ceita ini tentang seorang gadis muda, yang rela menikahi bos di tempatnya bekerja. Demi membiayai pengobatan sang adik yang terbaring koma di rumah sakit.
Lelaki yg menikahinya, seorang yang sangat dingin, jarang banyak bicara tapi, sebenernya ramah dan penyayang.
Hanya saja kehidupan rumah tangganya dulu, yang hancur membuat laki-laki itu seakan menutup diri.
Bagaimana gadis ini menjalani rumah tangganya?
Sanggupkah dia bertahan?
mari kita simak sama-sama😊
ini karya pertamaku kak mungkin sedikit berantakan dalam penulisan jadi mohon bimbingannya ya😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cietyameyzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Keesokan harinya, Dira dan orang tua Rendy berniat mengunjungi rumah Rendy dan Lisa. Mereka bergegas pergi pagi-pagi sekali di antar mang asep.
Lisa berkutat di dapur bersama bi Inah, sedangkan Rendy asyik dengan korannya. Lisa menghampiri Rendy sambil membawa 2 piring nasi goreng kesukaan suaminya.
"Silahkan di makan dulu mas." Ujar Lisa menyimpan nasi goreng di atas meja.
Harum bau masakan, membuat cacing di perut Rendy demo minta di kasih makan.
"Wangi banget sayang, aku jadi semangat makan." Ucap Rendy yang langsung menyentuh makanannya.
Lisa hanya tersenyum, lalu duduk di samping suaminya. Lisa senang karena dari awal menikah, Rendy tak pernah menolak makanan apapun yang Lisa masak.
"Sayang, kamu ingin berbulan muda kemana?." Ucap Rendy.
"Kemana saja boleh mas, aku jarang bepergian. Jadi aku engga tau tempat yang bagus." Tutur Lisa jujur.
"Maunya, ke luar negri atau dalam negri?."
"Luar negri boleh, dalam negri juga engga apa." jawab Lisa.
Rendy berpikir mencari ide yang bagus untuk bulan madunya bersama Lisa. Akan tetapi dari Luar terdengar suara wanita, yang Rendy kenal bergema di seluruh ruangan.
"Assalamualaikum, yuhuuuuuuuu.. Gadis comel datang kakak." ucap Dira super heboh.
"Dira, yang sopan kalau bertamu ke rumah orang." Tegur bu Ratna.
Pak Adrian hanya menggelengkan kepala, melihat tingkah laku anak bungsunya ini. Dira memang sangat dekat dengan kakaknya, dia sangat manja tapi juga jail pada Rendy.
Lisa dan Rendy yang asyik makan, segera menoleh ke arah pusat suara. Terlihat gadis mungil berlari ke arah Rendy, lalu memeluk erat seakan melepas rindu yang sudah menggunung.
"Kakak, aku pulang." ucap Dira yang masih saja memeluk Rendy.
"Iya, kakak tau. Sudah lepaskan, kakak bisa mati kalau kamu peluk kenceng kaya gini." Jawab Rendy melepaskan pelukan adik manjanya ini.
"Hehehe. Eh, ini kakak iparkan?. Wah aslinya cantik banget." Ucap Dira menoleh ke arah Lisa.
Lisa hanya tersenyum malu di puji adik iparnya sendiri. Selama ini, mereka hanya berkomunikasi lewat ponsel. Dira lalu mendekati Lisa, dan memeluknya juga.
"Makasih ya kak, udah mau nerima kakakku yang cuek dan dingin ini." ucap Dira yang sifat jailnya mulai datang.
"Tadi aja katanya kangen, sekarang ngomongin yang jelek." ucap Rendy kesal.
Dira hanya tertawa kecil melihat kakaknya kesal. Wajah kesalnya ini, yang selalu Dira rindukan selama di negri orang.
Kedua orang tua Rendy yang juga ada disana, melihat kedekatan kedua anaknya ini hanya tersenyum senang.
"Padahal dari pertama nginjak tanah air, adikmu ini udah bawel banget pengen kesini. Ngerengek terus sama mamah dan papah." Ucap Bu Ratna menghampiri mereka.
"Mamah, papah juga kesini." Tanya Rendy yang langsung berdiri di ikuti Lisa. Mereka menghampiri orang tua Rendy, dan bergantian mencium tangannya.
"Ayo, duduk mah, pah. Lisa ambilkan sarapan." ucap Lisa.
Lisa bergegas ke dapur, mengambil nasi goreng yang masih banyak juga piring. Kini mereka berlima duduk di meja makan menikmati sarapan pagi.
Lisa melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi kurang. Lisa yang memang masih berpropersi sebagai office girls ini, segera berpamitan pada semuanya.
"Mah, pah, Dira. Maaf Lisa harus segera berangkat, karena sudah mau jam 7 pagi." pamit Lisa.
"Loh kok, engga bareng kak Rendy aja sih kak?." celetuk Dira.
"Engga Dir, kakak kan harus bersih-bersih dulu sebelum semua karyawan datang." tutur Lisa.
"Oh."
Lisa mencium tangan kedua mertuany, tidak lupa juga suaminya.
