Demi Adikku Aku Rela Menikah Muda
Suasana di kamar rumah sakit itu sunyi senyap, hanya ada seorang gadis cantik berhijab sedang duduk terdiam,
sambil sesekali mengusap rambut seorang bocah laki-laki yang tertidur pulas, dengan alat-alat rumah sakit yang terpasang di tubuhnya.
Lisa, gadis berumur 19tahun. Berperawakan kecil, langsing, putih, cantik dan berhijab
Dia seperti mimpi di siang bolong, bagaimana tidak?
satu bulan lalu, keluarganya mengalami kecelakaan tragis di dalam bus saat, hendak pulang usai jalan-jalan bersama.
Kedua orang tuanya meninggal di tempat kejadian, sedangkan adiknya koma hingga sekarang.
Beruntungnya, Lisa hanya mengalami luka ringan saja.
Sejak kejadian itu Lisa harus menjadi tulang punggung, demi menghidupi dirinya juga membiayayi pengobatan sang adik.
Lisa yang hanya berkerja sebagai Office grils, di salah satu perusahaan di kota Jakarta. Dengan gaji yang terbilang tak banyak. Dia pun harus rela mencari pekerjaan tambahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Lisa biasanya akan mengambil kerja sampingan, di salah satu minimarket di dekat tempat tinggalnya. jadi, pagi sampai sore dia berkerja menjadi OB, sore sampai pukul 11 malam dia menjadi kasir di minimarket.
Lelah?
Sudah pasti, dia kadang merasa kelelahan, akan tetapi inilah hidup. Siapa yang kuat dia yang bertahan, seperti itulah simbol kehidupan.
Subuh itu Lisa bangun lebih cepat, selesai mandi dan salat, dia buru-buru pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Hanya ada sisa nasi semalam dan satu telur di kulkas.
"Ah, lupa aku kan belum beli apa-apa hanya ada telur dan sedikit nasi, alhamdulilah bisa bikin nasi goreng," ucapnya seraya mengambil penggorengan lalu, mengiris bumbu dan memulai masak.
Selasai makan Lisa beranjak mencuci piring,membereskan peralatan dapur yang terpakai kemudian bersiap-siap berangkat bekerja.
Setiap hari dia harus berdesak-desakan di angkot, menempuh perjalanan 15 menit untuk bisa sampai ke tempatnya bekerja.
Yap, di sinilah Lisa sekarang berada, gedung tinggi menjulang itu tempat Lisa bekerja.
Meski Lisa hanya seorang OB di sini, akan tetapi itu tak membuatnya malu. Asalkan dia tak meminta-minta.
Lisa bergegas masuk ke dalam untuk berganti pakaian kerjanya lalu, mengambil sapu dan alat pel kemudian memulai pekerjaannya.
"Hey, Lis. Udah di sini aja kamu?" tanya seorang wanita muda dari arah belakang
Dia adalah Mona, teman sekolahnya dulu sekaligus patnernya bekerja sekarang.
"Hemm," jawab Lisa singkat
"Yaelah, Bu. jawabnya singkat banget," ujar
Mona sambil menepuk bahu Lisa. Namun, yang di tepuk hanya tertawa kecil.
"Eh, ngomong-ngomong kamu udah tau belum?" tanya Mona
"Tau apa," jawab Lisa sambil terus menyelesaikan pekerjaannya mengepel lantai ruangan demi ruangan
" Itu loh. Gosip yang beredar katanya direktur kita itu mau di ganti."
"Di ganti!" Lisa mengerutkan dahi.
"Heem, tapi kata gosip yang beredar, direktur yang sekarang itu masih muda. Anaknya pak
Adrian juga, tapi anak pertamanya" jawab Mona.
"Oh."
"Kok oh doang sih, Lis. Tanya kek, ganteng engga? Ih, kamu mah engga asik." Mona mengerucutkan bibirnya tanda sebal
"Hahahaha terus hubungan sama aku apa Mon? Mau dia ganteng apa engga bukan urusan aku?" Lisa tertawa terbahak-bahak, lalu berkata kembali "Sudah-sudah cepat ganti baju sana, nanti ketahuan pak dion tau rasa kamu."
"Astagfirullah, aku lupa. Ya udah, Lis aku ke dalam dulu yah. Jangan sedih di tinggal aku sebantar doang," ucap Mona sambil berlalu
"Ada-ada aja itu anak." ujar Lisa
Akhirnya waktu makan siangpun tiba, Lisa dan mona buru-buru pergi ke kantin kantor karena biasanya kantin akan sangat penuh jika waktu makan siang tiba.
"Lis, kamu mau makan apa?" tanya Mona.
"Aku, somay aja deh, Mon,"jawabnya
"kok somay doang, minumnya apa?"
"aku bawa kok," ujarnya sambil memperlihatkan sebotol minum di tangannya.
"ya udah, aku pesenin ya?" Mona berlalu mengahampiri kedai somay yang agak jauh dari tempatnya duduk.
