Menikah Dengan Om Sahabatku.

Mata Alana membulat, saat melihat siapa yang membuka pintu.

"Kau..!" seru Alana.

'Hai Alana, kami datang mengunjungi mu. Teman-teman kampus sudah merindukanmu ," ucap Gaby dengan berpura-pura baik, sedangkan tatapan matanya melirik Richard yang duduk disamping Alana.

"Munafik." dalam benaknya Alana saat mendengar ucapan Gaby yang penuh kepura-puraan.

Dengan santainya, Gaby mendekati Alana dan memeluknya.

"Aku kira kau mati, ternyata kau baik-baik saja." bisik Gaby, pada saat dia memeluk Gaby. Sehingga hanya Alana yang mendengarkan ucapan Gaby.

"Dasar manusia titisan setan." geram Alana mendengar perkataan Gaby.

"Semoga kau cepat sehat yang Alana ," ucap Eline yang berada dibelakang Gaby.

"Iya Al, semoga bisa kuliah lagi ," ucap Lily juga.

Mata Gaby terus menatap Richard, dan terlihat senyum terus dibibirnya.

"Keren nih cowok, apanya Alana ya ?" pertanyaan dalam benaknya.

"Al, Om keluar dulu ya ," ucap Richard, karena merasa tidak nyaman. Mata Gaby terus memandangi dirinya.

"Iya Om ," jawab Alana yang mengetahui bahwa Gaby terus melihat kearah om nya tanpa malu-malu.

Richard keluar dari ruangan Alana tanpa berbicara dan melihat kearah Gaby dan teman-temannya.

"Alana, siapa mu itu ?" tanya Gaby.

"Kenapa kau tanya-tanya ?" jutek Alana menanggapi pertanyaan Gaby.

"Aku sepertinya berminat dengannya, cowok yang dewasa dan tidak tersentuh. Dan sepertinya sulit ditaklukkan," ucap Gaby dengan tidak tahu malunya.

"Kau kira aku setuju kau mendekati Om ku, ha..ha.. kau sungguh tidak tahu malu." Alana menertawai Gaby.

"Oh..dia Om mu ? baguslah, aku nanti jadi tante mu ," ucap Gaby.

"Jangan mengharapkan yang tidak mungkin terjadi," ujar Alana.

Alana dan Gaby saling serang, sedangkan Lily dan Eline hanya sebagai pengamat.

"Eline, kau jangan ikut campur masalah mereka ." ingatkan Lily kepada Eline yang sering ikut masuk jika Gaby sedang berdebat dengan seseorang.

"Iya" jawab Eline.

"Om mu sudah dewasa, kau tidak bisa melarang dirinya. Kau hanya keponakan," kata Gaby.

"Om ku hanya cocok dengan Aisha, kau tidak cocok ," kata Alana.

"Ha..ha.. ternyata kau ingin menjodohkan om mu dengan anak haram itu, ingat Alana. Anak haram itu tidak akan bisa mengalahkan diriku, orangtuaku seorang keturunan yang jelas. Sedangkan sahabat mu itu orang tuanya saja tidak jelas," ucap Gaby.

"Kau jangan menghina temanku yang kau bilang tidak Jelas itu, dia sudah mengalahkan dirimu sekali. Contohnya David tergila-gila dengan dirinya. ha..ha..kau kalah kalah telak dengan anak tak jelas." ledek Alana, dan menertawai Gaby dengan sinis.

"Kau..!" Gaby marah, tangannya terangkat ingin memukul Alana.

"Apa..? berani kau menyentuhku."

"Gaby ." Lily menghampiri Gaby dan memegang tangan Gaby yang terangkat untuk memukul Alana.

"Ayo kita pulang, jangan membuat masalah disini." Lily menarik Gaby untuk keluar.

"Bawa pulang teman kalian yang tidak waras itu, jangan sampai gila dia disini !" seru Alana kepada kedua temannya Gaby.

"Lepas Lily..!" seru Gaby, dan berusaha untuk menepiskan pegangan tangan Lily.

"Ayo kita pulang Gaby, bagaimana jika Om Alana kembali. Apa kau ingin mencari masalah dengannya ?" ingatkan Lily, membuat Gaby berhenti meronta.

"Awas kau Alana, aku akan membalas dirimu. Aku akan membuat kau menangis, ingat itu ." Gaby keluar dari dalam kamar Alana, dan didepan pintu dia bertemu dengan Richard yang baru kembali luar.

Gaby menatap Richard dan menyapanya.

