"Sejak kamu datang... aku tidak bisa tidur tanpa mencium bau tubuhmu."
Yuna, dokter 26 tahun yang belum pernah merasakan cinta, mendadak terlempar ke dunia asing bernama Beastia—tempat makhluk setengah binatang hidup.
Di sana, ia dianggap sebagai jiwa suci karena tak bisa berubah wujud, dan dijodohkan dengan Ravahn, kepala suku harimau yang dingin dan kejam.
Misinya sederhana: temukan cinta sejati, atau terjebak selamanya.
Tapi siapa sangka... pria buas itu justru kecanduan aroma tubuhnya.
Temukan semua jawabannya hanya disini 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azida21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 :
Ritual pencari asal-usul sudah dipersiapkan sejak pagi hari. Bahkan, Yuna diminta untuk bangun lebih pagi dari biasanya.
"Kenapa sih harus bangun sepagi ini?" gerutu Yuna, masih setengah menutup mata.
"Kamu harus mandi dengan bunga Cakra Merah dulu," jelas Lira sambil menarik tangan Yuna menuju sungai.
"Bunga apa lagi itu?"
"Itu bunga suci. Bisa membersihkan roh jahat dari tubuhmu."jelas lira singkat.
"Dan aku disuruh mandi pagi-pagi buta cuma buat itu?" Yuna mengeluh, setengah protes.
"Ritual mandi dengan bunga Cakra Merah memang harus dilakukan sebelum matahari terbit," jawab Lira tanpa memperdulikan nada kesal Yuna.
Yuna hanya bisa menghela napas pelan. Ia mengikuti langkah Lira dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.
Sesampainya di sungai, sudah ada seorang dukun perempuan yang menunggu di tepi air.
"Kenapa ada dia?" tanya Yuna, heran.
"Beliau yang akan memimpin ritual ini untukmu," jawab Lira sambil menyambut sang dukun dengan hormat.
Yuna mengangguk pelan.
"Masuklah ke dalam air," perintah dukun itu dengan suara tenang.
Yuna melangkah perlahan, memasukkan kakinya ke dalam sungai.
"Ih... dingin banget," desis Yuna sambil menggigil karena suhu air yang menusuk.
"Tidak apa-apa. Ritual ini hanya sebentar," ujar dukun itu mencoba menenangkan.
Yuna yang awalnya ragu, akhirnya memilih untuk percaya. Ia masuk ke dalam air dengan perlahan, menahan dinginnya air yang menggigit.
Sang dukun mulai memandikannya dengan kelopak-kelopak bunga Cakra Merah. Yuna memandangi bunga itu dengan rasa penasaran yang besar.
"Bunga jenis apa ini? Aku belum pernah lihat sebelumnya," tanya Yuna sambil menoleh ke arah dukun.
"Bunga ini langka. Hanya dipetik saat ada ritual penting di suku kami," jawab sang dukun sambil menggosok lembut kulit Yuna dengan bunga itu.
"Bukannya ini cuma ritual biasa? Kenapa harus pakai bunga langka begitu?"tanya Yuna heran.
"Ritual ini tidak bisa dianggap biasa. Leluhur suku harimau akan terlibat langsung untuk membantu menemukan asal-usulmu."jelas dukun itu lagi.
"Memakai bunga Cakra Merah adalah bentuk penghormatan bagi mereka," lanjut dukun itu dengan nada serius.
Yuna hanya mengangguk, kali ini tanpa bertanya lagi.
"Siapa saja yang akan menyaksikan ritual ini?" tanyanya kemudian, nada suaranya sedikit was was.
"Semua warga suku harimau akan hadir," jawab Lira yang sejak tadi ikut membantu memandikannya.
"Wah..berarti aku bakal di lihat banyak orang" gumam Yuna dalam hati."Harus tampil cantik dong.Malu kalau kelihatan jelek di di depan umum"ucap Yuna dalam hati lagi.
Setelah ritual pemandian selesai, sang dukun memberi aba-aba untuk naik dari sungai.
"Ritual pembersihan sudah selesai. Sekarang kamu boleh kembali. Jangan lupa mengenakan baju adat suku harimau."suruh dukun.
"Baju adat?" tanya Yuna dengan nada heran.
"Tenang saja, bajunya sudah ada padaku. Aku akan bantu memakaikannya," kata Lira sambil tersenyum.
