NovelToon NovelToon
Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:22.2k
Nilai: 5
Nama Author: Briany Feby

"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....

Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.

Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....

Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Kegilaan Evan

Namun tiba-tiba saja, saat Evandra hendak mencium bibir Feby...

BRUK!

Sebuah tendangan yang begitu keras meluncur dari samping tubuh Evandra. Hal itu membuat tubuh pria terpental jauh menabrak meja di belakangnya, lalu jatuh tersungkur di atas keramik.

"Nona? Apakah nona baik-baik saja?"

Feby menoleh ke belakang dengan wajah ketakutan. Gadis itu langsung menghelakan napasnya saat melihat Kevin-asisten pribadi Arka berdiri di belakangnya.

"Aku baik-baik saja Pak" Jawab Feby. Jantung gadis itu berdebar tidak karuan saat ia melihat Kevin menendang Evandra tepat di hadapannya.

"Nona tolong masuk ke dalam mobil dulu, biar pria ini saya yang urus" Ucap Kevin.

"Tapi Pak, bagaimana dengan Manda teman saya?" Tanya Feby seraya menunjuk Manda yang sedari tadi masih tergeletak pingsan akibat ulah Evandra.

"Tenang Nona. Setelah saya membereskan pria yang bertindak kurang ajar kepada nona, saya akan membawa teman nona ke dalam mobil"

Mendengar itu, Feby pun akhirnya menuruti perkataan Kevin. Gadis itu langsung keluar dari kelasnya. Evandra yang melihat Feby hendak keluar, langsung bangkit berdiri dan mengejar gadis itu.

"Lo mau kemana Feb?! Gue nggak bakalan biarin lo pergi!" Teriak Evandra seraya mengejar Feby.

Namun langkah pria itu terhalang oleh Kevin yang berdiri di tengah-tengah pintu menghalanginya. Kevin mendorong tubuh Evandra cukup keras hingga membuat pria itu hampir kehilangan keseimbangannya lagi.

"KURANG AJAR! MINGGIR! GUE MAU NGEJAR FEBY LO NGGAK USAH IKUT CAMPUR!" Bentak Evandra pada Kevin.

Kevin terkekeh melihat Evandra. Pria itu menatap Evandra dengan tatapan remeh.

"Saya tidak akan membiarkan kamu mendekati Nona Feby karena dia hanyalah milik Tuan Arka! Tuan Arka tidak akan pernah memaafkan pria ingusan seperti kamu!"

BUG!

Setelah selesai bicara, Kevin langsung melayangkan tinjunya tepat di wajah Evandra. Evandra yang tak siap pun langsung kehilangan keseimbangannya dan terhuyung ke belakang. Pria itu jatuh tersungkur seraya memegangi hidungnya yang mengeluarkan cairan kental berwarna merah.

...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️...

Feby langsung masuk ke dalam mobil Kevin lalu mengunci rapat-rapat pintu mobil tersebut. Gadis itu memegangi dadanya yang terasa begitu sesak. Deru napasnya naik turun tidak teratur. Apa yang di lakukan oleh Evandra, benar-benar sudah kelewatan batas. Ia sungguh tidak mengira Evandra akan berbuat kurang ajar kepadanya.

Feby menatap pergelangan tangan kirinya yang memerah akibat cengkraman dari Evandra. Rasanya sangat sakit. Bahkan rasa sakit itu menjalar sampai ke hatinya.

Ia sungguh tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika Pak Kevin tidak datang tepat waktu. Ia sungguh tidak bisa membayangkan apa yang akan Evandra lakukan kepadanya.

Air mata gadis itu kembali jatuh membasahi pipinya. Feby menangis sesenggukan mengingat apa yang terjadi barusan. Tubuh gadis itu bergetar ketakutan.

"Mas Arka... Aku takut Mas..." Lirih gadis itu dengan penuh isak tangis.

