NovelToon NovelToon
Jadi Ibu Susu Bayi Mafia

Jadi Ibu Susu Bayi Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:44.7k
Nilai: 5
Nama Author: ingflora

Nabila Fatma Abdillah yang baru saja kehilangan bayinya, mendapat kekerasan fisik dari suaminya, Aryo. Pasalnya, bayi mereka meninggal di rumah sakit dan Aryo tidak punya uang untuk menembusnya. Untung saja Muhamad Hextor Ibarez datang menolong.

Hextor bersedia menolong dengan syarat, Nabila mau jadi ibu ASI bagi anak semata wayangnya, Enzo, yang masih bayi karena kehilangan ibunya akibat kecelakaan. Baby Enzo hanya ingin ASI eksklusif.

Namun ternyata, Hextor bukanlah orang biasa. Selain miliarder, ia juga seorang mafia yang sengaja menyembunyikan identitasnya. Istrinya pun meninggal bukan karena kecelakaan biasa.

Berawal dari saling menyembuhkan luka akibat kehilangan orang tercinta, mereka kian dekat satu sama lain. Akankah cinta terlarang tumbuh di antara Nabila yang penyayang dengan Hextor, mafia mesum sekaligus pria tampan penuh pesona ini? Lalu, siapakah dalang di balik pembunuhan istri Hextor, yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ingflora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Pulang

"Dengarkan aku, Nabila. Aku bukan berusaha merayumu, tapi kamu itu cantik. Kenapa harus memilih pria seperti Aryo sebagai suamimu?"

Ditanya begitu, Nabila mengangkat wajahnya dengan perasaan aneh. "Apa orang bule begini ya. Suka bicara hal-hal yang aneh?" "Eh, aku bertemu Mas Aryo ...."

"Kayaknya aku terlalu usil mengurusi urusan pribadimu ya. Maaf." Seketika Hextor berubah haluan. Ia jadi cuek dan langsung mengambil lauk di meja. "Siapa yang mau mendengarkan betapa berharganya pria berenggsek ini pertama kali bertemu Nabila? Huh, aku lebih baik tidur saja daripada mendengarkan dongeng tentang psikopat baik hati itu."

"Eh, iya ...." Nabila sedikit kecewa.

"Tapi ingat saja, Nabila." Hextor kembali memandang wajah wanita itu yang nampak makin bersinar dari hari ke hari. "Kalau dirimu berharga. Jadi jangan biarkan orang lain menindasmu."

Nabila terharu. Baru kali ini ia mendengar seorang pria mengatakan dirinya berharga. Matanya hampir berkaca-kaca jika saja mereka tak mendengar suara tangis Enzo dari lantai atas. "Oh, aku permisi ke atas dulu, Pak."

Hextor tak menjawab. Ia mengisi piringnya dengan lauk yang ingin ia makan. Lima menit kemudian, Nabila membawa Enzo turun. Nabila kembali ke kursinya dan mendudukkan Enzo di pangkuan dengan bersandar ke tubuhnya.

Bayi itu melihat ayahnya makan. Mulutnya bergerak-gerak meniru mulut Hextor. Tentu saja Hextor tertawa.

Nabila hanya tersenyum melihatnya. "Tuh lihat, Papa makan."

"Enzo ...," panggil Hextor lembut. Ia makan sambil tersenyum ke arah si kecil.

Bi Endah melihat dari arah dapur. Ia kasihan dengan majikannya ini. Walau pria ini tak banyak bicara, ia tahu Hextor orang baik. Begitu juga istrinya, Helena yang sudah meninggal. Ia sempat melihat kedatangan suami Nabila tadi di taman belakang. Ia tak menyangka Nabila sudah punya suami. Padahal Hextor, ia sangat tahu persis jarang bisa akrab dengan orang lain, apalagi yang tidak setara. Namun, dengan Nabila berbeda. Mereka terlihat dekat. "Tak mungkin 'kan laki-laki dan perempuan berteman? Ah ... sudahlah, itu bukan urusanku."

***

Beberapa hari berlalu. Hextor kemudian memutuskan pulang ke Jakarta. Namun, ada yang aneh saat ia pulang.

Dahlia menyambutnya di pintu depan. "Oh, Hextor. Aku baru mau menyusulmu." Tiba-tiba wanita itu berubah genit melihat Nabila keluar dari kursi belakang. Apalagi wanita itu berdandan lumayan cantik. Dengan serta-merta Dahlia melingkarkan lengannya pada pria indo itu.

Hextor menepis pelan. Ia tak ingin Dahlia malu di depan Nabila dengan tidak bertindak kasar. "Dahlia, jangan berlebihan."

