NovelToon NovelToon
Wanita Di Atas Ranjang Suamiku

Wanita Di Atas Ranjang Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:26.5k
Nilai: 5
Nama Author: Shinta Aryanti

Suaminya tidur dengan mantan istrinya, di ranjang mereka. Dan Rania membalas dengan perbuatan yang sama bersama seorang pria bernama Askara, yang membuat gairah, harga diri, dan kepercayaan dirinya kembali. Saat tangan Askara menyentuh kulitnya, Rania tahu ini bukan tentang cinta.
Ini tentang rasa. Tentang luka yang minta dibayar dengan kenikmatan. Dan balas dendam yang Rania rencanakan membuatnya terseret ke dalam permainan yang lebih gelap dari yang pernah ia bayangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shinta Aryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Desahan Di Balik Pintu Kamar itu...

Langit tampak redup sore itu, seolah ikut menyerap luka yang tak kasat mata. Rania memarkir mobil di depan rumah dengan hati lega karena berhasil menjemput Ibra, anak tirinya tepat waktu. Bocah sepuluh tahun yang duduk di bangku belakang, asyik bercerita tentang pelajaran seni dan temannya yang berulang tahun.

Begitu Rania membuka pintu rumah, hawa di dalam langsung menyeruak.. lembap, hangat, dan asing. Ada aroma samar di udara.. wangi sabun yang tak ia kenal, bercampur jejak parfum lembut yang biasa dipakai wanita. Bau itu bukan milik rumah ini. Bukan milik Rania. Tapi menggantung di langit - langit seperti sisa kenangan yang tak ingin pergi.

Ibra duduk di ruang tamu, melepas sepatu dan lelahnya sebentar. Sementara Rania beranjak ke ruang tengah, tapi saat ia hendak melangkah, terdengar suara. Samar, tapi jelas.

Derit ranjang. Teratur. Pelan. Diselingi desah napas yang ditahan, lalu dilepas dalam ritme halus, hampir seperti rintih yang dibisikkan.

Pintu kamar utama tidak sepenuhnya tertutup. Celah sempit itu seperti sengaja menyiksanya.

Di dalam sana, Niko.. suaminya berlutut di atas tubuh seorang perempuan, Wulan. Kedua tangannya menopang tubuh, kepalanya menunduk, bibirnya menciumi leher Wulan dengan gerakan lambat, sensual, dan penuh kenangan.

Tubuh Wulan melengkung, kedua pahanya terbuka, mengimbangi setiap dorongan. Jemarinya mencengkram seprai. Desah tertahan keluar dari mulut Wulan.

Kemeja Niko separuh terbuka, dan dari arah Rania berdiri ia bisa melihat bagaimana tangan mantan istrinya menelusuri dada pria yang dulu hanya jadi miliknya.

Deru napas mereka makin berat. Desahan Wulan lebih terdengar sekarang.. tinggi, patah, mendesak. Ranjang berguncang pelan, menciptakan irama erotik yang terus menghantam telinga Rania.

Rania berdiri mematung.

Jantungnya tidak berdetak. Ia bahkan tak yakin maish bernapas.

Itu bukan hanya pengkhianatan.

Itu penyiksaan.

Suaminya mencumbu mantan istrinya.. di ranjang yang selama ini menjadi saksi kelelahan dan kesetiaan Rania. Seprai yang ia ganti, sarung bantal yang ia cuci, kasur yang tiap malam ia tiduri sambil menatap langit - langit dan bertanya, "Apa aku cukup?"

Jawabannya kini tergambar jelas di balik celah pintu itu.

Rania menoleh cepat, berharap Ibra masih duduk manis di ruang tamu dan tak melihat perbuatan menjijikkan kedua orang tuanya. Setengah berjinjit… Rania menyusul Ibra, menyuruh Ibra untuk ke kamar dan mengganti baju. Anak itu menurut tanpa banyak tanya, berlari kecil ke arah kamarnya sambil membawa tas.

Rania berdiri mematung. Tidak menangis. Tidak berteriak. Tidak melempar atau memaki. Yang ada hanya kehancuran yang dingin... hampa dan mengerak. Ia memilih mundur perlahan, menutup pintu pelan seperti seseorang yang tak sengaja membuka kamar orang lain di hotel.

Di dapur, ia menarik napas dalam - dalam, menatap dirinya di kaca kulkas yang kusam. Kemudian berjalan ke kamar Ibra, mendapati bocah itu tengah mengganti kausnya dengan wajah polos.

"Sayang," katanya lembut, menahan gemetar di ujung lidah.

"Mau makan bakso nggak?"

Ibra menoleh, matanya berbinar. "Mau, tapi Papa mana, Ma?”

Rania tersenyum samar, menusuk dirinya sendiri. "Papa sedang tidur. Kita makan berdua aja, ya."

Dengan jaket tipis dan langkah ringan, mereka keluar rumah. Sementara di dinding kamar utama, ranjang itu masih berderit, berirama dengan pengkhianatan yang belum selesai.