Yang ada di dalam pikirannya saat ini hanya satu, yaitu Arka. Ia sangat membutuhkan pria itu. Ia ingin menangis, ia ingin memeluk erat tubuh Arka, ia ingin mendengar suara Arka, ia ingin menatap wajah Arka. Ia ingin... Arka ada di sini memeluk erat tubuhnya, menenangkannya, dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun sayangnya, saat ini pria itu jauh darinya.

"Mas Arka..."

Kringgggg!

Hp milik Feby yang sedari tadi ia genggam tiba-tiba saja berbunyi. Memecahkan keheningan yang ada. Nama pria yang baru saja ia sebut tertera di layar hpnya. Melihat itu, Feby sontak langsung menghapus air matanya dengan kasar. Tanpa membuang waktu lama lagi, gadis itu segera mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Halo, assalamualaikum Feb?"

Ucap Arka begitu panggilan telepon tersambung.

Feby berdehem beberapa kali untuk menormalkan kembali suaranya. Ia tidak ingin Arka mengetahui bahwa saat ini ia sedang menangis.

"Ya, waalaikumsalam Mas" Jawab gadis itu.

"Bagaimana keadaan kamu Feb? Apakah kamu baik-baik saja? Apakah Kevin sudah datang?" Tanya Arka dengan suara yang terdengar begitu khawatir.

Kedua mata Feby berkaca-kaca mendengar pertanyaan itu. Gadis itu menggigit bibir bawahnya untuk menahan diri agar air matanya tidak jatuh lagi.

"Apakah terjadi sesuatu? Apakah ada yang berani menyakiti kamu?" Arka kembali bertanya karena Feby yang tak kunjung menjawab.

"A-aku baik-baik saja Mas" Jawab Feby dengan sedikit terbata-bata.

"Jangan berbohong kepada saya Feb! Jangan membuat saya khawatir! Katakan apa yang terjadi sebenarnya!" Suara terdengar sedikit emosi dari balik sambungan telepon.

Emosi dari Arka membuat kedua mata Feby semakin berkaca-kaca. Gadis itu meremas roknya dengan tangan yang berkeringat.

"Kalau kamu tidak ingin mengatakannya, tidak apa-apa. Hari ini juga saya akan kembali ke Indonesia. Setelah itu, saya akan menyelidiki apa yang terjadi. Saya tidak akan segan-segan untuk menyeret teman kamu yang bernama Evandra itu ke dalam pengadilan!" Ancam Arka.

Ini baru pertama kalinya Feby mendengar Arka bicara sepanjang itu kepadanya.

"Jangan Mas... Tolong kejadian hari ini jangan dibesar-besarkan. Kalau Mas Arka melakukan itu, bisa-bisa semua orang curiga dengan hubungan aku dan Mas Arka" Ucap Feby.

"Kalau kamu tidak ingin saya melakukan itu, maka ceritakan semuanya kepada saya! Tidak bisakah kamu berhenti membuat saya khawatir, hmm?!" Desak Arka.

"Baiklah. Aku akan menceritakan apa yang terjadi kepada Mas. Tapi aku mohon Mas Arka tidak perlu membesar-besarkan masalah ini. Janji?"

"Ya, saya berjanji" Ucap Arka.

Feby menarik napasnya dalam-dalam mengumpulkan keberanian untuk menceritakan apa yang dilakukan Evandra kepadanya. Dari balik sambungan telepon, Arka masih setia menunggu Feby berbicara. Setelah beberapa saat, gadis itu pun akhirnya mulai menceritakan apa yang terjadi.

Feby menceritakan semuanya secara detail kepada Arka karena pria itu mendesaknya dengan berbagai macam pertanyaan. Ia bahkan saat ini, merasa seperti sedang diintrogasi oleh seorang polisi.

"Kurang ajar! Berani sekali pria itu menyentuh kamu?! Setelah saya kembali dari Australia, saya akan menyeret pria itu kedalam pengadilan! Saya akan membuat dia mengerti di mana posisinya!" Ujar Arka penuh emosi setelah ia selesai mendengar semua cerita Feby.

Mendengar itu, Feby langsung menghembuskan napasnya.