Nabila, karena tidak merasa diperlukan, ia segera masuk sambil menggendong Enzo ke dalam. Hextor mengikuti Nabila, begitu juga Dahlia. Nabila merasa tidak nyaman.

"Dahlia, kamu tak ingin melihat keponakanmu?" tanya Hextor.

"Eh, dia masih tidur 'kan?" Dalian menatap pria itu.

"Mungkin sebentar lagi bangun."

"Hextor." Dahlia menahan tangan pria indo itu hingga Hextor tak bisa mengikuti Nabila menaiki tangga.

Nabila melirik sekilas dan berusaha tidak peduli. Ia melangkah di tangga menuju kamar Enzo.

"Bagaimana kalau kita pergi ke bar? Bukankah kita sudah lama tidak ke sana?"

Hextor melirik Nabila yang sudah membuka pintu kamar Enzo. "Maaf, aku sudah berhenti minum alkohol." Kembali ia menarik tangannya perlahan.

"Ah, sayang sekali."

"Aku sudah punya anak, dan aku tidak ingin bertindak macam-macam."

"Itu 'kan hanya minuman, Hextor ...." Dahlia tampak ingin tertawa melihat wajah serius Hextor.

"Bagimu, tapi tidak bagiku. Lagipula dilarang oleh agamaku." Kembali Hextor menatap ke atas, ke kamar Enzo.

"Kamu aneh deh, kenapa kamu tiba-tiba seperti seorang ulama?" Protes Dahlia.

"Bukan hanya ulama, orang islam memang dilarang minum yang memabukkan. Jadi, mulai sekarang aku sudah tidak minum itu lagi."

Dahlia menghela napas. Jadi, bagaimana caranya ia bisa mengajak Hextor berkencan? Tiba-tiba terpikir sesuatu. "Ah, bagaimana kalau nanti kita makan malam bersama?"

Hextor mengangkat kedua telapak tangannya. "Maaf, aku sudah ada janji."

"Dengan siapa?"

"Dengan kontraktor. Aku sedang membangun mal dan kemarin itu sempat tertunda. Besok rencananya akan memeriksa.

Dahlia menatap kesal pada Hextor. Segala usahanya untuk mendekati selalu dipatahkan pria ini. " Hextor, ayolah ... demi masa lalu, kita keluar sebentar."

"Kamu tahu, kan, aku masih berkabung karena kehilangan Helena. Mana mungkin aku malah pergi berduaan dengan wanita lain?"

"Hextor, aku bukan wanita lain. Aku kakak Helena. Aku berusaha menghiburmu."

"Hiburan yang aku inginkan sekarang cuma bersama Enzo dan pekerjaan. Tidak ada lagi yang bisa menghiburku."

"Ooh ... Hextor, kasihan kamu ...." Dengan genit, kedua tangan Dahlia terulur ingin menyentuh wajah Hextor tapi pria tampan itu reflek bergerak mundur.

Hextor mulai merasa, belakangan Dahlia berubah. "Tolong, jangan paksa aku. Di luar itu, aku ingin sendiri." Pria itu langsung menaiki tangga tak peduli panggilan Dahlia yang memanggilnya berulang kali.

Dahlia merengut sebal. Ia sudah sering ke rumah itu, tapi Hextor tidak ada dan tidak pernah mengangkat teleponnya, sementara orang-orang yang berada di sana tidak mau memberi tahu ke mana perginya tuan rumah ini. Setelah bertemu pun sambutannya seperti itu. Bagaimana caranya ia bisa dekat lagi dengan Hextor seperti dulu?

Dulu mereka bisa bicara tentang apa saja bersama. Kadang Hextor mengantarnya pulang dari sekolah karena mereka pergi ke sekolah yang sama. Hanya saat kuliah saja, Hextor pindah ke Inggris. Pulang dari sana, wajah pria itu makin tampan saja dan banyak yang menggillainya. Namun, saat dikenalkan pada Helena, perlakuan Hextor pada dirinya berubah. Hextor mengejar-ngejar Helena. Padahal mereka beda agama. Dahlia pun yang sudah dari kecil mencintai Hextor, tidak mau ketinggalan dengan menyatakan cintanya pada Hextor. Sayang, Hextor hanya menganggapnya teman. Dahlia sempat patah hati cukup lama, apalagi setelah itu Hextor menikah dengan Helena.

Hextor menuruni tangga dan melihat masih ada Dahlia di ruang tengah sedang menonton televisi. "Lho, kamu masih di sini?"

Dahlia menggulung dengan ujung jari, rambutnya yang keriting dengan manja. "Emang aku gak boleh di sini? Aku mau menengok keponakan sekaligus makan malam di sini. Kamu pasti makan sendirian. Aku temani ya."

"Terserah saja, tapi kamar Enzo di atas. Kamu bisa ke atas kalau kamu mau."

