Wheel Of Love

Hati yang lelah jiwa yang rapuh itulah yang di rasakan Viona saat ini, setelah melihat video Husein nafasnya semakin sesak...

Perasaan bersalah menghantui dirinya, selama ini dia menganggap Husein lah yang jahat kepadanya tapi setelah mendengar apa yang baru saja di putar di layar Tv nya Viona begitu menyesali perbuatannya.

Dengan menyandarkan kepalanya diatas lutut yang ada di atas sofa Viona terus menangis mencerna semua yang telah terjadi padanya.

"seandainya saat itu aku melawan papa mungkin kita akan bersama kak... dan kamu tidak akan menderita seperti itu, kak maafkan aku...maaf aku sudah menerima pernikahan ini..hiks..hikss..hikss..hiksss"gumam Viona dalam hati.

Rasa sesal yang di hadapinya saat ini begitu mendalam, Viona mengurung dirinya diruang karaoke milik Reza, memutar lagu dengan volume yang keras untuk meluapkan semua yang dirasakannya.

Kesedihannya semakin bertambah ketika mengingat kejadian dimana suaminya sedang bermesraan di resto dengan perempuan lain.

"Kamu jahat mas Reza...jahat...jahat..jahaaat.."teriak Viona diruang itu. Tanpa mengganti pakaian nya Viona merebahkan dirinya di sofa panjang.

Rasa lelah di hati, fikiran dan di sekujur tubuhnya membuat Viona memejamkan matanya dengan cepat.

**

Resah dan gelisah saat ini menjalar di hati Reza. Meeting yang tak kunjung selesai membuatnya semakin gusar.

Isi kepalanya dari tadi hanya Viona, Viona dan Viona. Rasa bersalah dan takut di tinggalkan oleh Viona menyeruak di hatinya.

Reza juga heran pada dirinya sendiri yang takut ditinggal pergi Viona, entah sejak kapan rasa ingin memiliki itu ada pada dirinya.

Hampir pukul 4 sore meeting ini tak kunjung selesai, karena banyak yang harus di selesaikan saat ini juga.

Sebagai CEO yang bertanggung jawab Reza tetap harus mengikuti meeting ini, Adit yang sedari tadi melihat keresahan di wajah atasannya mencoba bertanya pada Reza.

"Maaf pak, apa bapak ingin melanjutkan rapat ini atau kita lanjutkan besok saja?"tanya Adit.

"lanjutkan saja dit sampai selesai, jangan menundanya biarpun hari ini harus lembur" jawab Reza.

"baik pak" ucap Adit.

Rapat yang membahas keuangan perusahaan benar-benar menyita waktu yang lama, semua yang ada di ruang meeting ini terpaksa harus lembur sampai jam 7 malam.

Setelah menyelesaikan meeting nya, Reza segera masuk ke ruangannya dengan di ikuti Adit.

"pak Reza kantor cabang yang ada di bali sedang ada masalah, bapak harus datang kesana langsung" ucap Adit.

"kapan jadwalku kunjungan kesana dit?"tanya Reza sambil membereskan laptop dan ponsel yang ada di atas mejanya.

"lusa bapak akan berangkat ke bali" jawab Adit

"oke, siapkan semua yang di butuhkan dit." ucap Reza. Setalah itu Reza langsung berjalan keluar dari ruangannya. Dengan langkah cepat Reza melangkahkan kakinya keluar dari perusahaan dan menuju mobilnya.

Di perjalanan pulang, Reza memikirkan apa yang harus di jelaskan pada Viona nanti, bagaimana menghadapinya dan bagaimana dia harus bersikap.

"huuufft...kenapa aku begitu takut dia pergi meninggalkanku, tidak mungkin kan aku jatuh cinta dengan Viona secepat ini, aku masih mencintai Mirna, aku masih menginginkan Mirna, tapi kenapa setiap dekat dengan Viona jantungku berdetak lebih kencang apalagi tadi saat aku kepergok berduaan dengan Mirna, jantungku rasanya mau copot." gerutu Reza sambil mengetuk ngetuk setir mobilnya.

"apa sih yang terjadi padaku saat ini??padahal aku baru satu bulan tinggal satu atap dengan Viona, apa yang membuatku berdebar ketika dekat dengannya?bahkan dengan Mirna pun aku tidak pernah merasakan debaran seperti saat dekat dengan Viona." lanjut Reza sambil terus menelusuri jalanan ibu kota yang sedikit padat.

Pikirannya melayang jauh sampai tak terasa dirinya sudah sampai di halaman rumahnya.

"haaah...apapun yang terjadi harus aku hadapi". ucap Reza sambil membuka pintu mobilnya..

🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