 
                            Fang Hua Yi merupakan seorang wanita sebatang kara yang hanya bekerja sebagai pemburu terbaik di Biro penangkapan siluman, hantu dan iblis yang bernama BingBai. 
Berniat memanfaatkan pesta pendirian Kekaisaran Xian Yu untuk menjebak pria yang dicintainya secara diam-diam. Rupanya jebakan itu malah mengenai dirinya sendiri, hingga membuatnya menghabiskan malam panas bersama dengan pria yang tidak dia kenal sampai menumbuhkan dua kehidupan lain di dalam perutnya.
13 tahun kemudian, Fang Hua Yi memutuskan kembali bergabung dengan Biro dengan membawa kedua putra kembarnya. Namun, siapa sangka rahasia besar satu persatu mulai terkuak. 
Tidak hanya tentang siapa ayah dari kedua putra kembarnya. Akan tetapi, juga menguak tentang identitas Hua Yi yang sesungguhnya yang berakhir menjadi rebutan dari lima penguasa alam sekaligus.
Siapakah identitas Hua Yi sebenarnya? 
Apakah sebuah rahasia besar akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Akhirnya Terungkap
“Anda siapa? Kenapa main masuk ke rumah orang sembarangan?” tanya Hua Yi dengan tatapan curiga dan sikap waspada.
“Aah … Aku Lan Chang Sheng, pemilik Perguruan Lan tempat kedua putra kembarmu belajar.” Lan Chang Sheng segera memperkenalkan dirinya ketika melihat Hua Yi yang bersiap menyerang kapan saja.
“Guru Lan, kenapa seorang guru besar sepertimu masuk ke rumah orang lain tanpa ijin?” Sindiran Hua Yi menembus tepat di relung hati Guru Lan.
“Haaah … Maafkan atas sikap tidak sopanku, tapi dibandingkan dengan sikapku yang masuk ke rumah orang lain tanpa ijin. Bukankah kesalahanmu lebih besar?” ujar Guru Lan dengan senyuman penuh arti yang terukir di wajah tuanya.
“Apa maksud anda Guru Lan?” Entah mengapa Hua Yi merasa tidak nyaman dengan kedatangan Lan Chang Sheng itu.
“Kedua putra kembarmu itu … Apakah kau tahu siapa ayah kandung mereka?”
Dan benar saja, pertanyaan yang di lontarkan oleh Guru Lan seketika membuat tubuh Hua Yi menegang. Entah mengapa seketika terlintas dibenak Hua Yi akan sosok Zhang Ding Chen, pemimpin Biro yang baru yang terlihat familiar di ingatannya. Pria yang terlihat seperti ayah dari kedua putra kembarnya, meski Hua Yi masih tidak bisa mengingat dengan jelas wajah pria yang menghabiskan malam panas dengannya 13 tahun lalu.
“Sepertinya kau juga ragu dengan ingatanmu tentang siapa ayah kandung dari kedua putra kembarmu itu. Maka datanglah pada pesta kelahiran dan kedewasaan putri Kaisar alam langit, karena kau akan menemukan kebenarannya di sana,” ujar Guru Lan memberikan arahan,
“Dan harus kau ketahui … identitasmu yang sebenarnya beserta anak kembarmu itu tidak ‘lah sederhana, kalian akan menjadi buruan banyak orang. Jadi, cari ‘lah perlindungan dari ayah kedua putramu itu. Karena hanya dia yang bisa melindungi kalian.” Lanjutnya.
“Aahh … Satu hal lagi, jangan mencoba lari lagi dan menyembunyikan kedua anak kembarmu itu. Karena baik kau maupun kedua anak kembarmu itu tidak bisa lari dari takdir yang sudah digariskan,” imbuhnya sebelum meninggalkan Hua Yi dengan sikap diamnya.
Tubuh Hua Yi ambruk begitu saja selepas kepergian Guru Lan. Entah mengapa ketakutan terus memenuhi hati dan pikirannya setiap kali dia mengingat tentang pria malam itu, atau lebih tepatnya ayah kandung dari kedua putra kembarnya. Bahkan tiba-tiba saja bayang sosok Zhang Ding Chen pemimpin Biro yang baru sama persis dengan sosok pria malam itu.
“Tidak mungkin, bukan … Tidak mungkin Pengeran sepertinya yang menjadi ayah dari kedua putraku?” Hua Yi tampak bergumam dengan tatapan kosongnya.
...****************...
Sementara disisi lain, selepas meninggalkan istana WangLing. Ye Ding Chen tidak langsung kembali ke Biro dia menuju ke sebuah rumah sederhana yang diketahui sebagai tempat tinggal Hua Yi. Dengan alasan menemui Han Bei Ying yang terus mengawasi wanita itu secara diam-diam, Ding Chen sebenarnya ingin memastikan dugaannya.
