NovelToon NovelToon
Ku Balas Pengkhianatan Dengan Setimpal.

Ku Balas Pengkhianatan Dengan Setimpal.

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Mengubah Takdir
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Arini gadis 25 tahun menjadi pewaris tunggal . Ayahnya meninggal 1 tahun yang lalu. Arini sejak kecil sudah diasuh oleh ibu tirinya dan juga kedua saudara tirinya. Selam ini keluarganya baik kepadanya dan penuh kasih sayang.

Siapa sangka ternyata di balik semua itu ada rencana, satu persatu kebusukan ibu tirinya dan kedua saudaranya terungkap, Arini mendapatkan pengkhianatan dari kekasihnya dengan adanya perselingkuhan.
Tabiat laki-laki yang dia pikir selama ini mencintainya, juga sudah mulai terungkap ketika Arini memberikan posisi Direktur di Perusahaan.
Arini mulai dicampakkan ketika aset keluarganya memiliki saudara tirinya dan calon suaminya. Arini bahkan dibuang dan mendapat caci maki dari orang-orang akibat jebakan yang dari keluarganya.
Sampai akhirnya Arini kembali bangkit dari keterpurukan untuk membalas semua dendamnya. Dari mengambil seluruh apa yang telah menjadi miliknya dan menjadikan orang-orang yang telah menghancurkannya saling menusuk satu sama lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7 Di Campakkan.

Perkataan tajam Arini mendapatkan tamparan keras dan itu bukan dari Mona melainkan Irena yang melayangkan tangannya membuat Arini kaget memegang pipinya dan melihat ke arah Irena.

"Kamu mengatakan hal seperti itu kepada Mona dan sama saja berbicara dengan saya!" tegas Irena menekan suaranya.

"Mama menampar Arini karena perkataan yang Arini katakan adalah benar. Mona jelas-jelas bersalah dan Arini yang di pojokkan seperti ini!" ucapnya dengan air mata yang jatuh dan suaranya tampak bergetar.

"Arini kamu seharusnya tahu batasan dalam berbicara dan juga bertindak. Kamu jangan menyalahkan jika seorang pria tidak mencintai kamu dan kamu harus mengoreksi diri kamu kenapa pria itu lebih memilih orang lain dibandingkan kamu dan kamu juga harus pintar jangan bodoh karena cinta dan sekarang kamu menyalahkan orang lain," ucap Irena.

"Ternyata bener apa kata orang-orang ibu tiri tidak akan pernah menjadi ibu kandung dan dia tidak akan pernah adil dengan anak-anaknya," sahut Arini.

"Kamu benar! Saya tidak mungkin memberikan seluruh kasih sayang saya kepada kamu yang bukan darah daging saya dan saya sudah capek selama ini berpura-pura di depan almarhum Ayah kamu dan saya pikir ketika Ayah kamu pergi, maka sandiwara itu akan selesai dan ternyata akan tetap ada. Arini betapa sulitnya sebagai seorang ibu ketika putri kandungnya dimarahi dan dia harus membela anak dari suaminya," ucap Irena.

"Jadi selama ini Mama tidak pernah tulus kepada Arini?" tanya Arini memastikan.

"Benar," jawab Irena.

"Kalian semua benar-benar keterlaluan, kalian semua jahat. Kalian tidak menggunakan hati dan perasaan kalian untukku dan maka aku juga tidak akan menggunakannya. Pengakuan Mama telah menghancurkan perasaanku dan lebih baik kalian semua pergi dan jangan pernah sentuh harta ayahku sedikitpun!" tegas Arini dipenuhi dengan amarah.

Tiba-tiba saja Irena tertawa mengejek kemarahan itu membuat Arini heran.

"Harta apa yang kamu katakan. Perusahaan yang sudah kamu hancurkan dan kamu tidak diterima lagi di sana atau aset-aset keluarga yang sudah kamu alihkan?" tanya Irena.

"Apa maksud Mama?" tanya Arini.

Irena tersenyum dan mengambil dokumen yang berada di atas meja dan kemudian memperlihatkan kepada Arini membuat Arini kaget.

"Arini kamu telah menandatangani pengalihan aset keluarga kamu dan kamu masih bisa mengatakan bahwa semua ini milik kamu," ucap Irena membuat Arini benar-benar terkejut dan sementara Mona dan Dellon tersenyum penuh kemenangan.

Mata Arini melihat langsung ke arah Meisya, Meisya sejak tadi hanya diam saja dengan jari-jarinya saling memencet dan bahkan tidak berani melihat Arini.

"Kak Meisya apa ini maksudnya?" tanya Arini.

Dia mengingat beberapa minggu lalu pernah diberikan berkas oleh Meisya dan ditandatangani olehnya dan bahkan dokumen tersebut sama persis walau Arini tidak membacanya.

