NovelToon NovelToon
Cinta Pada Pandangan Pertama

Cinta Pada Pandangan Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Hani Syahada

Kalandra merupakan siswa pintar di sekolah dia selalu datang tepat waktu, Kalandra bertekad untuk selalu membahagiakan ibunya yang selama ini sendiri menghidupinya. Kalandara ingin memiliki istri yang sifatnya sama seperti ibunya dan setelah dia berkata seperti itu, ternyata semesta mendengar doanya Kalandra bertemu seorang gadis cantik ketika dia membaca buku di perpustakaan. Kalandra terpesona oleh gadis itu yang belakangan di ketahui bernama Aretha. Apakah Aretha juga punya perasaan yang sama seperti Yang Kalandra rasakan. Jangan lupa selalu tunggu cerita menarik dari Kalandra dan Aretha ya...!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani Syahada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5 CPPP

Aku berusaha untuk tetap tenang ketika lagi-lagi Aretha berbicara di dekat telingaku.

“Kalandra kamu kenapa? Kok, muka mu merah?”Ucap Aretha bingung.

Aku tidak bisa berkata-kata lagi ketika Aretha berbicara, karena menurutku setiap Aretha berbicara rasanya seperti menggodaku terus-menerus, aku pun segera menanyakan tentang hal yang ingin dia sampaikan kepadaku.

“Aretha bukannya kamu ingin berbicara serius kepadaku!” Tanyaku dengan penasaran, Karena dari tadi Aretha terus menatapku.

Aku pun menduga kalau ini ada hubungannya dengan ibuku, karena sebelumnya ketika aku berbicara tentang Aretha ibuku hanya tersenyum seperti sudah tahu apa yang aku maksud, apalagi kata-kata ibuku waktu itu membuatku menjadi curiga. Namun yang pasti aku berharap ini bukan kabar buruk.

“Iya.. Aku memang ingin berbicara serius sama kamu, tapi bukan sekarang melainkan besok! Aku tunggu kamu di danau Bara-bara!” ucapnya tegas.

Aku pun mundur beberapa langkah dari hadapannya untuk memastikan kalau aku tidak salah dengar, tapi tanganku tiba-tiba saja di tarik olehnya.

“Kenapa kamu malah mundur Kalandra! Yang aku bicarakan ini benar, aku mau ajak kamu janjian di danau Bara-bara kamu tidak salah dengar kok!” Ucapnya lagi.

Kakiku seketika berhenti mundur, aku tidak tahu kenapa bisa Aretha tahu yang aku maksud padahal aku hanya mengucapkannya dalam hati. Apa mungkin dia bisa membaca pikiran kenapa juga aku bisa berkata begitu mungkin saja ini kebetulan, karena tindakanku yang jelas terlihat olehnya sehingga dia bisa menebak itu.

Namun yang pasti sekarang aku akan mencari tahu apa yang sedang terjadi kepadaku. Apakah ini cinta atau hanya sekedar penasaran, jujur saja sebenarnya aku tidak bisa mengelak tentang tanda-tanda ku yang mulai tertarik kepada Aretha, sejak di perpustakaan waktu itu.

Namun aku masih belum mengakuinya aku terus-terusan berbohong kepada diriku sendiri dan seolah-olah tidak tahu perubahan yang aku alami sekarang, mungkin yang Aretha katakan adalah benar aku harus percaya diri, yakin kalau aku pantas dapat kebahagiaan karena selama ini yang aku pikirkan hanya nilai akademis padahal itu semua bohong.

Sebenarnya jauh di lubuk hatiku, aku juga ingin merasakan cinta tetapi aku terus menutupinya dan seolah-olah tidak tahu apa itu cinta, kenapa aku terus berbohong kepada diriku sendiri, kenapa aku tidak jujur meskipun hanya ada aku sendiri, kenapa aku terus menutupinya.

Apa mungkin ini saat yang tepat untuk aku mengatakan semua hal tentangku kepada Aretha, meskipun aku sudah setengahnya bercerita tentang diriku kepadanya, tapi ada satu hal yang belum aku ceritakan yaitu tentang perasanku ini.

Namun apa bisa aku ceritakan ini, karena aku sendiri saja tidak yakin lebih baik aku tunggu saja besok untuk berbicara dengannya di danau Bara-bara, karena danau itu kata orang merupakan tempat terkabulnya semua permohonan, awalnya aku tidak terlalu percaya akan hal itu namun sekarang tidak tahu kenapa aku mulai mempercayainya apalagi Aretha yang mengajak aku ke danau itu.

Danau Bara-bara merupakan danau buatan bekas galian tambang pada tahun 2008, kepala desa pada waktu itu memberikan instruksi agar danau itu tidak di tutup seluruhnya, karena beliau melihat potensi wisata yang ada di desa Kota Bangun III yang belum ada danau.

Untuk itu kepala desa meminta para warga melakukan iuran secara bersama-sama di setiap RT, yang uangnya nanti di gunakan untuk mengembangkan potensi danau itu. Dan setelah dana terkumpul para warga mulai membangun rumah-rumahan untuk bersantai, serta danau di isi dengan bibit ikan nila untuk menarik wisatawan.

