langsung bocor ke salah satu jaringan video panas. Hal itu membuat orang-orang yang selalu mencari video yang tengah panas di masyarakat pun terkejut saat rekaman itu langsung tersaji di mata mereka.

Lafira menonton beritanya dengan seksama. Ada Elaine yang wajahnya segera ditutupi dengan tangan saat kamera sengaja ingin mewawancarai dia. Tapi gadis itu hanya berteriak agar mereka menyingkir. Dia tidak mau diwawancarai. Orang-orang berspekulasi jika Elaine tidak lagi perawan. Mengingat dalam rekaman kamera tersembunyi itu, dia dan wakil direktur terlihat tenang dan berpengalaman.

Banyaknya kamera yang memotret dan membuat video laporan membuat Elaine terlihat malu. Kini citranya sebagai gadis yang lemah karena kondisi kesehatannya tidak baik pun langsung terhapuskan. Elaine terlihat baik-baik saja dan aksinya dalam rekaman video tersembunyi benar-benar tidak terlihat seperti gadis yang sakit-sakitan.

“Apakah kamu senang sekarang? Bukankah ini yang selalu kamu inginkan? Membuat dia malu di depan banyak orang?” Domian terkekeh dan mematikan televisi. Terlalu malas untuk memperhatikan hal yang tidak penting.

“Kenapa dia ingin bertemu denganmu?” tanya Lafira pelan seraya menundukkan kepala.

“Mungkin membahas kerja sama dengan perusahaan Dares. Tapi satu hal yang belum keluarga Dares tahu, aku tidak mungkin bekerja sama dengan mereka. Aku tidak kekurangan uang dan status.” Domian kembali memijat kaki gadis itu untuk membuat peredaran darahnya lancar.

“...” Lafira terdiam dan tidak tahu harus menanggapi berita tadi seperti apa.

Tak berapa lama, suara klakson terdengar diiringi dengan suara mobil berdatangan dari luar. Lafira mengerutkan kening dan mengira jika itu mungkin seseorang yang tadi dipanggil Domian. Pria itu menyiapkan kembali kursi roda dan membiarkan gadis itu duduk dengan baik. Lalu dia mendorongnya ke luar kamar.

“Siapa yang kamu panggil sebenarnya?” Lafira bertanya.

“Kamu akan tahu.” Domian hanya perlu menyiapkan kesabarannya jika Lafira tahu bahwa dia adalah bos mafia.

Setelah keluar dari lift pribadi, Domian mendorong kursi roda menuju halaman belakang. Lafira tidak mengatakan apapun. Rambutnya agak kusut karena sempat bersandar di kepala ranjang. Saat dia melihat belasan pria berpakaian hitam dan berkacamata dengan warna serupa itu berbaris rapi, ada sedikit kejutan. Belum lagi beberapa di antara mereka memiliki perlengkapan yang dikenalinya.

Para pembunuh bayaran ….

Tiba-tiba saja Lafira menegang. Bagaimana bisa Domian terhubung dengan para pembunuh bayaran? Kedua tangan yang berada di lengan kursi itu sedikit berkeringat dingin. Jika mereka kembali untuk membunuhnya, maka dia tidak segan untuk melawan.

Sementara belasan pria kekar itu berkeringat dingin juga, tak kalah dari Lafira. Mereka merasakan lonjakan aura yang lebih besar daripada milik Domian. Tak heran jika bos mereka begitu menyayangi gadis di kursi roda itu. Intinya bukan itu, tapi Lafira terlihat berbeda dari gadis kebanyakan.

Seorang pria datang terlambat dan berlari kecil ke halaman belakang. “Bos, maaf … aku terlambat,” katanya.

“Tidak apa-apa. Ini bukan pertemuan misi. Bergabunglah dan sambut nyonya rumah kalian,” ujar Domian saat menghentikan kursi roda yang diduduki oleh Lafira tak jauh dari mereka.

“Halo, Nyonya Rumah,” kata mereka kompak dan agak dingin. Tapi itu sudah menjadi kebiasaan mereka saat menjalankan tugas.

Pria yang terlambat datang tadi segera membungkuk pada Lafira. “Nyonya Rumah, namaku adalah Rick Haile, tangan kanan bos. Nyonya Rumah bisa memanggilku Rick.”

Lafira terdiam dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Satu hal yang dia tahu, Domian terhubung dengan para pembunuh bayaran. Rick Haile merasa jika gadis itu terlihat suram dan mungkin tahu apa alasannya. Lafira dulu dikejar dan selalu diincar oleh kelompok pembunuh bayaran mereka karena keluarga Dares menginginkannya menghilang dari dunia.

Sekarang melihat mereka ada di sini, pasti membuat hati gadis itu tidak baik. Ia kebingungan dan menatap Domian untuk mengambil perintah. Tapi sang bos hanya memintanya kembali ke tempat. Ia yang akan menjelaskannya pada Lafira.

Namun sebelum Domian berkata, belasan anak buahnya langsung terpental ke sisi lain dan mengaduh kesakitan. Lafira sudah menggunakan kemampuannya untuk menyingkirkan mereka karena merasa mengotori mata.

“Kamu terhubung dengan orang-orang ini?” tanyanya dingin. Dia mungkin bisa menebak jika Domian adalah bosnya.

“Ya, aku bos mereka.”

“Apakah para pembunuh yang waktu itu mengincarku juga berasal dari organisasimu?” tanyanya lagi.

“Ya, itu memang aku. Tapi waktu itu aku belum tahu jika kamu adalah anak keluarga Dares. Barulah saat aku mengetahui jika akan buahku selalu tidak kembali, aku memantaunya secara pribadi. Dengan begitu aku tahu jika kamu juga memiliki kemampuan supernatural.” Domian menjelaskan.

Mendengar penjelasan itu, Lafira sedikit tidak mau menerimanya. Domian adalah bos dari para pembunuh bayaran dan mafia dunia bawah tanah. Dan itu masih organisasi yang paling tidak dia sukai. Tanpa berkata-kata lagi, Lafira memutar kursi rodanya dan pergi meninggalkan halaman.

Kali ini Domian tidak menahannya lagi dan menatap kepergian gadis itu. Tapi sebelum Lafira menjauh, dia berkata lagi.

"Bukankah kamu ingin tahu siapa aku? Lafira, inilah identitasku. Suka atau tidak suka, kamu harus menerimanya. Yakinlah, aku akan akan melindungimu dengan baik."

Lafira sempat berhenti sejenak, tapi tidak menimpalinya. Dia benar-benar pergi dari halaman belakang.

Rick terlihat cukup gugup. "Bos, apakah nyonya rumah marah? Bisakah kalian masih bersama di masa depan, menikah dan memiliki anak?" tanyanya sembrono.