"Mas... Bukankah tadi Mas Arka sudah berjanji untuk tidak membesar-besarkan masalah ini?" Feby mengingatkan Arka tentang janji yang pria itu buat barusan.

"Tapi dia sudah bertindak kurang ajar dengan kamu! Dia sudah berani menyentuh kamu, dan saya tidak akan pernah bisa mentolerir itu!"

Dari dari balik sambungan telepon, Feby samar-samar mendengar Arka yang menghelakan napasnya dengan kasar. "Maafkan saya Feb, karena saya tidak bisa menjaga kamu dengan baik"

Feby tertegun beberapa saat mendengar Arka yang pertama kali mengatakan maaf.

"Kenapa Mas Arka malah minta maaf? Ini semua bukan salah Mas, jadi Mas nggak perlu minta maaf" Jawab Feby.

"Ini semua salah saya. Harusnya saya tidak meninggalkan kamu sendirian. Kamu adalah istri saya, dan keselamatan kamu itu tanggung jawab saya tapi bahkan saya tidak bisa melindungi kamu, Feb"

Feby bisa mendengar penyesalan dari nada bicara Arka. Ia langsung mematung mendengar kalimat itu. Hatinya terasa berdesir saat Arka mengatakan hal itu. Apa maksud dari perkataan Arka? Mengapa pria itu mengatakan hal yang membuatnya berpikir seolah-olah hubungan diantara mereka benar-benar nyata?

"Kenapa Mas bicara seperti itu?" Tanya Feby.

"Apa maksud kamu Feb? Apakah saya salah bicara?" Arka berbalik tanya.

"Hubungan ini hanyalah sandiwara Mas. Mas tidak perlu bersikap berlebihan" Ucap Feby berusaha untuk tetap berada pada jalurnya.

"Ya, hubungan ini memang hanya sandiwara. Tapi janji saya kepada Ayah kamu, bukan sebuah sandiwara. Saya telah berjanji kepada Ayah kamu untuk menjaga dan melindungi kamu sepenuh jiwa raga saya" Jawab Arka dengan tegas.

Mendengar jawaban itu, kedua mata Feby langsung berkaca-kaca. Desiran di dalam hatinya semakin terasa. Ia rasanya seperti tersengat aliran listrik.

Sedingin dan sekaku apapun Arka, ternyata pria itu adalah orang yang sangat bertanggungjawab. Meskipun kadang pria itu bersikap seolah tidak perduli kepadanya, namun jauh di lubuk hati Arka ada rasa kepedulian yang sangat besar terhadap gadis itu. Keperdulian yang tidak pernah pria itu berikan kepada wanita manapun.

'Jika Mas Arka terus bersikap seperti ini kepadaku, aku takut tidak bisa mengendalikan perasaanku ini Mas' Batin Feby dengan kedua mata yang masih berkaca-kaca.

...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️...

Hari yang cukup melelahkan akhirnya berhasil Feby lalui. Gadis itu membuka gorden di jendela kamarnya. Hamparan langit berwarna biru cerah dengan cahaya matahari yang cukup menyilaukan mata membuat Feby diam sesaat.

Kejadian kemarin masih terus terbayang di ingatannya. Meskipun ia berusaha sebisa mungkin untuk melupakan semua itu, namun bayangan itu terus saja menghantuinya.

"Non Feby? Non sudah siap? Ini dari tadi Pak body-body sudah menunggu Non di luar. Katanya, mereka mau nganterin Non ke sekolah" Suara ocehan Mbok Ida dari luar kamar membuat Feby langsung membuyarkan lamunannya. Gadis itu mengerutkan keningnya begitu ia mendengar ocehan dari wanita setengah baya berbadan gempal itu yang mengalahkan ocehan burung di pagi hari.

"Pak body-body?" Gumam gadis itu dengan wajah bingung.

Karena merasa penasaran dengan perkataan Mbok Ida, Feby akhirnya langsung keluar dari kamarnya. Gadis itu keluar dengan kondisi yang sudah rapih memakai seragam sekolahnya.

"Akhirnya Non Feby keluar juga..." Ucap Mbok Ida seraya tersenyum sumringah begitu melihat Feby keluar.

