⚠️Warning! MC badboy garis keras!
Lelah dengan sulitnya hidup, Yofan memutuskan melakukan pesugihan mbah jenggot. Mencari tumbal perawan, itulah yang harus dilakukan oleh Yofan.
Dengan wajah tampan dan kekayaan, Yofan menjebak banyak gadis untuk dijadikan tumbal. Gadis itu akan ditiduri olehnya, lalu meregang nyawa. Yofan sudah terbiasa dengan sesi penumbalan setiap bulan purnama. Namun semuanya berubah saat Yofan bertemu Amel dan Rona, kedua gadis itu berbeda dari wanita yang pernah dia temui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30 - Amel
Yofan tentu kaget saat mendengar Amel berucap begitu. Entah kenapa dia merasa gugup. Namun walaupun begitu, dirinya berusaha tenang.
"Maaf... Maksud Mbak apa ya? Saya datang ke sini cuman pengen bantuan dari Mbak Safira sebagai narasumber terkait tesis yang saya kerjakan," tutur Yofan panjang lebar. Dia lalu melangkah lebih dekat ke arah Safira dan mengulurkan tangan.
"Kenalkan saya Ardani Ramdhan," ucap Yofan.
"Safira." Safira menyambut tangan Yofan. Keduanya saling bersalaman.
Berbeda dengan Amel yang tampak panik. Dia menarik Safira dan berucap, "Mbak! Ikut aku bentar. Aku ingin bicara."
"Baiklah." Safira mengangguk. Sebelum pergi, dia menyuruh Yofan duduk terlebih dahulu. Selanjutnya barulah Safira pergi bersama Amel. Keduanya bicara empat mata.
"Kau kenapa, Mel?" tukas Safira.
"Mbak harus percaya sama aku. Cowok yang tadi berbahaya. Aku bisa melihat dia membawa aura gelap. Mbak Safira harus hati-hati. Dia kayaknya bukan cowok biasa." Amel memegangi tangan Safira. Ia bicara serius sekali.
"Apaan sih kamu, Mel. Aura gelap bagaimana, orang mukanya ganteng gitu. Malah Mbak lihatnya bersinar banget," tanggap Safira sambil terkekeh. Menganggap Amel tidak serius.
"Aku serius, Mbak. Mbak lihat dia bersinar karena itu memang tipu muslihatnya," ujar Amel.
"Udah ah, Mel. Lagian ini terkait kerjaan. Kau nggak usah berpikir yang tidak-tidak."
"Aku indigo, Mbak! Aku bisa melihat sesuatu yang nggak Mbak lihat. Dan aku bisa melihat ada banyak makhluk mengerikan yang mengikuti cowok itu!" Karena merasa terdesak, Amel mengatakan rahasia terbesarnya. Padahal dia selalu berusaha menyembunyikan fakta bahwa dirinya seorang indigo.
"Astaga, Mel... Udah ya." Namun sayangnya Safira tetap tak percaya. Dia kini beranjak dari hadapan Amel.
Amel mendengus kasar. Dia sebenarnya sudah menduga kalau Safira tak akan percaya. Perempuan itu adalah dosen psikologi, Safira selalu skeptis jika berkaitan dengan hal-hal mistis. Terutama hal yang baru diberitahukan Amel tadi.
...***...
Yofan menunggu dengan gelisah. Di sisi lain dia juga merasa penasaran dengan sosok Amel.
'Aneh sekali. Apa dia tahu kalau aku ingin menjadikan Safira tumbal? Tapi bagaimana bisa dia tahu?' batin Yofan. Bersamaan dengan itu, Safira datang. Seketika senyuman mengembang di bibir Yofan. Keduanya lantas segera membicarakan perihal tujuan kedatangan Yofan.
Yofan menjelaskan semua keperluannya. Dia juga tak lupa berbicara tentang hal yang disukai Safira. Jelas tujuannya itu untuk membuat Safira semakin tertarik dengan Yofan.
Benar saja, pembicaraan Yofan dan Safira terjadi hampir tiga jam. Safira bahkan sampai lupa dengan jadwal mengajarnya. Setelah ada mahasiwa yang datang mengingatkan, barulah Safira ingat.
"Astaga! Aku hampir lupa dengan jadwalku!" Safira menepuk jidatnya sendiri. Ia tersenyum malu.
"Maaf ya, Mbak. Ini semua gara-gara aku. Kalau begitu sebaiknya aku pamit." Yofan berdiri dari tempat duduk.
"Maaf ya, Dan. Nanti kita bicara lagi," sahut Safira sambil mencari buku untuk keperluan mengajar.
"Nanti aku akan hubungi Mbak," balas Yofan. Dia pergi sambil tersenyum puas. Meski sempat ada gangguan dari Amel, tetapi sepertinya itu sama sekali tak berpengaruh pada Safira.
Sekarang Yofan kembali ke mobilnya. Namun langkahnya terhenti saat ada yang memanggil.
"Hei!"
Yofan menoleh ke arah sosok yang memanggilnya. Ternyata dia adalah Amel.
"Kau..." ujar Yofan.
Amel mendekat sambil berkacak pinggang. "Menjauhlah dari Mbak Safira! Jangan ganggu dia!" tegasnya.
"Atas dasar apa kau melarangku? Lagi pula, aku ada urusan yang terkait dengan Safira. Harusnya kau yang jangan mengganggu," balas Yofan. Dia membuka pintu mobil.
"Aku tahu apa yang kau lakukan. Apa kau mau aku menyebarkannya pada semua orang?" imbuh Amel. Kali ini dia melipat tangan di depan dada.
Yofan tidak jadi masuk ke mobil. Ia berbalik badan menghadap Amel.
"Aku benar-benar tidak mengerti kau bicara apa. Sebaiknya Mbak pergi ke rumah sakit. Sepertinya kepalanya cedera," tukas Yofan.
Amel tersenyum lebar. "Kau melakukan pesugihan kan? Dan Mbak Safira sekarang akan kau jadikan tumbal selanjutnya!" balasnya.
Yofan terhenyak. Dia semakin penasaran dengan sosok Amel. Mengganggu, tapi juga sangat menarik.
Ibarat pepatah "menyelam sambil minum air".
Biasanya yg sering terjadi pelaku pesugihan akan hidup dalam ketakutan konstan karena mereka selalu dibayangi oleh arwah korbannya dan seringkali berakhir dengan kesengsaraan dan ketidakbahagiaan bagi pelakunya.
Selain itu, kesialan dan musibah akan menghantui hidup mereka, seolah-olah harga yang harus dibayar untuk mencapai tujuan dengan cara yang sangat gelap.
🤔🤔🤔