"Arini daripada kamu berteriak-teriak tidak jelas di rumah ini dan sebaiknya kamu masuk ke kamar kamu dan beristirahatlah dengan baik. Kamu jangan khawatir kami tidak akan mengusir kamu dari rumah ini dan bagaimanapun kamu masih memiliki hak, tetapi kurang ajar dan kata-kata kamu harus kamu jaga dan jika kamu sampai mengatakan hal seperti itu lagi di depan saya, saya yang akan merobek mulut kamu!" tegas Irena.

"Kak Meisya jelaskan semua ini?"

"Apa yang Kakak lakukan?"

"Kak Meisya!" Arini mencoba menghampiri Meisya dengan meminta penjelasan tetapi langsung ditahan Mona dan didorong oleh Monas sehingga Arini terjatuh terduduk di lantai.

"Makanya jadi perempuan itu jangan bodoh, kamu terima saja akibat kebodohan kamu yang tidak berpikir panjang!" sinis Mona.

Dengan air mata dan nafas naik turun. Arini mengangkat kepalanya melihat wajah-wajah orang yang bahagia di atas penderitaannya yang telah menipunya selama ini.

"Kamu ingin menyampaikan sesuatu Arini?" tanya Mona.

"Ternyata bener apa yang dikatakan orang. Ketika gembel dimasukkan ke dalam istana, maka mereka akan serakah dan hidup penuh dengan sandiwara untuk mendapatkan apa yang mereka mau," ucap Arini dengan menekan suaranya dan menatap tajam orang-orang yang ada di ruang tamu itu.

Irena, Dellon dan Mona mengepal tangan tidak terima dengan perkataan itu.

"Mona selalu merebut apa yang aku miliki, kamu tidak sadar siapa dirimu dan tidak pantas bersaing denganku," ucapnya

"Kalian semua tidak tahu terima kasih, kalian jahat, tidak tahu diri, serakah...."

"Diamlah...." Irena tidak mampu mengendalikan dirinya dan ingin melayangkan tangannya pada pipi Arini untuk kedua kalinya.

"Ma sudah cukup!" Meisya berdiri dari tempat duduknya menghalangi sang ibu.

"Sudahlah hentikan semua ini dan cukup!" tegas Meisya.

"Sudahlah, Kak. Kita sudah mendapatkan apa yang kita mau dan berhenti bersandiwara," sahut Mona.

"Diamlah kamu Mona," tegas Meisya.

Kemudian Meisya berjongkok di depan Arini.

"Arini kamu tidak ada gunanya berbicara seperti itu lagi, kamu hanya akan semakin sakit saja," ucap Meisya mengusap air mata Arini.

Tangan Meisya tiba-tiba ditahan dengan tatapan mata Arini yang sangat tajam.

"Kakak tahu orang yang paling aku benci saat ini adalah Kakak," ucapnya dengan menekan suaranya.

"Jika Mona, Mama dan Dellon bersikap seperti ini kepadaku dan aku merasa hal itu wajar, karena sejak dulu aku memang tidak melihat ketulusan di wajah mereka. Tetapi berbeda dengan Kakak. Aku melihat ketulusan dan ternyata itu hanya topeng," ucap Arini.

"Kebencianku lebih besar kepada Kakak saat ini. Kakak sangat menakutkan," ucap Arini dengan penuh kekecewaan.

"Arini sudah tidak ada gunanya berbicara seperti itu lagi, hidup ini penuh realita. Jangan menyalahkanku jika kamu memberi kepercayaan kepadaku. Aku sering mengingatkan untuk selalu berhati-hati dan jangan polos," ucap Meisya.

Arini mendengar perkataan itu menyergah nafas dengan tersenyum getir melihat wajah Meisya yang sama seperti keluarga yang lainnya tidak merasa bersalah.

"Jika kehadiran kamu sudah tidak diterima di manapun, maka carilah tempat lain dan semoga saja depannya kamu tidak menjadi wanita polos dan bodoh," ucap Meisya yang justru menjadi orang pertama mengusirnya.

"Jahat!" hanya kata itu yang dia ucapkan.

***

Arini harus menerima nasibnya sekarang berjalan di bawah derasnya air hujan dengan tangisannya yang sangat kencang dan air mata membasahi pipinya.

Arini tidak membayangkan hidupnya saat ini seperti apa, dia mengingat bagaimana pertama kali ayahnya membawa Irena dan kedua putrinya datang ke rumahnya.

Sikap Arini emang tidak sepenuhnya menerima kehadiran keluarga baru itu, tetapi Irena mampu meluluhkan hatinya dan kebaikan Meisya juga mampu membuatnya merasa dicintai.

Tetapi semua yang dia dapatkan justru kebohongan dan kepalsuan, Arini tidak bisa menggambarkan betapa sakitnya hatinya dikhianati oleh calon suaminya dan juga Meisya hanya memanfaatkannya.