"Pak Body-body itu siapa Mbok? Tadi Mbok bilang kalau ada Pak body-body yang nunggu di luar?" Tanya Feby.

"Mbok juga nggak tau mereka siapa, tadi pagi waktu Mbok mau buang sampah di luar, tiba-tiba saja ada 3 orang pria berbadan tinggi besar. Mereka berdiri terus di depan pintu. Terus mereka bilang kalau mereka itu bodyward yang di suruh Tuan Arka untuk menjaga Non Feby" Jelas Mbok Ida.

Kening Feby semakin berkerut dua kali lipat mendengar penjelasan dari Mbok Ida. "Bodyward?"

"Iya Non mereka bilang kalau mereka itu bodyward" Jawab Mbok Ida dengan wajah yang meyakinkan.

Feby langsung menghelakan napasnya. Gadis itu berusaha menahan dirinya untuk tidak tertawa mendengar jawaban dari Mbok Ida.

Karena lagi dan lagi, wanita itu salah menyebutkan kata berbahasa Inggris.

"Non kok malah senyum-senyum sih? Ayo keluar kasian Pak Body-body sudah nungguin dari tadi"

"I-iya Mbok sebentar aku ambil tas dulu" Ucap Fey seraya menahan tawanya agar tidak pecah. Gadis itu masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil tas sekolahnya. Setelah itu, ia langsung berjalan keluar menuju teras.

Begitu ia keluar dan membuka pintu rumah, tiga orang pria berbadan besar dan tinggi dengan pakaian serba hitam dan wajah sangar berdiri tepat di depan pintu. Gadis itu terkejut bukan main melihat ketiga pria tersebut.

"Tuh Non itu pak Body-body yang Mbok bilang tadi. Wajah mereka serem-serem banget ya?"

Bisik Mbok Ida yang sedari tadi berdiri di belakang Feby.

"I-iya Mbok wajahnya serem banget sama kaya Mas Arka" Saut Feby membuat Mbok Ida langsung terkekeh kecil mendengarnya.

Untung saja Arka sedang tidak ada di rumah. Jika ada, Mbok Ida pasti tidak akan berani melakukan itu.

"Selamat pagi Nona..." Ucap ketiga pria itu bersamaan seraya membungkukkan badannya di depan Feby.

"P-pagi Pak..." Jawab Feby dengan terbata-bata.

"Sebelumnya perkenalkan dulu Nona, kami adalah bodyguard yang diperintahkan Tuan Arka untuk menjaga Nona Feby selama dua puluh empat jam penuh kapanpun dan dimanapun Nona berada" Ujar salah satu dari mereka yang berdiri di tengah.

"Benar Nona. Kalau Nona kurang yakin, Nona bisa menelpon Tuan Arka langsung" Saut pria yang berdiri di samping kanan.

"Dan mulai sekarang, kami juga akan menemani Nona kemanapun Nona pergi." Sambung pria yang berdiri di samping kiri.

"Loh? Bukannya tadi nama kalian bodyward ya? Tadi kalian bilang ke Mbok kalau kalian itu bodyward? Sekarang kok ganti bodyguard?" Sela Mbok Ida dengan wajah polos.

"Kami bukan bodyward Nek, tapi bodyguard"

Gadis itu hanya membisu dengan wajah terkejut mendengar penuturan dari ketiga pria tersebut. Antara kaget dan juga bingung. Namun ia sungguh ingin tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah Mbok Ida yang terlihat begitu kesal dengan panggilan 'Nek'.

Ting!

Sebuah pesan masuk tiba-tiba saja terdengar dari hp Feby. Gadis itu langsung membuka hpnya. Dan ternyata, itu adalah pesan dari Arka. Melihat pesan tersebut, Feby tanpa sadar tersenyum lebar seraya melompat kegirangan hingga membuat ketiga bodyguard dan Mbok Ida menatapnya dengan bingung.