" Mang somaynya 2 ya, es teh manisnya 1," ujar Mona pada tukang somay.
"Eh, neng Mona makin cakep aja nih," goda mang Asep yang memang sudah terbiasa bercanda dengan Mona dan Lisa.
"Ih, mang Asep mah bisa aja, Mona lagi tanggal tua nih engga bisa nyawer mang Asep," jawabnya sambil memperlihatkan uang 5ribuan 4 lembar di tangannya.
"Hahah, engga usah di sawerlah amang mah neng, cukup di senyumin aja juga udah seneng." jawab mang Asep sambil tertawa
"Nih, neng somay sama teh-nya," lanjutnya
"Makasih mamang ganteng" Mona langsung mengambil nampan dari tangan mang Asep, tak lupa membayarnya kemudian berlalu ke tempat duduknya.
"Ngelamun aja kamu, nih makan," ucap Mona memberikan 1 piring somay pada lisa
"Makasih." Lisa tersenyum
"Kamu kenapa, Lis? Ada masalah cerita sama aku kali aja aku bisa kasih solusi?" tanya Mona.
Lisa menghentikan kegiatan makannya, lalu menatap mona seraya berkata
"Aku udah bingung, Mon. Biaya rumah sakit semakin membengkak ,tapi Egi belum sadar juga," keluhnya dengan wajah lesu.
"Kamu yang sabar ya, Lis, Allah sedang mencintaimu dengan cara ini."
Mona memang teman yang paling bisa mengerti Lisa, mereka berteman sejak SD sampai sekarang bekerja pun sama-sama. Jadi tak heran jika Mona banyak tau tentang Lisa.
"Udah yuk, keburu jam 1 nanti di marahin," ajak Lisa
"Lah bentar napa, Lis. Belum habis nih, kan sayang hehe," jawab Mona yang langsung buru-buru menghabiskan makanannya.
Tak butuh waktu lama, akhirnya 1 piring somay dan segelas es teh sudah berpindah tempat ke perut Mona.
"Ayo," ajak Mona yang langsung menggandeng tangan Lisa untuk, kembali mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.
Di perusahaan mereka bekerja displin adalah suatu keharusan, itu berlaku untuk semua karyawan tidak terkecuali direktur perusahaan juga.
Tidak ada perlakuan khusus, siapa yang melanggar maka wajib mendapatkan peringatan. Maka dari itu hampir selalu karyawan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mentaati peraturan perusahaan yang sudah di tetapkan.
Selesai bekerja Lisa langsung bersiap-siap untuk pergi ke tempat perkerjaan sampingannya. Lisa harus cepat-cepat karena kalau tidak pasti lisa akan ketinggalan bus.
Hampir 15 menit perjalanan Lisa sampai di sebuah minimarket dekat rumahnya.
"Assalamualaikum," ujarnya begitu mendorong pintu minimarket.
"Waalaikumsalam. Eh, udah datang kamu Lis?." tanya Farah, wanita 2 tahun lebih tua dari Lisa yang tak lain patner kerjanya di sini.
Sebenarnya karena Farahlah Lisa bisa bekerja di sini, Farah yang menawarkan pekerjaan sampingan ini pada Lisa.
Kebetulan Farah juga tetangga dekat Lisa. Jadi, ia tahu, jika Lisa sedang membutuhkan pekerjaan tambahan.
"Iya, Mba. maaf agak telat. Tadi jalanan agak macet," sesal Lisa
"Engga apa-apa, Mba juga baru selesai rekap nih, ya udah kamu siap-siap gih. Mba mau pulang, kasian ibu engga ada teman sendirian," suruh farah
"Iya, mba. Lisa ke belakang dulu ya."
Lisa berlalu meninggalkan Farah, bersiap mengganti pakaiannya.
Jikka di bilang lelah, sungguh ini sangat melelahkan. setelah seharian bekerja Lisa juga harus menjalani pekerjaan sampingannya. Tapi, jika ingat bagaimana kondisi adiknya, rasa lelah ini hilang seketika.
"sampai kapan kamu tertid**ur, Dek," gumam Lisa di hati.
...****************...
Mohon maaf ya kak karena ini novel pertamaku jadi masih banyak kesalahan
Mohon kritik dan sarannya ya🤗😊
sebenernya sih ini bukan novel pertama,aku dulu sering nulis tapi baru kali ini berani nulis lewat aplikasi😂
maafken author ya🙏
Selamat membaca😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Umine LulubagirAwi
aku pernh baca ini pas msih up. tapi lwat Link di Fb. soalnya belum bsa dwnld Apk NTnya.
tiba2 ja kangen, jadi inget2 lagi.
ketemu deeh...🤭
2023-07-14
0
Hendra Yenni
Good Thor, semoga Bagus cerita nya.
2022-09-15
0
Masitafangky
mampir thorr.. semoga seru 😁🥰
2022-05-17
0