"Papa kenapa harus pergi dan membiarkan Arini mendapatkan semua ini!" ucapnya memeluk tubuhnya yang basah dengan pakaian yang basah dan juga sangat kotor.

Tin-tin-tin

Suara klakson mobil terdengar begitu kuat membuat Arini membalikkan tubuh, cahaya mobil tersebut menerpa wajahnya dengan Arini menyilangkan tangannya.

"Aaaaaaaa!" suara teriakannya terdengar begitu kencang dengan tubuhnya tertabrak mobil tersebut sampai melanting sehingga jatuh ke aspal dan darah berkeluaran dari kepalanya.

Mata Arini melihat ke atas langit dengan air hujan membasahi tubuhnya.

"Kalian benar-benar jahat, aku tidak akan pernah memaafkan kalian. Kalian harus membayar semua yang kalian lakukan kepadaku," ucapnya dengan air mata kembali jatuh.

"Jika aku diberikan kesempatan hidup satu kali lagi, maka yang akan aku lakukan membalas semua perbuatan kalian dan merasakan apa yang aku rasakan," batin Arini perlahan memejamkan matanya.

Keadaannya kritis di tengah aspal tersebut dengan darah yang terus mengalir dan tubuhnya sudah tidak bergerak lagi.

Bersambung....

1
Sunaryati
Sayang Arini tidak mendengar percakapan mereka, jika dengar bisa diperlihatkan Aditya.
Sunaryati
Tipo Arini bukan Aluna
Sunaryati
Benar dugaanku Dellon akan menggaji Meysia, sebenarnya kasihan, tapi itulah harga yang B harus kalian bayar atas perbuatannya pada Aluna
Sunaryati
Dellon pasti memanfaatkan keadaan Meysia, yang sedikit kehilangan kesadaran karena mabuk. Sedangkan Arini dan Aditya makin dekat.
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Sunaryati
Arini kamu itu CEO kok bisa keluyuran, bukankah tugasmu berat harus memperbaiki perusahaan karena kekacauan yang dibuat Dellon. Katanya mau membuat perusahaan peninggalan orang tuamu lebih berkembang. Jangan fokus balas dendam. Membuat perusahaan semakin bagus itu juga cara balas dendam.
Sunaryati
Arini kamu benar- benar total balas dendammu, kepada semua yang merebut dan menikmati harta peninggalan orang tuamu yang sepenuhnya menjadi milikimu.
Sunaryati
Kebohongan tidak selalu menang, Dellon. Meysia apa kau bisa sabar menghadapi Aditya yang tampaknya hatinya mulai goyah, karena tingkahmu. Jika kau bisa terus sabar dan mengalah, semoga tak lelah
Sunaryati
Meysia semoga kesombongan kamu membawa kehancuranmu. Seperti sumpah Psk Anton. Dan Meysia juga putus pertunangannya dengan Aditya, karena Aditya semakin tertekan dan tidak nyaman karena banyak tuntutan dari Meysia.
Sunaryati
Kamu benar Aditya, Meysa baru tunangan belum jadi sudah mau mengendalikan kamu. Mantaap dengan ketegasanmu, masalah perusahaan. Firasat nenekmu mungkin benar kalau Masa bukan wanita baik. Seharusnya kamu juga merasakan jika keluarga Meysa tidak baik, karena menguasai semua peninggalan orang tua Arini.
Sunaryati
Semua dilanda ketakutan, yang membuat Arini semakin mudah melumpuhkan semuanya
Ninik
seneng ada cowok kaya Aditya tegas dan g bisa diatur oleh perempuan blm jadi istri lagaknya dah lebih2 dari istri sah yg nglabrak pelakor aja
Ida Mamanya Akas
putusin aja si Mesyanya, dit....
Sunaryati
Semoga apa yang menjadi milikmu kembali, Arini
Sunaryati
Apakah orang tua Arini tidak meninggalkan wasiat, seharusnya semua milik orang tuanya jadi milik Arini, karena dia satu- satunya ahli waris.
Sunaryati
Buktikan kamu bisa Arini
Sunaryati
Ambil saham Dellon untuk mengurangi uang di perusahaan, maka dia tak punya hak suara lagi, alias msti kutu.
Sunaryati
Kenapa semua orang di rumah itu tidak melakukan apapun selain mendebat, apa Arini punya sesuatu yang bisa membuat mereka tidak berani melawan dengan kekerasan pada Arini?
Nurika Hikmawati: Halo sahabat pembaca,

Aku baru saja menulis novel terbaru. SIAPA AKU DISISIMU

Bercerita tentang seorang wanita yang baru terbangun dari koma, dan tiba-tiba sudah memiliki suami.

Mampir yuk, semoga sesuai dengan genre kamu.

Terima kasih 🙏🏻
total 1 replies
Sunaryati
Kamu bisa saja membuat Meisya semakin kalap 🤣🤣🤣
Sunaryati
Meisya tambah marah nanti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!