Dan Rania, menggandeng tangan Ibra erat - erat, seolah itu satu - satunya bagian hidupnya yang masih bisa diselamatkan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bakso sore itu tak terlalu enak, tapi Ibra makan dengan lahap. Rania duduk di depannya, mengaduk - aduk kuah yang mulai dingin, pikirannya entah ke mana. Sesekali ia tersenyum ketika Ibra bercerita, pura - pura hadir seutuhnya, padahal jiwanya tertinggal di ranjang yang tak lagi suci.

Mereka pulang menjelang maghrib. Rumah sudah hening. Rania tahu Niko dan Wulan pasti telah selesai, mungkin sudah mandi, mungkin sudah membereskan tempat tidur... seolah bisa membersihkan dosa dengan air dan parfum.

Rania mengetuk pintu kamar Ibra, mencium kening anak itu sebelum tidur, lalu berjalan ke ruang keluarga di mana Niko duduk santai, menatap layar televisi yang entah menayangkan acara apa.

"Hai," sapa Niko datar, nyaris biasa.

Rania tersenyum tipis. "Hai juga."

Ia duduk di sofa, tidak terlalu dekat.

Ada jeda antara tubuh mereka, seolah ruang itu tahu betapa mereka kini bukan lagi suami - istri dalam makna sebenarnya.

Beberapa menit berlalu dalam diam. Suara televisi menjadi latar absurd bagi dua manusia yang sama - sama sedang menyembunyikan sesuatu.

Sampai akhirnya Rania membuka suara, suaranya ringan, nyaris ceria.

"Oh iya..... kamu ketiduran ya? Sampai nggak nanyain aku sama Ibra kenapa belum pulang."

Niko menoleh singkat, lalu kembali ke layar TV.

"Ya maaf, tadi kecapekan."

Rania tertawa kecil. Dingin. "Iya, aku ngerti. Pasti capek sekali kalau... ya, habis kegiatan fisik yang intens begitu."

Niko mematung sejenak. Tapi tidak berkata apa - apa. Tak mengakui. Tak membantah. Dan itu, bagi Rania, adalah bentuk pengakuan yang lebih telanjang dari apapun.

"Ngomong - ngomong soal Ibra," lanjut Rania, mencondongkan tubuh sedikit ke depan menatap lekat mata suaminya, seolah ingin mencari sisa kejujuran di wajah Niko.

"Kapan Wulan mau datang? Maksudku, bukannya dia bilang hari ini mau datang ya? Mumpung ada aku… gak baik kalau kalian bertemu hanya berduaan”

Mata Niko sedikit melebar. Tak ada yang salah dengan kalimat itu.Tidak secara eksplisit. Tapi nadanya... nadanya menusuk. Menohok.

"Entahlah," jawab Niko akhirnya, perlahan. "Aku nggak tahu."

Rania mengangguk pelan. "Sayang, ya. Aku pikir kalian sekarang… cukup akrab untuk ngobrol soal anak."

Hening lagi. Udara jadi berat. Tapi Rania masih tersenyum, tenang, seperti wanita yang tidak baru saja menyaksikan suaminya menggauli perempuan lain di ranjang yang masih menyimpan bekas tubuhnya sendiri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rumah telah sunyi. Ibra sudah terlelap di kamarnya, dan Niko di sofa depan TV... entah benar - benar tidur atau pura - pura. Tapi bagi Rania malam belum berakhir. Ada satu hal yang masih mengganggunya sejak ia kembali ke rumah ini, seprai di ranjang kamarnya.

Ranjang itu.

tempat di mana siang tadi tubuh suaminya menyatu dengan wanita lain. Di bawah atap rumahnya. Di tempat yang seharusnya milik berdua.

Dengan langkah pelan, Rania masuk ke kamar. Lampu ia nyalakan setengah, cukup terang untuk melihat, tapi tak terlalu menyilaukan. Tangannya langsung menarik seprai berwarna off white itu. Masih hangat, masih menyimpan aroma asing yang tak bisa ia jelaskan. Mungkin parfum Wulan, mungkin keringat mereka. Entahlah, tapi setiap helainya membuat perutnya mual.

Ia menggantinya tanpa suara. Mencabut sarung bantal, menarik seprai dari empat sisi, lalu menggulung semuanya ke dalam keranjang cucian. Ia buka lemari, mengambil seprai baru berwarna biru lembut, warna favorit Niko dulu.

Tak ada satu pun kata keluar dari mulutnya. Tapi di matanya, ada badai yang mulai pecah.

Setelah kamar tertata, Rania masuk ke kamar mandi. Ia duduk di lantai dingin, menyandarkan tubuh ke dinding keramik, dan disanalah ia membiarkan segalanya tumpah.

Tangisnya keluar tanpa suara. Hanya isak tertahan. Air matanya jatuh perlahan, tapi deras, seperti aliran luka yang tak pernah benar - benar sembuh. Kepalanya tertunduk, kedua tangan menutupi wajah.

