NovelToon NovelToon
Pura-pura, Menjadi Istri Tuan Muda Calvino

Pura-pura, Menjadi Istri Tuan Muda Calvino

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Obsesi / Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Tukar Pasangan
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Teriablackwhite

Caroline Damanik Dzansyana, hanya gadis malang berprofesi sebagai koki dessert di sebuah restoran Itali, dia diberatkan hidup karena harus membiayai rumah sakit ibu angkatnya yang koma selama satu tahun terakhir ini karena sebuah kecelakaan tragis.

Lalu, di suatu hari, dia dipertemukan dengan seorang wanita berwajah sama persis dengannya. Dia pikir, pertemuan itu hanyalah kebetulan belaka, tetapi wanita bernama Yuzdeline itu tidak berpikir demikian.

Yuzdeline menawarkan perjanjian gila untuk menggantikan posisinya sebagai istri dari pewaris Harmoine Diamond Group dengan bayaran fantastis—300 Milyar. Namun, Caroline menolak.

Suatu malam, takdir malah mempertemukan Caroline dengan Calvino—suami dari Yuzdeline dan menimbulkan kesalahpahaman, Calvino mengira jika Caroline adalah istrinya, sehingga dia menyeretnya masuk ke hidupnya.

Sejak saat itu, Caroline tidak pernah bisa kembali ke hidupnya. Bagaimanakah kisah selanjutnya? Apa yang akan Caroline lakukan untuk kembali ke hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teriablackwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29—PPMITMC

Tutur kata Caroline tepat menusuk jantung. Rasa sakit, kekecewaan dan merasa direndahkan sungguh terasa nyata di hati Calvino.

Pria berparas rupawan itu meredup, dia tak bisa menjawab, lelaki itu merasa ..., jika ini adalah titik murni dari pernyataan istrinya. Apakah selama ini dia benar-benar se-bejat itu?

"Gak usah lebay. Aku hanya—"

"Gak peduli!" sambar Caroline memalingkan wajahnya dari hadapan Calvino, "Tapi, aku manusia biasa, masih punya hati yang berfungsi, kecuali kalau aku mati."

Degh!

Kembali hati Calvino terguncang. Lelaki itu mendesah, bingung. Dia merasa iba, namun dia membenci kematian, lantas dia marah besar.

"Cukup, Yuzdeline! Sudah aku katakan, jangan lebay! Cemburumu itu keterlaluan, jangan membahas kematian!" sergah Calvino.

Suasana area sekitar dapur manor semakin memanas. Pertengkaran ini akan memuncak, jika tidak segera diredam, Kiara tak ingin citranya memburuk karena menjadi penggoda suami orang di depan tamu-tamu penting di luar sana.

Bergegas wanita tak tahu diri itu menyela. "Cukup. Maaf Nyonya, kalau saya membuat Anda marah, sa—"

"Emang! Ya, ngo tak lah bo doh! Punya akal 'kan?" sarkas Caroline menyela ucapan Kiara.

Udah cepetan, ih ..., usir aku, aku harus pergi dari sini, siapapun usir aku! Batin Caroline berharap dia yang akan disingkirkan.

Calvino datang dan menyeret Kiara ke belakangnya. "Yuzdeline! Aku katakan sekali lagi, jaga bicaramu! Jangan membuat aku marah!" berang lelaki itu.

Bagus.

Caroline tersengih. "Wow! Bagus sekali, Tuan Calvino. Anda bahkan lebih membela wanita itu dibanding istrimu, ck, ck, ck ...." Gadis itu mengernyit dan berdecak.

"Luar biasa," sambung Caroline bertepuk tangan, "Sepertinya saya ..., adalah wanita paling hina yang gak pantas ada di sini."

Tanpa menunggu lama lagi, Caroline segera mengendur, semakin lama dia berjalan mundur, gadis itu semakin jauh, secara perlahan keluar dari Manor yang disaksikan oleh Calvino dan semua orang.

Setibanya gadis itu di pekarangan luas kediaman utama Harmoine, tanpa sengaja dia terpergok Marisa, Bambam, Harmoine dan beberapa tamu penting.

Oh sh it! Batin Caroline berdecak, karen kaget.

Matanya membulat dengan debar dada kian membuncah. Lekas dia menundukkan wajah dengan layu, berusaha merengek—seolah dia benar-benar merasa sakit hati.

"Maaf, Kakek Harmoine ..., aku gak lebih baik dari wanita itu, sepertinya Calvino lebih memilih wanita yang entah datang dari mana itu, jadi ..., aku mau pergi, untuk memberikan mereka ruang, aku ..., hanya pengganggu," ringis Caroline berjuang keras untuk meneteskan air mata.

Marisa terperangkap amarah, dia melempar pandangan ke pintu utama manor, tatapannya menyala. "Anak itu! Apalagi yang dia lakukan," geram Marisa tak habis pikir.