“Apa masih tidak ada petunjuk ataupun pergerakan darinya?” Ye Ding Chen tiba-tiba saja muncul di samping Han Bei Ying yang sedang tiduran diatas salah satu atap rumah warga di sana.
“Astaga? Kapan kau datang dan kenapa kau bisa ada di sini? Bukankah seharusnya kau masih sibuk mengurusi masalah Biro. Atau jangan-jangan rencana kalian sudah berhasil? Jadi, karena itulah wanita itu kembali lebih awal bersama anak-anaknya,” ujar Han Bei Ying secara tidak langsung membenarkan dugaan Ding Chen saat itu.
“Anak-anak?” Ye Ding Chen menuntut penjelasan lebih.
“Emm, siapa sangka wanita itu memiliki dua putra kembar yang sudah beranjak remaja. Ouh …Lihat ‘lah, mereka baru saja kembali!” Bei Ying menunjuk pada kedatangan Yi Chen dan Jia Rui yang baru saja memasuki gerbang rumah mereka.
“Apakah benar? Dua anak kembar itu adalah putraku dengan wanita itu?” Ding Chen masih tidak percaya bahwa wanita itu akan memilih membesarkan anak dari hasil kesalahan semalam mereka.
Tak lama kemudian, Han Bei Ying kembali berkata, “Sepertinya kedua anak kembar itu memiliki cukup kemampuan sampai guru besar Lan—Lan Shang Cheng juga datang sendiri barusan untuk menemui ibu dari kedua anak kembar itu.”
“Lan Shang Cheng bahkan menemuinya?”
Ye Ding Chen cukup terkejut, tetapi dia juga seakan baru saja mendapatkan sebuah pencerahan. Tanpa mengatakan apapun, Ye Ding Chen kembali ber teleportasi meninggalkan Han Bei Ying yang kebingungan sendiri di sana.
Seperti telah mengetahui bahwa dirinya akan kedatangan tamu agung yang tidak di undang. Lan Chang Sheng sudah menyiapkan dua cangkir teh di taman yang berada di belakang kamarnya. Bahkan area itu tidak terdapat siapapun kecuali dirinya seorang, karena masalah yang akan mereka bahas tidak boleh di dengar siapapun.
“Aku tidak menyangka kau akan datang lebih cepat dari perkiraanku, Ye Ding Chen. Raja dari Kerajaan Siluman Ye Long,” ucap Giru Besar Lan seolah tengah menyambut kedatangannya.
“Kau sudah tahu aku akan datang menemuimu. Karena itulah kau sudah menyiapkan cangkir teh untukku. Apakah ini akan menjadi pembicaraan yang cukup panjang?” balas Ye Ding Chen menempatkan dirinya duduk berhadapan dengan Guru besar Lan itu.
“Menurutmu?” ucap Guru Besar Lan sembari mempersilakan Ye Ding Chen mencicipi teh yang sudah dia persiapkan.
Ye Ding Chen tidak langsung menjawab, dia mulai mencicipi teh tersebut. Baru kemudian berkata, “Kau sudah mengetahui bahwa anak kembar yang baru saja masuk sebagai murid dari Guru Jiang adalah benih dariku, bukan?”
“Ya, aura dan energi spiritual milikmu begitu mendominasi. Sehingga aku bahkan hampir saja mengira bahwa yang datang adalah kau saat itu,” jawab Guru Besar Lan.
“Hahahaa … Siapa sangka Raja Siluman—Ye Ding Chen yang terkenal tidak tersentuh oleh wanita dari klan manapun ternyata diam-diam memiliki dua putra kembar yang sangat hebat. Bahkan putra kembar yang merupakan keturunan murni darah BingBai.”
Sontak perkataan Guru Besar Lan itu membuat Ye Ding Chen terkejut bukan main. Siapa sangka pengakuan Shang Jun dan Shang Yue kali ini memang benar.
Benar, siapa sangka keturunan darah Bing Bai yang sedang dia buru ternyata putra kandungnya sendiri. Bahkan orang lain yang mengetahuinya lebih dulu dibandingkan dirinya.
Kini Ye Ding Chen mengerti, mengapa dia bisa merasakan dengan jelas energi kekuatan lain di dalam tubuh Hua Yi. Sebab sejak malam itu, keduanya sudah saling terhubung dan bahkan melahirkan keturunan darah BingBai yang sempurna.
Siapa sangka dua BingBai yang menyerangnya pada malam itu, hingga membuat Tian Jin terluka parah adalah darah dagingnya sendiri. Namun, sepertinya sampai saat ini Hua Yi masih belum juga mengingat tentang dirinya pada malam itu.
“Aku dengar kau baru saja menemui Hua Yi. Apakah kau memberitahunya tentang ini?” tanya Ding Chen memastikan.
Bersambung ….
tapi janji jangan syok ya kalo dah tau kebenarannya