Lambat laun, danau menjadi ramai pengunjung apalagi setiap akhir pekan, danau Bara-bara akhirnya terkenal hingga sekarang dan menjadi tempat wajib untuk remaja sampai dewasa yang lelah bekerja, untuk sekedar bersantai melepas penat sambil menikmati danau.

Sehingga tidak heran kalau masyarakat di luar desa Kota Bangun III penasaran dengan danau Bara-bara, termasuk Aretha yang akan tinggal di desa ini, tetapi kenapa Aretha mengajakku kesana apa mungkin dia, aku tidak boleh terlalu percaya diri kalau dia suka sama aku, lebih baik aku belajar saja untuk ujian nasional.

Aku pun mengeluarkan buku-buku yang ada di dalam tasku dan ketika mengeluarkannya aku menemukan sepotong sapu tangan yang terdapat ukiran hati di tengahnya, aku tidak yakin ini sapu tangan siapa karena aku tidak memilikinya.

Ibuku juga sepertinya tidak pernah memakai sapu tangan, lalu sapu tangan ini milik siapa, apa mungkin ini milik orang lain, tapi aku kan jarang berinteraksi dan suka menghindar lalu siapa yang menaruh sapu tangan ini, belum selesai membahas sapu tangan tiba-tiba Aretha meneleponku.

“Andra apa kamu pernah melihat sapu tangan berbentuk hati! Waktu itu aku ingat pernah membawanya ke rumahmu.!” Ucap Aretha penasaran.

Aku merasa apa ini takdir atau bukan karena baru saja aku menemukan sapu tangan itu dan bertanya-tanya milik siapa, ternyata sekarang aku sudah tahu jawabnya aku pun hanya bisa terdiam sejenak, mendengar hal itu. Aku bingung harus berbicara bagaimana kepada Aretha soal sapu tangan itu, karena sapu tangan itu ada di tasku, aku takut dia mengira kalau aku mengambilnya.

“Kalandra, apa kamu masih di sana? Kenapa kamu diam, apa sinyal di tempatmu jelek!”

Tanya Aretha sedikit bingung, karena tiba-tiba saja teleponnya terdiam padahal tersambung.

Aku yang mendengar dia berbicara masih saja tidak tahu harus berbicara apa, namun aku harus percaya diri Aretha sudah memberiku banyak nasehat apalagi ini cuma sekedar sapu tangan tidak akan ada masalah besar.

“Aretha maaf, tadi aku lagi bersih-bersih kamar jadi aku cuma menekan teleponnya tanpa melihat itu siapa!”

Ucapku dengan hati berdebar, karena menutupi darinya kalau aku dari tadi sebenarnya mendengar dia berbicara, hanya saja sikapku tidak tegas dan tidak percaya diri.

Aku masih saja terbayang-bayang rasa takut akan pandangan orang, padahal seperti yang aku bilang kalau ini hanya sapu tangan seharusnya bukan masalah besar, tapi bagiku semua yang menyangkut interaksi dengan orang lain adalah masalah besar, aku berusaha untuk menenangkan diriku dengan menarik napas panjang dan kemudian aku menjawab pertanyannya.

“Aretha sapu tanganmu ada di aku! Tadi ketika aku ingin belajar dan mengeluarkan buku, aku menemukan sapu tangan itu di tasku! Bukan maksudku mengambil sapu tangan itu, karena dari tadi aku belum mengeluarkan apa pun dari tasku, dan baru ini aku membuka tas!”

Ucapku dengan perasaan cemas dan khawatir berlebih.

Perasaan campur aduk akan hal kecil seperti sapu tangan ini, membuat aku merasa seperti lagi ujian nasional yang betul-betul bikin tegang, namun yang pasti aku hanya berharap dia percaya kepadaku.

“Oke Andra, kamu tidak perlu tegang kelihatan sekali dari nafasmu di telepon! Aku sudah pernah bilang kan ke kamu, untuk biasa saja bila di dekatku, aku kan sudah menjadi temanmu dan bukan musuhmu, jadi kamu tidak perlu menyiapkan kata-kata apa pun yang nantinya hanya membuatmu makin pusing."

"Santai saja berbicara sama aku dan tenanglah aku percaya kok.. sama kamu, ingat ya... Jangan lupa besok ke danau Bara-bara sama sekalian bawa sapu tangan itu ya..!”

Ucapnya, dengan nada manis tanpa dia tahu kalau aku dari tadi sudah keringat dingin dan ingin pergi ke kamar mandi karena grogi.

“Oke Retha, aku akan tunggu kamu besok! Oh iya, aku tunggu kamu di rumahku apa aku langsung ke danau?” tanyaku, sambil berlari ke kamar mandi karena dari tadi menahan pipis,

“Andra, besok kamu tunggu aku di rumahmu ya... Kita pergi ke danau sama-sama!" Ucapnya lagi, aku pun senyum sumringah mendengarnya.

 

1
mampir say~ AGREEMENT
Semangat kakk ... ditunggu yahhh
mampir say~ AGREEMENT
wahh pake pov satuu
Seven sweet
seru banget
HANDER
semangat tor, ditunggu bab selanjutnya
Seven sweet: Terima kasih thor, kamu juga semangat ya... di tunggu juga bab selanjutnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!