"Ok." Dahlia mematikan siaran televisi dan bangkit dari duduknya.

Sementara Hextor mendatangi Henry yang baru datang dari luar. "Jadi bagaimana?"

"Aku pamit, Tuan. Sudah cukup liburannya."

"Ok."

Tiba-tiba Arman muncul dari belakang Henry. "Tuan, Saya ada laporan baru."

"Ok. Kamu tunggu aku di ruang kerja." Hextor memiringkan kepalanya ke arah ruangan itu.

"Siap, Tuan." Arman melangkahkan kaki ke arah ruang yang dituju.

"Pak!" Nabila turun dari lantai dua sambil menggendong Enzo dalam kain gendongan. "Aku lupa bilang, Enzo belum divaksin." Ia menyerahkan buku vaksin Enzo pada Hextor. Pria itu melihat isinya.

Henry baru kali itu melihat Nabila. Ia memperhatikan wanita itu dari ujung kaki hingga ujung kepala, lalu menyenggol lengan Hextor.

Waktu Hextor mengangkat kepalanya, Henry tersenyum lebar sambil memiringkan kepalanya pada Nabila. "Hei, jangan main-main, dia itu ibu sussu anakku!" omelnya.

Henry seketika tertawa. "Jadi kau ...."

Mata Hextor langsung menatap tajam Henry.

Pria bule berambut pirang itu mengangkat kedua tangannya. "Ok-ok-ok ...."

Nabila tampak bingung, tapi Dahlia memperhatikannya. Pandangan Dahlia jadi berbeda pada Nabila. Sepertinya Hextor begitu melindungi wanita ini. Benarkah hanya karena ia ibu sussu Enzo? Tidak ada alasan lain?

Bersambung ....

1
Rahma Inayah
pasti.tmbh kesel lani liat nabila sdh akrab dan dekat dgb enzo dan hextor
Nar Sih
ada yg cemburu nih
Rahma Inayah
mknlj emzo anak dr selingkhn helema
Dini Anggraini
Hextor2 ibu menyusui itu sering lapar karena makanannya di habiskan buat menyusui enzo anakmu jangan kamu marahi nabilanya nanti ngambek pulang kampung nabilanya. 😍😍
Dini Anggraini: betul bunda yang cantik 😆😆😆
total 2 replies
Afsa
Hextor cembokur😄buruan nyatakn cinta sblm Nabila disunting orang bos🤭
Rahma Inayah
syirik aja lo lani kasian deh km gk di.lirik hextor berharp km mau gantikan nyonya helena jgn mimpi.
Rahma Inayah
ya sma2 mendidik nya bersama nabila yg qkn menjd ibu sambung enzo
Nar Sih
bener kta sergio adik mu hextor ,bila kmu suka buruan lamar nabila sblm di gaet orang lain
Susi Akbarini
❤❤❤😀😀😘😘😍😙😗😀😀
Susi Akbarini
❤❤❤❤😘😍😗
Nar Sih
aku pikir ucapan hextor sama nabila yg kta nya mau lamar dia itu bnr eh ..ternyata bercanda😭
Baby_Miracles: wkwkwk🤭
total 1 replies
Dini Anggraini
Bunda author sudah brp lama nie kenapa sampai sekarang belum ketemu yang menyebabkan Helena meninggal?
Baby_Miracles: 🩷🩷🩷🩷🩷
total 3 replies
Eka
lanjut thor,kasih pelajaran sama ar.an yg telah menyiksa nabila dan hextor yg 500juta jangan dikasih sama arman itu buat nabila saja dia sudah lam disiksa sama arman
Nar Sih: lanjutt kak👍
total 1 replies
Nar Sih
nabila kmu itu harus nya sng bisa cerai dri aryo yg pecundang dan mokondo bukan nya marah ,,dgn hextor yg jls,,udah bantuin kmu
Susi Akbarini
lanjutttt...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
😀😀😀❤❤❤❤
kalo suka bilang aja...


keburu diambil sergi..
Baby_Miracles: buahahaha🤣
total 1 replies
Eka
yaaa lanjut tjor
Eka
heltor jangan kasih thu si arman yg 500jta buat nabila saja biar bahagia suami macam gitu kok dikasih 1m ya jelas ok,bikin anak buahmu ambel uang itu biar menyesal kasih dikit saja kok enak2an sedang nabila menderita kasihan nabila hextor
Eka
ayooo kasih tau nabila kelaluannya arya biar tau nabila kalau suaminya itu tidak benar cuman manfaatin nabila saja lanjut thor
Eka
kasihan nabila kerja banting tulanh e uangnya buat seli gkuh sama suaminya,semoga secepatnya nabila bisa tau kelakuan suaminya uangnya jangan dikasihkan semuanya nab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!