Caroline bergegas melarikan diri, dia berlari kencang sampai melampaui gerbang besar Manor kediaman utama milik Harmoine.

Semua mata tertuju pada gadis yang berlari tergesa-gesa. Langkahnya terseok lirih, semua orang menjadi iba.

"Yuzdeline!" panggil Bambam mengiba.

Bukan mereka saja yang merasa ikut sakit hati atas penderitaan dan luka istri dari Calvino, namun nyaris semua wanita yang ada di sana.

Para tamu wanita yang ada di sana segera menyebar ke pekarangan luas Manor itu, mereka menatap dengan penuh amarah.

"Wanita mana yang melukai istri dari Tuan Calvino, gak tahu diri banget! Wanita mu rah an yang pastinya gak sadar diri."

Desas-desus cibiran semua orang di luar sana terdengar sampai ke dalam Manor, penilaian buruk semua orang menjadi pendorong akurat untuk semua yang ada di dalam Manor.

Calvino bergegas keluar yang segera disusul oleh Kiara. Sejatinya cibiran itu terdengar seperti ocehan banyak orang yang meriuh, tetapi mereka tergulung angin, sehingga tak begitu jelas terdengar.

Tatkala Kiara berdiri di samping Calvino, maka semua mata langsung mengintimidasi wanita itu, mereka menatap dengan tatapan geli dan j*jik.

"Oh ..., hanya seorang Caddie mu rah an."

"Duh, Tuan besar Harmoine, lain kali pilih Caddie yang lebih bermoral."

"Masa wanita perebut suami orang dijadikan Caddie khusus, ihhh."

Kiara tersudutkan. Wanita itu segera menjauh dari Calvino, lantas dia menunduk. "Maaf ..., saya gak bermaksud, tapi ini salah paham!" ungkapnya gemetaran.

"Halah ..., istri orang sampai pergi keluar sambil nangis, dan kamu bilang, salah paham?!" Seorang wanita di belakang Harmoine membentak Kiara tanpa ampun.

Mendengar istrinya menangis sambil berlari keluar rumah, mendadak hati lelaki itu tersayat. Ada rasa yang tak rela, ada suatu hal yang sulit dia terjemahkan.

Yang jelas lelaki itu merasa kali ini dia benar-benar kelewatan. Tanpa berpamitan, lelaki itu segera menyusuri pekarangan dan melipir ke basement, di mana mobilnya terparkir.

Calvino terseret oleh perasaannya sendiri, menggila tanpa tahu alasannya, bahkan lelaki itu tak sadar apa yang sedang dia lakukan, dia masih mengingat bagaimana dia terhipnotis akan istrinya.

***

Sementara Caroline telah berhasil menempuh perjalanan dengan sebuah taksi, dia sandarkan punggung ke kursi jok taksi sambil menyeka air mata palsu yang berhasil dia urai.

Huh ....

Napas sengaja dia hembuskan sampai sesak di dada akibat pelariannya segera terbuka lebar, terasa lega. "Untungnya suaminya Nyonya Yuzdeline terbiasa membiarkan istrinya pergi dengan rasa kecewa, gak peduli sama perasaannya, apalagi merasa kasihan," gumam gadis itu.

"Kalau enggak ..., mana bisa aku pergi dengan tenang kayak gini," sambungnya.

Sopir di depan melirik ke belakang melalui sebuah kaca di atasnya. "Mau ke mana, Nona?" tanya sopir itu mengemudi dengan ragu.

"Kanzha Coffee shop, Pak. Tolong cepat, ya," jawab Caroline sembari merekam setiap hal yang dia lalui.

"Baik, Nona."

Seperti arahan dari Caroline. Taksi melaju cepat, ia menyusuri jalan malam yang ramai dengan tenang, tidak bersitegang dengan siapapun, kecuali kumpulan angin yang bergumpal.

Mereka menerjang sepanjang jalan, bukan satu kendaraan, melainkan setiap kendaraan. Setelah beberapa waktu berkendara, mereka telah sampai di pekarangan luas Coffee shop milik Kanzha.

"Terima kasih, Pak." Caroline turun dari taksi setelah dia membayar taksi dengan memindai barcode.

Tanpa tunggu lama lagi, Caroline segera menjelang masuk ke bisnis yang sebenarnya dia kelola sendiri, tepatnya sejak sang ibu angkat terbaring tak sadarkan diri, koma, di rumah sakit.

Sesaat setelah dia menginjakkan kaki di tempat biasa yang dia tinggali, gadis itu menyisir semua area ramai itu dengan ke-dua bola matanya.

"Di mana dia?" katanya bertanya-tanya.

Dengan mata menyipit, gadis bertubuh kecil itu mendatangi kasir, beberapa kali dia ketuk meja. "Hanna di mana?" tanya wanita itu pada karyawannya.

