CEO perusahaan literasi ternama, Hyung menjual dirinya di situs online sebagai pacar sewaan hanya karena GABUT. Tak disangka yg membelinya adalah karyawati perusahaannya sendiri. Ia terjebak satu atap berminggu-minggu lamanya. Benih-benih asmara pun muncul tanpa tahu jika ia adalah bosnya. Namun, saat benih itu tumbuh, sang karyawati, Saras malah memutuskannya secara sepihak. Ia tak terima dan terpaksa membongkar jati dirinya.
"Kau keterlaluan, Saras. Kau memperlakukanku semena-mena tanpa menimbang kembali perasaanku. Lihat saja! Kau akan datang padaku secara terpaksa ataupun patuh. Camkan itu!"
Ia pun ingin membalas terhadap apa yang pernah Saras lakukan padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gaharu Wood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LEBIH TENANG
Sore harinya...
Jam bekerja sudah usai. Saras pun bersama Stefany keluar dari kantor bersama. Tampak mereka yang bercakap-cakap sambil berjalan menuju parkiran. Tak lama keduanya pun harus berpisah.
"Ras, duluan ya!"
Ternyata Stefany sudah dijemput suaminya. Saras pun tersenyum sambil melambaikan tangannya ke Stefany. Ia biarkan teman kantornya pulang lebih dulu dibanding dirinya. Tak lama dering ponsel pun menyadarkannya.
"Halo?" Saras segera mengangkat telepon itu. Ia pun berjalan keluar gedung kantor.
"Nanti malam aku ke rumah." Seseorang di seberang sana berkata.
"Baik, aku tunggu." Saras pun mengiyakannya. Dan tak lama sambungan telepon itu berakhir.
Mungkin aku jalani saja apa yang kudapatkan saat ini. Aku harus belajar lebih tenang dan dewasa lagi. Aku sudah terlanjur jatuh hati padanya. Vi juga telah mengungkapkan perasaannya. Aku rasa tak perlu ada pernyataan cinta. Ciuman tadi sudah membuktikannya.
Saras telah lama menyendiri sejak lima tahun yang lalu. Ia selalu saja diselingkuhi oleh pacarnya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk tidak memiliki kekasih bertahun-tahun lamanya. Namun walaupun begitu, ia selalu berdoa. Semoga dipertemukan dengan orang yang tepat dan juga bermartabat. Dan akhirnya Tuhan mengabulkannya.
Baiklah. Saatnya pulang.
Lantas Saras pun melangkahkan kakinya menuju halte bis untuk segera pulang. Ia belajar mandiri dan lebih dewasa lagi. Saras mencoba mengerti keadaan Hyung. Anniversary perusahaan itu berlangsung tidak akan lama lagi.
Sementara itu...
Di sebuah kafe, tampak orang kepercayaan Tuan Kim sedang menunggu seseorang. Ialah Saki yang baru saja mengantar nyonya besar pulang. Dan kini ia meneguk secangkir kopi yang sudah disediakan dari tadi. Tak lama seseorang pun datang menghampirinya.
"Tuan, ini temuan hari ini."
Saki pun segera membuka isinya. Dan terkejutlah ia saat melihat apa isinya.
Jadi benar mereka ada hubungan?
Tampak lembaran demi lembaran itu memperlihatkan foto sepasang insan yang sedang berada di taman kota. Hyung dan Saras di sana. Saki pun berkesimpulan jika keduanya memang benar-benar memiliki hubungan.
Tuan Muda, apakah Anda akan bermain-main dengan nyonya besar?
Saki mengernyitkan dahinya. Ia tampak khawatir. Ia kemudian mengeluarkan amplop dari dalam saku jasnya. Ia pun memberikan amplop itu kepada seseorang yang datang.
"Pekerjaanmu telah selesai. Terima kasih." Dan akhirnya orang itu pun pergi. Bersama dengan Saki yang memasukkan foto-foto itu kembali.
Pukul tujuh malam di apartemen Hyung...
Hyung tiba di apartemennya. Ia pun segera mandi. Melepas lelah setelah apa yang terjadi. Ia pun lekas-lekas mengenakan parfumnya lalu memakai pakaiannya. Ia akan ke rumah Saras malam ini. Tapi alangkah terkejutnya ia saat keluar dari kamar. Ternyata seseorang telah menunggunya.
"Zuyu?!"
Ialah Zuyu yang kini berada di apartemen Hyung. Hyung pun terkejut melihat kedatangan Zuyu.
