Ayunda Nafsha Azia, seorang siswi badung dan merupakan ketua Geng Srikandi.
Ia harus rela melepas status lajang di usia 18 tahun dan terpaksa menikah dengan pria yang paling menyebalkan sedunia baginya, Arjuna Tsaqif. Guru fisika sekaligus wali kelasnya sendiri.
Benci dan cinta melebur jadi satu. Mencipta kisah cinta yang penuh warna.
Kehadiran Ayu di hidup Arjuna mampu membalut luka karena jalinan cinta yang telah lalu dan menyentuhkan bahagia.
Namun rumah tangga mereka tak lepas dari badai ujian. Hingga membuat Ayu dilema.
Tetap mempertahankan hubungan, atau merelakan Arjuna kembali pada mantan kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30 Love Language
Happy reading
Acara penggalangan dana untuk Dilan berakhir dengan lancar dan sukses. Tidak ada kendala apapun. Bahkan, semesta turut mendukung dan merestui dengan memperlihatkan wajah langit yang tampak cerah, tanpa setitik pun noda hitam yang berarak.
Di penghujung acara, Geng Srikandi mempersembahkan performa yang sukses menghibur para pengunjung bazar dan menuai decak kagum.
Ayu meminta Nofiya untuk menggantikan posisinya sebagai vokalis. Sementara ia sendiri lebih memilih untuk memainkan gitar, mengiringi lagu yang disenandungkan oleh Nofiya.
Musik menghentak yang dimainkan oleh personil Geng Srikandi, mengajak semua pengunjung untuk turut bernyanyi dan menggerakkan tubuh, selaras dengan irama.
...'Bagaikan Langit--Potret'...
Oh, asmara
Yang terindah mewarnai bumi
Yang kucinta menjanjikan aku
Terbang ke atas, ke langit ketujuh
Bersamamu ....
Kata pujian dan tepuk tangan menggema saat Ayu memainkan gitar. Nada yang tercipta dari petikan dawai-nya mampu menyampaikan ekspresi seorang remaja belia yang tengah jatuh cinta. Dari lembut hingga powerful.
"Uwuuuuuu ...." Dimas dan geng nya berteriak. Mereka bukan hanya melontarkan kata pujian untuk Ayu, tetapi juga untuk semua personil Geng Srikandi yang menampilkan performa di atas panggung.
Jangan ditanya bagaimana perasaan Arjuna saat ini.
Ia merasa jika lagu yang dibawakan oleh personil Geng Srikandi mewakili kata hati istrinya.
Ingin memeluk, tapi serasa tidak mungkin karena status mereka masih harus dirahasiakan.
Sungguh sangat disayangkan.
Cemburu yang semula bercokol di hati, seketika tergerus oleh tatapan mata Ayu yang menyiratkan bahasa cinta 'Love Language'.
Seusai menampilkan performa dan turun dari panggung, Nofiya berbisik di telinga Ayu sambil memegangi perutnya yang terasa sangat mulas.
"Nyet, aku mo boker dulu."
"Dasar, kebiasaan tuman!" Ayu tertawa kecil dan menggeleng pelan menyaksikan tingkah polah Nofiya.
Setiap ingin atau sesudah menampilkan performa, Nofiya selalu mengalami demam panggung. Perutnya serasa mulas dan ingin segera buang air besar 'boker'. Kebiasaan ini sering dialami oleh Nofiya di dunia nyata. Dia memang paling suka bernyanyi, tapi sayang kebiasaan 'boker' nya membuat Ayu geleng kepala dan ketawa-ketiwi.
Beruntung, Nofiya bisa bertahan hingga selesai menampilkan performa. Jika tidak, mungkin dia akan menjadi bahan tertawaan audiens dan teman-temannya.
Keberhasilan acara penggalangan dana untuk Dilan menuai banyak pujian. Bahkan diliput oleh beberapa saluran televisi dan konten kreator.
Arjuna sebagai ketua panitia tak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya. Ia juga teramat bersyukur karena niatnya untuk membantu Conal dan Dilan mendapat sambutan serta dukungan dari banyak pihak.
Setelah acara selesai, Arjuna menyerahkan semua uang yang terkumpul kepada Conal dan ibu kandung Dilan, dengan disaksikan oleh kepala sekolah, rekan guru, karyawan, dan seluruh siswa SMA Jaya Bangsa.
Conal tak kuasa berkata-kata. Lidahnya serasa kelu untuk berucap karena rasa haru memenuhi rongga dada.
Pak Juna, makasih
Batinnya bertutur seiring pelukan erat yang diberikannya pada Arjuna.
Atmosfer haru menyelimuti seisi ruang. Mencipta embun yang membingkai manik mata.
"Alhamdulillah, dana yang terkumpul melebihi target kita, Nal. Pergunakan uang itu sesuai amanah, jangan menghamburkannya untuk sesuatu yang tidak berfaedah," tutur Arjuna sambil membalas pelukan.
Conal mengangguk lemah. Air matanya menganak sungai hingga membasahi kaos berwarna biru muda yang dikenakan oleh Arjuna.
"Astaga ingusmu, Nal!" Dimas melontarkan celotehan yang sukses memecah suasana.
Atensi semua orang pun seketika tertuju pada ingus Conal, sehingga membuat Conal merasa malu dan tidak enak hati pada Arjuna.