Si kasir bukannya menjawab. Dia malah bengong, ternganga. Bahkan wajahnya miring seolah sedang mengingat sesuatu. "Eum ..., Bos cantik?" katanya seperti ragu.

Caroline tercengang mendengar hal itu. Apakah dengan pakaian bagus dan sedikit riasan bisa mengubah wajahnya dengan utuh.

Gadis itu menyentak meja kasir dengan tangan kanannya. "Heh! Ya iyalah! Emangnya wajah saya beda dari biasanya?" tegur gadis itu sedikit memberengut.

Si kasir itu terbelangah. Terkejut karena Caroline benar-benar cantik, terlihat seperti orang-orang kaya dengan penampilan sederhana, namun masih terasa nyata bahwa dia adalah wanita dari kalangan atas.

Wanita yang berprofesi sebagai kasir itu segera beranjak dari kursinya. "Ya Tuhan ..., Bos cantik, aku sampai gak bisa ngenalin wajah Bos can, kupikir orang lain," katanya cengengesan.

Caroline mendengkus dan menggeleng. "Udahlah, mana Hanna? Katanya ada tamu yang mau bertemu dengan saya?" tanya gadis itu mengulang pertanyaan yang sebelumnya dia urai.

"Oh ..., Bu Hanna ada di atas, lantai VIP, ruang ke tujuh," jelas si kasir.

"Okelah." Tanpa banyak bicara, Caroline bergegas mengayuh langkahnya menaiki tangga, menuju lantai VIP yang ada di lantai dua gedung bisnis itu.

Kling!

Baru beberapa detik Caroline menaiki tangga, dua orang lelaki bertubuh tegap nan menawan memasuki Coffee shop, satu dengan ekspresi tenang, namun mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan.

Lelaki lain tersengal-sengal, mencari sesuatu, dia gelisah, takut dan bingung. Seolah dia mencari seseorang dan telah kehilangan jejaknya.

"Ke mana dia?" kata mereka serempak.

(Siapakah mereka? Ada yang bisa nebak, siapa dua lelaki yang masuk ke Kanzha Coffee shop setelah Caroline berhasil naik ke lantai VIP?)

To be continued ....

1
Queen Alma
tapi kan Caroline diculik dalam keadaan gx bawa apa2 ya, pakaian aja dia pakai punya Yuz, trus parfumnya itu parfum siapa 🤔🤔
Teriablackwhite: Caroline pakai parfume-nya secuil, kalau yuz setengah botol
total 1 replies
Queen Alma
sejak ketemu Caroline
Queen Alma
istri sah mungkin ya Thor 🤔🤔
Teriablackwhite: Bahasa anak zaman now 🤭 istri sah jadi istri kandung
total 1 replies
sarinah najwa
kapan yah calvino bisa membedakan yuzdeline dan Caroline 😙
sarinah najwa
semoga setelah Calvino cinta dan bucin sama Caroline, yuzdeline kembali menjadi istri calvino. Dan menyikirkan Caroline dengan licik dan penuh drama...,🙄
Queen Alma
Waahh, anganku melayang jgn2 Calvino mau main sosor anak org dah 🙈🙈
Queen Alma
apa ini permainan Yuzdeline?
Queen Alma
Dennis takut ketahuan yaaa kalau itu Bunda Caroline bukan Mama Yuz
Queen Alma
kan Caroline di rumah Calvino ya, trus yg mengundurkan diri itu siapa? 🤔🤔🤔
Davika15
Ikatan apa nih
Davika15
Meski ucapannya bener, tapi Yuzdeline terlalu kasar
Queen Alma
kira2 ngambil apa ya Dennis
Queen Alma
weh, untung banyaaakk 😭😭🤧🤧🤧
Teriablackwhite: Lumayannn, daripada gratisan katanya
total 1 replies
Queen Alma
mukegileeee 😅😅😅😅
Queen Alma
timpuk aja sih, nyebelin bgt Calvino 😅😅🤭🤭
Queen Alma
kasian Caroline 🤭🤭🤭
Moga aja Calvino gk kebablasan
Teriablackwhite: Gak kok, amann
total 1 replies
Queen Alma
Jangan Cal, dia bukan istrimu, jgn main sosor karena cemburu ya 🤏🤭
Teriablackwhite: Perasaan cemburu muncul pas Caroline, sebelumnya dia mana peduli 😂
total 1 replies
Queen Alma
ketika istrinya pulang Calvino udah jatuh cinta sama Caroline heheeee
Queen Alma
entahlah, apa yg diinginkan Marisa sebenernya, bkin pusing aja 🤭😅
Queen Alma
disaat Calvino mulai sedikit kasihan eh yg di rumah lain Yuzdeline 😅😅😅

nasib mu yuz, anyep bgt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!