"Lisa pamit ya, assalamulaikum." ucap Lisa segera pergi.
"Waalaikumsalam." ucap mereka serentak.
Setelah punggung Lisa tak terlihat, Dira mulai membuka suara lagi.
"Kak Ren, kok engga suruh kak Lisa berhenti kerja aja sih. Kan kasihan kak Lisa harus kerja kaya gitu, pasti capek banget." ucap Dira melirik kakaknya.
"Kakak, udah pernah coba suruh dia berhenti. Tapi dia bilang insyaalloh, kalau waktunya tiba dia akan berhenti juga. Ya mau gimana lagi, itu maunya kakak iparmu." jawab Rendy.
"Tapi kenapa kakak engga umumin ke publik aja sih, kalau kak Lisa itu istri kakak?."
"Kakak engga mau memaksakan apapun, pada kakak iparmu. Kalau dia belum siap, biarkan saja. Soalnya kakak tau, engga akan mudah buat kakak iparmu jika semua orang kantor tau siapa dia sebenarnya. Kan kamu tau kakak banyak fans."
"Sudahlah, yang penting Lisa aman dan senang. Toh sekalipun Lisa hanya office girls, kakakmu, mamah dan papah engga masalah juga " Ucap bu Ratna ikut andil.
"Iya, kamu yang baik sama istrimu. Papah yakin, dia wanita baik. Dari cara dia memperlakukan papah dan mamah, juga cara menghormati kamu sebagai suaminya." ucap pak Adrian.
"Iya pah." jawab Rendy.
Perbincangan di meja makan berlanjut seru, Dira yang banyak bercerita soal kuliah juga hidup di sana. Tak lupa, Dira juga menggoda kakaknya di sela ceritanya.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Lisa yang baru sampai di kantor, segera masuk bersama Mona. Mereka berganti pakaian khusus pekerja kebersihan, dan mulai pekerjaannya dengan gembira.
Tepat pukul 8 pagi kurang, ribuan karyawan masuk memenuhi gedung besar nan menjulang tinggi.
Mereka datang penuh keceriaan, sesekali terdengar gelak tawa dari mereka. Ada pula yang berlarian karena takut telat. Semua menjadi pemandangan yang sudah biasa bagi Lisa.
Lisa sedang menyapu bagian belakang koridor kantor, sebelum Dion datang menghampiranya.
"Lisa." sapa Dion.
"Eh pak Dion, ada apa pak?." jawab Lisa.
"Engga, cuman pengen liat kamu aja. kamu sudah sarapan?."
"Sudah pak, tadi di rumah."
Lisa hendak pergi ke lantai 4 untuk membersihkan ruang meeting di sana. karena pekerjaannya disini sudah selesai.
"Pak, maaf Lisa tinggal dulu ya. Lisa harus ke lantai 4." tutur Lisa melangkahkan kakinya.
"Tunggu Lis, saya ingin bicara sesuatu sama kamu." cegah Dion.
Lisa yang sudah 10 langkah menjauh dari Dion, segera memberhentikan langkahnya. Lisa berbalik badan menghadap ke arah Dion kembali.
"Tentang apa, pak Dion?." ucap Lisa.
Dion mendekat ke arah Lisa agar dia bisa berbicara secara langsung. Dion menatap wanita yang sudah lama dia cintai ini.
"Lisa, saya tau ini bukan waktunya bagi saya mengatakan ini. Tapi saya rasa, saya harus jujur pada kamu." ucap Dion.
Dion menghembuskan nafas kasar, dia harap hatinya akan lega setelah ini.
"Saya suka kamu Lisa. Saya mencintai kamu, saya tidak tau sejak kapan rasa ini tumbuh. Dulu saya tidak bisa berkata jujur padamu, karena saya takut kamu akan menjauh dari saya." lanjut Dion.
Lisa diam mematung tak percaya dengan yang dia dengar. Orang yang Lisa anggap sebagai kakak ini, ternyata memiliki rasa padanya.
"Sebelumnya, Lisa berterimakasih karena sudah suka sama Lisa. Tapi maaf, seperti yang sudah Lisa katakan, kalau Lisa ini sudah menikah. Jadi Lisa engga bisa balas perasaan pak Dion." tutur Lisa jelas.
"Saya tidak meminta kamu membalas cinta saya, karena saya tau status kamu sekarang. Saya hanya ingin mengungkapkan perasaan saya, agar hati saya lega."
"Baik pak, kalau gitu Lisa pamit kerja lagi. Takut Mona sudah menunggu." Ucap Lisa melangkah pergi.
namun tiba-tiba tak di duga, Dion mengatakan sesuatu yang membuat Lisa terdiam kembali.
"Saya memang tidak menyuruh kamu membalas perasaan saya, tapi saya akan menunggu kamu dengan setia. Jika kamu terluka oleh suamimu, datanglah pada saya. Saya dengan senang hati akan mengobati lukamu." ucap Dion.
...****************...
BERSAMBUNG~~~
Tolong dukung author dengan like, coment dan Vote🤗
SELAMAT MEMBACA😊😊