Suasana yang semula diselimuti rasa haru, berubah riuh karena celotehan Dimas dan ingus Conal yang menghiasi kaos Arjuna.
Disaat semua orang tengah tertawa, Machan berjalan mendekat ke arah Ayu. Ia ingin berbicara berdua dengan Ayu dan mengutarakan pengakuan.
"Yu, aku pingin ngomong berdua sama kamu," bisiknya.
Ayu mengangguk, mengiyakan ucapan Machan.
Keduanya berjalan meninggalkan aula, lalu mencari tempat yang sekiranya aman untuk berbicara empat mata.
"Di sini aja, Chan," ucap Ayu sambil menghentikan ayunan kaki.
Karena aula sedang digunakan, Ayu memilih tempat sepi yang berada di belakang gudang sekolah.
Machan mengindahkan ucapan Ayu dan turut menghentikan ayunan kaki, lantas mengajak Ayu untuk duduk di bangku panjang sebelum mulai bicara.
"Apa yang mau kamu omongin sama aku?"
Machan meraup udara dalam-dalam, lalu menghembuskan perlahan. Mengusir rasa takut berbalut ragu.
Ia berpikir, sudah waktunya mengakui kesalahan dan mengungkap kebenaran tentang coklat viral yang pernah diberikan Ayu pada Arjuna.
"Kamu masih ingat coklat viral yang kamu kasih ke Pak Juna?" Machan ganti bertanya.
"Ya, aku ingat."
"Tentang coklat dan surat cinta yang kamu masukin ke dalam tas Pak Juna, cuma kita berempat yang tau. Aku, kamu, Ririn, sama Nofi."
"Kamu pernah kepikiran nggak, kalau diantara kita ada yang berkhianat? Dia sengaja bikin kamu benci banget sama Pak Juna --"
Manik mata Machan mulai mengembun ketika mengucapkan kata-kata itu. Bibirnya pun terlihat sedikit bergetar. Ia tahu, resiko apa yang akan diterimanya.
"Aku percaya kalian. Jadi, aku nggak pernah berpikiran buruk. Apalagi sampe nuduh kalian ngelakuin suatu hal yang enggak-enggak."
"Kamu salah, Yu. Diantara ketiga sahabatmu, ada satu orang yang nggak suka kalau kamu deket sama Pak Juna. Dia ... aku --"
"Pak Juna nggak pernah ngebuang coklat yang kamu kasih. Tapi, aku yang bikin kamu berpikir ... seolah-olah dia ngebuang coklat nya."
Tangan Ayu mengepal kuat. Amarah memenuhi rongga dada.
Ayu sungguh tidak pernah mengira jika Machan tega melakukan hal sejahat itu.
"Aku ngebuang coklat yang aku beli sendiri ke tong sampah, biar kamu ngira kalau coklat itu ... coklat yang kamu kasihin ke Pak Juna."
"Kenapa kamu setega itu?"
"Karena aku juga cinta sama Pak Juna."
Ayu berusaha menahan amarah yang bergemuruh dan mendorong untuk diluapkan.
Andai Machan bukan sahabatnya, mungkin Ayu sudah menghajar Machan hingga babak belur demi meluapkan amarahnya.
"Yu, maafin aku. Aku salah --"
"Dulu, aku memang cinta banget sama Pak Juna. Tapi aku sadar, kalau rasa cintaku itu cuma ngancurin persahabatan kita. Makanya, aku berusaha ngebuka hati buat cowo lain."
"Asal kamu tau, Pak Juna sayang banget sama kamu."
"Aku sering liat, dia buntutin kamu tiap pulang sekolah. Dia juga pernah ngikutin kamu sampai ke Rumah Singgah, sekolah yang kamu bangun buat anak-anak jalanan."
"Kalau Pak Juna nggak sayang sama kamu, buat apa dia nyari tau segala hal tentang kamu."
Ayu bergeming dan tak kuasa menahan butiran bening yang kini menetes membasahi pipi.
Ia merasa bersalah karena telah berpikiran buruk pada Arjuna. Ia juga menyesal karena pernah membenci dan sering kali acuh tak acuh terhadap suaminya itu.
"Yu, kamu mau 'kan maafin aku?" Machan berucap lirih dan memberanikan diri untuk menatap wajah Ayu yang terbingkai air mata.
Tak ada balasan. Ayu masih bergeming dan enggan mengeluarkan kata.
"Yu, maafin aku." Machan meluruhkan tubuhnya dan bersimpuh di kaki Ayu sambil menangis tergugu.
Ia merasa teramat bersalah dan menyesal. Besar harapannya, Ayu sudi memaafkan kesalahan besar yang pernah diperbuatnya.
"Pergi! Aku ingin sendiri."
"Yu --"
"Pergi!" Ayu berucap lirih. Namun penuh penekanan.
Ia meminta Machan untuk pergi, sebelum amarahnya semakin menjadi.
🍁🍁🍁
Bersambung
Apa dia masih sempat bobok siang dgn tugas sebanyak itu.
Mas Win juga CEO..ya kali cuma suamimu aja
Dia tetap Deng Weiku.
Di tik tok aku udah banyak saingan. masa di sini juga
Ayu udah gak perawan.
Dan dia perawani oleh gurunya sendiri...😁😁
mandi berdua juga harusnya.
khilaf lagi ntar. Fix gak ke sekolah mereka hari ini
surga dunia..
aseeekk