"Sepertinya hanya kita berdua di sini."
Zuyu beranjak bangun dari duduknya. Ia menunggu Hyung di sofa tamu sedari tadi. Zuyu pun berjalan mendekati Hyung. Seketika Hyung berpikir cepat akan maksud kedatangannya.
"Bagaimana kau bisa masuk ke apartemenku?" tanya Hyung pada Zuyu.
"Bagaimana ya?" Zuyu bertanya balik. Ia kemudian berdiri di hadapan Hyung. "Ibumu memintaku untuk menemanimu malam ini," kata Zuyu lagi.
"Menemaniku? Apa maksudmu?" Hyung penuh tanda tanya.
Zuyu mencoba memegang jaket yang Hyung pakai. "Kita sudah dewasa. Kau pasti mengerti." Jari jemari Zuyu pun mulai bergerilya di dada Hyung.
"Singkirkan tanganmu!" Seketika itu juga Hyung menepiskan tangan Zuyu.
Zuyu kaget. Ia tak menyangka jika Hyung akan bersikap kasar padanya. Hyung pun seolah tidak memedulikan kehadiran Zuyu. Ia beranjak pergi meninggalkan apartemen.
"Tunggu!" Zuyu pun meminta Hyung berhenti. "Kau bersikap seperti ini karena wanita tua itu?" tanya Zuyu kepada Hyung.
Seketika Hyung menelan ludahnya. Ada perasaan tak terima di hatinya kala Zuyu seperti menyebut Saras sebagai seorang wanita tua. Namun, ia mencoba untuk tidak terpancing perkataan Zuyu.
"Itu bukan urusanmu." Hyung pun pergi berlalu.
Sialan!
Tampak Zuyu yang merasa kesal dengan sikap Hyung. Ia merasa diabaikan oleh Hyung.
Sepertinya aku harus memberi pelajaran kepada wanita itu. Kita lihat saja nanti.
Zuyu pun keluar dari apartemen Hyung. Dengan perasaan kesal dan malu yang bersamaan. Ternyata Hyung bukanlah pria yang dulu ia kenal.
Di lobi apartemen...
"Tolong perkuat sistem keamanan. Jangan sampai ada orang lain yang bisa masuk ke dalam apartemen." Hyung tampak berpesan ke keamanan gedung.
"Baik, Tuan. Keluhan Anda akan segera kami tindak lanjuti." Keamanan itu pun menerima laporan dari Hyung.
"Terima kasih." Hyung pun bergegas pergi.
Hyung segera meninggalkan apartemen setelah meminta sistem keamanan yang lebih kuat untuk apartemennya. Ia merasa kurang nyaman saat Zuyu bisa masuk tanpa sepengetahuannya. Ia ingin tempat tinggalnya privasi. Hanya dirinya yang bisa masuk ke dalam.
Satu jam kemudian di rumah kontrakan Saras...
Saras tampak sedang memasak di dapur. Ia membuat sup malam ini. Ia tampak bersemangat menunggu seseorang datang.
Ini kali pertama aku memasak untuknya. Semoga saja dia suka.
Saras melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan malam. Tapi belum ada juga tanda-tanda Hyung akan datang. Namun, ia tetap optimis. Saras percaya Hyung akan menepati janjinya malam ini. Tak lama pintu rumahnya terketuk dari luar. Saras pun segera mematikan kompor lalu menuju pintu.
Pasti itu dia.
Dengan segera Saras membukakan pintu. Dan ternyata, benarlah Hyung yang datang. Terlihat Hyung yang membawa beberapa bag belanjaan.
"Maaf membuatmu menunggu," kata Hyung kepada Saras.
Saras tersenyum. Ia langsung memeluk Hyung. "Aku akan menunggu sampai kau datang." Kedua tangannya pun melingkar di leher Hyung.
Hyung terkejut dengan perlakuan Saras. Ia pun melirik ke sekitar. "Saras. Izinkan aku masuk lebih dulu. Nanti ada yang melihatnya." Hyung mengingatkan karena masih berada di depan pintu.
"Ups."
Saras pun melepaskan pelukan lalu mempersilakan Hyung masuk. Dengan semringah, dengan ceria. Kedatangan Hyung membuat hatinya berbunga-bunga.
"Maaf, aku terlalu senang." Ia pun membantu Hyung membawa barang belanjaan.
Kaget ya karena dia tamvan 😁