"Hai Om, kita belum berkenalan. kami teman kuliah Alana, kami itu best friend dengan Alana ." Gaby mengulurkan tangannya, dan Richard menerima uluran tangan Gaby.

"Saya om Alana ," jawab Richard.

Richard berusaha melepaskan genggaman tangan Gaby, tapi Gaby masih memegang tangan Richard.

"Nona, maaf. Tolong lepaskan tangan saya ," ujar Richard.

"Hehe..maaf, tangan Gaby sepertinya ada lem nya ," ucap Gaby sambil menampilkan senyum manis dari bibirnya, dan melepaskan genggaman tangannya.

"Om, kami mau makan. Om ikut dengan kami, sebagai tanda perkenalan kita ," ucap Gaby.

"Maaf, saya ingin menemani Alana. Dia hanya sendirian," kata Richard.

"Dia tidak akan apa-apa ditinggalkan sendirian Om, di sini ada suster yang akan menjaga dirinya," ucap Gaby yang berusaha agar Richard mau menerima ajakannya.

"Maaf saya tidak bisa, permisi." Richard kemudian berlalu dari hadapan Gaby dan kedua temannya.

"Wow..keren, makin tertarik aku. Penuh dengan tantangan, Aisha. kau akan kalah ." terlihat smirk dibibirnya.

"Gaby, dia sudah dewasa. Kau itu baru 20 tahun, jangan bermain-main dengan pria dewasa." ingatkan Lily.

"Iya Gaby, kau tidak takut dengan papa dan mamamu. Mereka pasti tidak setuju kau dekat dengan pria yang dewasa." ucap Eline.

"Aku hanya ingin main-main, bukan ingin menikah dengannya. Sudah, jangan kalian ceramahi lagi aku. Ini hidupku." Gaby meninggalkan keduanya.

"Biarkan saja Lily, percuma kita larang. Dia tidak akan mau dengar," kata Eline.

Eline dan Lily mengikuti Gaby yang sudah terlebih dahulu keluar dari dalam rumah sakit.

Tanpa menunggu kedatangannya, Gaby membawa mobilnya melesat meninggalkan rumah sakit.

"Lah.. kenapa kita ditinggalkan?"

"Biar saja kita ditinggalkannya, dia pasti sedang marah," kata Lily.

"Terus kita pulang bagaimana ? apa kita jalan kaki lagi seperti tadi lagi ?" tanya Eline.

"Aku ada uang untuk naik taxi " kata Lily.

"Kau ada uang, kenapa tadi kita jalan kaki ?" tanya Eline.

"Kampus kerumah kita jaraknya sangat dekat, untuk apa buang-buang uang." rumah Lily dan Eline saling berdekatan, dan tidak jauh dari tempat mereka kuliah.

"Dasar pelit." gerutu Eline.

***

Didepan kampus, Dony menunggu Aisha yang baru keluar dari dalam gedung kampus.

"Aisha." panggil Dony.

"Ada apa menunggu ku ?" tanya Aisha .

"Bagaimana keadaan Alana ?" tanya Dony, yang sangat ingin bertemu dengan Alana. Tapi Alana belum mau bertemu dengan dirinya.

'Keadaan Alana baik saja, walaupun belum sepenuhnya pulih," kata Aisha.

"Apakah dia masih membenci diriku ?" tanya Dony.

"Masih."

Mendengar ucapan Aisha, Dony menjadi sedih dan terlihat raut wajahnya yang down.

"Dony, jangan patah semangat dulu. Mungkin satu hari nanti Alana akan mendengarkan apa penjelasan mu ."

"Hari ini kau akan kerumah sakit ?" tanya Dony.

"Iya, ini aku mau kesana. Sudah janji dengan Mayang mau beri kejutan kepada Alana, semoga kau tidak lupa. Hari ini Alana berulang tahun ," kata Aisha kepada Dony.

"Aku tidak lupa, aku mau kau membawakan kue dan memberikan kepada Alana. Tapi jangan beritahu bahwa kue itu dariku ," kata Dony.

"Kenapa Alana tidak boleh tahu ?"

"Dia pasti tidak akan mau memakannya, please.. jangan beritahu ya kue nya dari ku." mohon Dony.

"Ok..oke, aku tidak akan mengatakannya," kata Aisha.

"Mana kuenya ?"

"Ada di mobil, ayo sekalian ku antarkan kerumah sakit."

"Tapi aku sudah janji dengan Mayang, dia akan menjemput kesini ."

"Hubungi dia, biar jangan datang."

Aisha mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Mayang, agar tidak menjemput dirinya.

"Ayo, Mayang tidak jadi menjemput diriku."

Bersambung...