Lingkaran Dosa

Sementara itu sekarang Roy telah kembali ke apartement tante Tati sesuai janjinya pada wanita yang telah banyak berjasa pada dirinya. Begitu memencet bel tidak berapa lama pintu yang semula tertutup kini terbuka memperlihatkan seorang wanita berkulit sawo matang cerah denga senyum dibibir menyambutnya.

"Eh Mas Roy sudah pulang, silahkan masuk Mas", ucap Amel dengan nada manja.

"Amel kamu sudah kembali, aku kan sudah mendingan apa tante Tati masih menyuruh mu merawat ku??", balas Roy santai dan masuk kedalam ruangan tersebut.

"Bu Tati masih mempekerjakan saya mas, karena luka mas belum sembuh betul, tadi Bu Tati bilang dia mau pulang dulu, dan berpesan kalau Mas sudah balik kesini dan dia tidak disini, Bu Tati minta agar Mas Roy menunggunya sampai dia kembali", jawab Amel manja dan duduk disamping Roy.

Roy menyadari ada yang berubah dari sikap Amel perawat yang bertugas merawatnya itu. Karena dari semenjak dirinya datang Amel selalu berucap dengan nada manja.

Yang namanya laki laki jika disuguhi demikian sudah tentu mata sulit terkontrol meski dilirik dengan sudut mata. Apa lagi belahan itu berwarna eksotis khas kulit original orang Indonesia bagian barat menambah pesona tersendiri.

"Duh ni anak sengaja menggoda atau gimana, ngak..... ngak..... Cukup dosa kamu hanya dengan tante Tati Roy jangan kamu tambah lagi", monolog Roy yang berusaha bersikap biasa saja.

"Eh iya Mas mau mas lihat ini ngak", ucap Amel sambil menyodorkan gaway di tangannya pada Roy yang membuat Roy tidak bisa berkata kata dan menatap Amel dengan tatapan terkejut.

Dilayar phone cell milik Amel terlihat adegan dewasa dua orang sejoli yang beradu mekanik, yang membuat Roy kian terkejut adalah pemeran utama didalamnya sangat dia kenal karena video yang tampil adalah dirinya bersama tante Tati. Itu adalah pergulatan adu mekanik dia semalam.

"Amel... Kamu...", ucap Roy terkejut menatap kearah Amel dan gadis itam manis yang tidak hitam itu segera meraih gawaynya ditangan Roy.

"Aku sudah tau hubungan kalian, jadi Mas ngak bisa macam macam sama aku. Video ini bisa saja saya viralkan dan Mas Roy sama Bu Tati bisa terkenal dan rusak nama baiknya", ucap Amel santai.

"Mau kamu apa??? Apa maksud mu mengvideokan itu??", tanya Roy yang mulai terlihat panik. Biar bagaimana pun dia tidak mau nama baik tante Tati tercemar meski itu adalah kesalahan tapi tetap saja Roy tidak menginginkan hal itu.

"Saya juga mau seperti itu, kalau Mas Roy nolak jangan salahkan saya kalau video ini ramai dimedia sosial", ucap Amel mengancam dan dengan terang terangan meminta hal tersebut.

Roy terdiam setelah mendengar kata kata Amel. Jika hal itu terjadi maka nama baik tante Tati yang akan tercoreng, kalau dirinya tidak begitu masalah.

"Kok malah diam, apa Mas Roy ngak mau???, atau Mas Roy ngak tertarik dengan saya yang masih muda ini?? Apa selera Mas Roy emang wanita Stw seperti Bu Tati itu??", tanya Amel yang mengintimidasi dan menyentuh wajah Roy dari samping dengan lembut dan manja.

Roy mencoba menepis sentuhan yang dilakukan Amel dan beranja berdiri dari duduknya. Hal itu tentu membuat Amel kecewa dan memasang wajah masam karena sikap Roy acuh.