Ia merasa hancur sehancur - hancurnya.

Bukan karena ia tak cukup kuat, tapi karena ia terlalu sering menahan. Terlalu sering menjadi istri yang baik, ibu yang bertanggung jawab, namun tak satu pun dihargai.

Dan malam itu, lantai kamar mandi menjadi saksi yang paling jujur dari seorang perempuan yang hancur karena masa lalu yang tak bisa ditinggalkan.

(Bersambung)...

1
chiara azmi fauziah
kan kan kehilangan semuanya rania kamu harus bahagia harus
Mundri Astuti
biar rasa pada, demen banget manfaatin org seh, palagi perempuan malang kaya Rania, di keluarganya ngga dianggap ...
Jumiah
seharusx rania jangan kirim banyak2 jd salah sangkan ,keenakan adikmu poya2
Jumiah
iy rania buka lembaran baru
rugi klo kmu ,patah hati ...
patah tumbuh hilang bergati
yg lebih baik banyak di luar sna ...
biar tau rasa lelaki bodoh yg ,
sdh mendustai mu...
liat kmu bahagia dan sukses..
Lily and Rose: Halooo.... terima kasih sudah komen dan dukungannya untuk novel Rania ya /Heart//Heart//Heart/.. semoga suka dengan episode-episode selanjutnya, jangan lupa like, vote, saran, dan kritiknya ya... terima kasih /Pray//Kiss/
total 1 replies
Mundri Astuti
jangan ketemuin Rania dan aksara Thor....

biar askara belajar menghargai seorang wanita...dah tau Rania ngga punya siapa", tdk dianggap mertua dan suaminya, diselingkuhi lagi...ni malah menambah luka...
Lily and Rose: Bener sih, Askara emang tega banget /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Jumiah
pergi yg jauh rania ,bangit jadikan itu ..
monipasi untuk maju ,biarkan berlalu
jangan jd kn untuk penghalang untuk maju .
buktikan kesuksesan walau tampa mereka ..jangan putus asa ...
klo cari pasangan ,selexi dulu sebelum.
rania berikan hati..jangan patah hati rugi...
masih banyak yg lebih baik dri sebelum x
Lily and Rose: Setuju Kak, semoga Rania mendapat kebahagiannya ya Kak... kasihan udah terlalu banyak menderita dia /Sob/
total 1 replies
Heny
Aqu suka alur nya smg Rania bahagia
Lily and Rose: Kakak... terima kasih untuk dukungannya yaaaa /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
Heny
Rania sdh tau tuan Baskara km hanya nemanfaatkan nya
Emi Susanti Ahf
sedihnya ya tuhan...😢😢
Lily and Rose: Kisah Rania emang bikin sedih ya Kak /Sob/, semoga Rania bisa mendapatkan kebahagiannya ya nanti. Terima kasih untuk komen dan dukungannya ya Kak. Jangan lupa vote, like, komen di episode-episode selanjutnya /Heart/
total 1 replies
Mundri Astuti
buka lembaran baru Rania...carilah kebahagiaanmu sendiri....bahagiakan dirimu dan keluargamu saja...

next thor
Lily and Rose: Semoga Rania bisa mendapat kebahagiannya ya /Heart/... terima kasih untuk komen dan dukungannya Kak /Kiss/, jangan lupa vote, like, dan komen di episode-episode selanjutnya ya... /Heart/
total 1 replies
Halimatus Syadiah
lanjut nya jangan lama lama ya. sekalian ditambah bannya. makin penasaran
Lily and Rose: Siap Kakak.... /Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
chiara azmi fauziah
kasihan rania di manfaatkan pergi yg jauh rania buktikan kamu bisa walaupun tidak dukungan dr pihak mertua dan keluarga sendiri bukti dengan kesuksesan mu rania aku jd sedih bacanya
Lily and Rose: Sedih banget Kak kisah Rania ini /Sob/, semoga Rania bisa mendapatkan kebahagiaannya ya...
total 1 replies
Aether
yah begitulah
Aether
fufuuu syudah tyelat
Novita Sr
salah siapa murahan banget sih kamu Rania .. akhirnya sakit hati lagii kan
Lily and Rose: Siap Kak, Rania nya salah langkah ya /Sob//Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Jumiah
setiap kebusukan akan kecium bau x ..
secepat x rania mencium x .dan pergi sejauh mungkin ,dan menemukan orang tulus ingin bersamamu mu rania
dan setia siap menjadi frisai mu..rania..
Heny
Kalau km nyaman dng Askara terima dia jd pendampingmu
Heny
Up terus y thor
Heny
Rania kpn pinter nya atau setelah tender ini selesai km bs pisah dr Niko
Mundri Astuti
mudah"an Rania cepet tau kalau dia hanya dimanfaatkan askara aja, pergi jauh ajalah Rania setelah kamu pisah dari Niko, sana sini hanya dimanfaatkan, ngga dihargai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!