Yuna akhirnya hanya mengangguk, pasrah mengikuti semua rangkaian tradisi yang terasa asing tapi juga membuatnya semakin penasaran akan apa yang akan terjadi malam nanti.
****
Oleh seluruh warga suku harimau, tak terkecuali Flora. Betina satu itu mendengarnya langsung dari sang ayah.
“Siapa betina itu, Ayah?” tanya Flora, masih duduk di depan cermin riasnya sambil menyisir rambut panjangnya.
Gundra yang berdiri di belakang segera menjawab, “Dia betina yang Nolan temukan di hutan.”
Flora tersenyum sinis. “Ternyata hanya betina liar.”
Dalam pikirannya, betina liar pasti berpenampilan tak menarik dan jauh dari kata cantik.
“Malam ini aku akan memakai gaun terbaikku untuk memikat ketua suku. Dia tidak akan bisa mengalihkan pandangannya dariku,” ucap Flora penuh percaya diri, tangannya mengoleskan bedak tabur ke wajahnya.
Tinggal di kota membuatnya terbiasa berdandan dan memilih pakaian yang indah. Berbeda dengan betina suku harimau lainnya yang berpenampilan polos dan seadanya, Flora yakin dirinya adalah betina tercantik di antara mereka.
“Berdandanlah yang cantik. Kamu harus bisa segera menaklukkan Ravahn,” ujar Gundra memberi semangat.
Flora tersenyum miring. “Tenang saja, Ayah. Hanya seorang ketua suku biasa. Dia pasti tidak akan tahan untuk tidak mengagumi pesonaku.”
Gundra terkekeh senang. “Memang inilah yang Ayah harapkan.”
“Aku tahu Ayah sudah bosan harus terus patuh pada Ravahn,” balas Flora. “Kita akan segera membalikkan keadaan. Nanti dialah yang akan menuruti perintah Ayah.”
Gundra tersenyum lebar. “Kalau begitu, kamu bersiaplah dari sekarang.”
“Ayah bisa petikkan aku bunga di taman desa?” pinta Flora dengan nada manja.
Gundra mengerutkan kening. “Bunga untuk apa?”
“Tentu saja untuk berendam. Aroma bunga bisa membuat kulitku harum alami,” jelas Flora sambil mengelus lengannya.
“Ayah tidak tahu hal seperti itu.”jawab gundra cengengesan saja sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
“Itulah kenapa Ayah harus memetikkan bunga itu untukku,” ucap Flora tanpa nada meminta, melainkan seperti memberi perintah.
Sejak pulang ke desa, hampir tak ada pekerjaan yang dilakukan Flora selain berhias dan bersantai. Namun Gundra tak mempermasalahkannya. Ia butuh Flora untuk melengserkan Ravahn.
“Baiklah, akan Ayah petikkan untukmu,” ucap Gundra akhirnya.
Flora tersenyum tipis, lalu kembali menatap pantulan dirinya di cermin. Gundra pergi membawa keranjang, meninggalkan putrinya yang tampak begitu puas.
“Tidak ada yang bisa menolak perintahku,” gumam Flora sinis. “Bahkan Ayahku sendiri.”
Bukan rasa hormat yang ia miliki, melainkan keyakinan bahwa Gundra hanyalah budak setianya.
*
Author balik lagi nih, guys! ✨
Maaf banget ya, dua hari kemarin author full istirahat karena lagi kurang sehat 🤒 jadi nggak sempat mikirin ide buat update karya.
Tapi sekarang author sudah pulih dan siap bikin kalian happy lagi 🥰💪
Terima kasih banget untuk semua yang udah nanyain kabar author, jujur author terharu banget 🥺💖
Jangan lupa kasih dukungan lewat like ❤️, komentar 💬, dan ulasan menarik ⭐ biar author makin semangat buat update bab-bab berikutnya.
Author balik lagi nih, guys! ✨
Maaf banget ya, dua hari kemarin author full istirahat karena lagi kurang sehat 🤒 jadi nggak sempat mikirin ide buat update karya.
Tapi sekarang author sudah pulih dan siap bikin kalian happy lagi 🥰💪
Terima kasih banget untuk semua yang udah nanyain kabar author, jujur author terharu banget 🥺💖
Jangan lupa kasih dukungan lewat like ❤️, komentar 💬, dan ulasan menarik ⭐ biar author makin semangat buat update bab-bab berikutnya.
Sampai jumpa di bab selanjutnya, ya! 🌸✨