"Apa..,.. dia menolak?? Apa aku tidak menarik dimatanya. Ngak... Bisa aku tidak bisa ditolak begini. Aku sudah merendahkan harga diri dengan meminta duluan tapi dia mengacuhkan", monolog Amel melihat sikap Roy acuh dan diam saja.

"Mas..... Kamu menolak ku. Oke kali ini tidak main main aku bakal menyebarkan video ini dimedia sosial ku. Kamu lihat saja", ucap Amel yang juga bangkit dari duduknya menyamai posisi Roy.

Roy masih diam tak bergeming dan mencoba melangkah meninggalkan Amel. Namun logikanya mengalah, dalam benaknya jika saja Amel benar melakukan seperti yang dikatakannya maka nama baik tante Tati lah yang dipertaruhkan.

Roy berbalik menatap Amel bermaksud untuk mengambil gaway ditangan gadis muda itu, agar bisa menghapus video dirinya yang menjadi senja****ta bagi Amel untuk menekan dirinya.

"Roy kamu mau apa!!!!???", kelakar Amel yang mulai merasa takut karena mimik wajah Roy sulit diartikan.

Roy hanya diam dan melangkah kearah Amel pelan. Membuat perawat manis itu ikut mundur hingga tersandar di dinding belakangnya. Amel mati langkah dan Roy makin mendekat.

"Roy kamu mau apa, kamu jangan macam macam atau aku bakal teriak", ucap Amel yang makin takut dan cemas karena sorot mata Roy seakan menatapnya seperti bayi baru lahir alias.

"Roy...kamu ja.........", ucapan Amel kembali terhenti karena bi"rnya dilumat paksa oleh Roy.

Decakan dua bibir yang beradu saling tertaut. Sedangkan Amel langsung naik terpancing dan dia membalas dengan penuh semangat.

Tiba tiba Roy menghentikan aksinya. "Kenapa kamu terpancing??, apa mau berhenti atau dilanjutkan", ucap Roy dengan lembut dan jarak mereka begitu dekat hingga mereka berdua saling bisa merasakan hembusan nafas masing masing.

Amel tidak menjawab tapi langsung menaikkan wajahnya agar bisa menggapai bibir didapannya hingga pertautan pun kembali terjadi namun tidak lama. Pengangan di tangan Amel mulai longgar dan tautan bibir pun lepas.

"Jika kamu memang mau melanjutkan jangan disini. Sewaktu waktu tante Tati bisa saja datang. Tapi kamu harus tepati janji kamu", ucap Roy begitu melepaskan tautan bibirnya bersama Amel. Dan hanya dibalas dengan anggukan oleh Amel.

Meski hati Amel merasa kecewa karena h45r4tnya sudah sampai ke ubun ubun dan bagian tengah tubuhnya sudah sangat basah namun apa yang dikatakan Roy benar adanya.

Roy kembali berdiri tegap, saat hendak beranjak bagian perutnya terbentur oleh kursi meja makan yang berasda disampingnya. Roy langsung menahan perutnya dan baju yang dia kenakan seketika basah oleh cairan merah. Luka di perut Roy bekas operasinya kembali berdarah. Melihat hal itu Amel juga terkejut.

"Mas luka mu...", ucap Amel yang segera menaikkan baju Roy dan melihat perban yang melilit di badan Roy telah memerah.

Sebagai seorang perawat tentunya Amel tau apa yang harus dilakukan... Dirinya segera membopong tubuh pemuda yang sempat membuatnya melayang itu menuju kamar agar memudahkannya untuk menangani pend4r44han yang dialami Roy.

Roy mengambil posisi di atas ranjang setelah Amel meninggalkannya untuk mengambil peralatan medis yang telah tersedia.

Tak butuh waktu lama Amel pun kembali dengan semua perlengkapan yang dibutuhkan. Roy kini telah melepaskan bajunya dan berbaring telentang. Dengan sigap gadis manis tinggi semampai dengan kulit sawo muda cerah itu segera menangani bagian yang mengeluarkan cairan merah itu. Begitu Amel baru saja akan memulai pekerjaannya, seketika Amel  terkejut.....