Tanpa membuang waktu lama, gadis itu langsung membaca pesan dari Arka. Dalam hati iya berharap bahwa Arka akan mengucapkan selamat pagi kepadanya dengan romantis seperti di drama-drama Korea.

Om Arka : Hari ini, saya memerintahkan tiga orang bodyguard untuk menjaga kamu selama saya di Australia. Saya tidak ingin kejadian kemarin terulang lagi.

Senyuman di wajah gadis itu langsung sirna setelah membaca isi pesan Arka. Wajah Feby pun langsung berubah seratus delapan puluh derajat.

"Ck! Dasar kanebo kering! Kirain pagi-pagi ngirim pesan apa, ternyata cuma pesan kaya gitu?! Ketikannya juga kaku banget lagi!" Dumel gadis itu.

Tanpa menjawab pesan tersebut, Feby langsung mematikan hpnya. Tak lama kemudian, hpnya kembali berbunyi

Ting!

"Ishhh! Apa lagi sih?!" Sungut gadis itu. Dengan wajah kesal, ia kembali membuka hpnya.

Nomor milik Arka yang ia beri nama 'Om Arka' kembali muncul di layar hpnya.

Om Arka : Semangat sekolahnya, Feb. Saya minta kamu jangan terlalu dekat dengan teman laki-laki kamu di sekolah terutama yang bernama Evandra.

Sudut bibir gadis itu terangkat membentuk sebuah senyuman saat ia membaca pesan kedua yang dikirim oleh Arka.

Feby : Kenapa? Kenapa aku harus jauhin teman laki-laki aku?

Feby membalas pesan tersebut seraya tersenyum kecil.

Om Arka : Karena itu perintah dari saya. Saya suami kamu.

Senyuman di wajah gadis itu semakin mengembang setelah membaca pesan Arka. Feby bisa membayangkan, Arka pasti mengetik pesan itu dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Feby : Kalau aku nggak mau gimana? 😝😝

Feby sengaja mengirim jawaban yang memancing emosi. Gadis itu tersenyum jail setelahnya. Tak lama kemudian, Arka langsung membalas pesan tersebut.

Om Arka : Kamu yakin mau menanggung konsekuensinya kalau kamu berani membantah perintah saya?

"Ck! Sok ngancem segala lagi! Emangnya dia pikir aku bakalan takut apa?!" Gumam Feby.

Feby : Mas nggak usah ngancem, aku nggak bakalan takut. Memangnya apa yang akan Mas lakukan kalau aku tidak mau menuruti perintah Mas?🤣

Om Arka : kamu harus bersiap untuk mengandung pewaris keluarga Megantara.

Deg!

Kedua mata Feby membulat sempurna membaca pesan dari Arka. Ancaman dari pria itu benar-benar membuat seluruh bulu kuduknya langsung berdiri. Feby menelan ludah dengan susah payah. Ia berusaha bersikap tenang lalu membalas pesan tersebut meskipun dengan tangan yang gemetaran. Namun belum sempat ia membalas, Arka mengirimkan sebuah pesan lagi.

Om Arka : Lakukan apa yang saya perintahkan. Jauhi semua teman laki-laki kamu di sekolah. Kalau tidak, bersiaplah untuk menanggung konsekuensinya setelah saya kembali dari Australia.

______________________________________

...Arka be like :...

...Evandra lu bener-bener ya!...

...Awas gue pulang dari Australia, lu bakalan gue bantai!...

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Briany Feby: Siapp
total 1 replies
partini
so sweet 🥰🥰🥰
udah lope lope biasa nya si bulu bulu pada nempel bikin gatal
bukannya so tau kebanyakan novel 98% Kya gitu salaf fahamnya
Briany Feby: Cieee Mr. Arka sama Feby ciee 😂
total 1 replies
Opi Sofiyanti
mna bs sklh ikut campur sprt itu???
Reni Anjarwani
doubel up makin seruu
Briany Feby: Siappp/Bye-Bye/
total 1 replies
partini
siapa lagi kalau bukan Mak jembrit
partini: 😂😂😂😂 Clarissa terlalu bangus Thor jadi ganti Mak jembrit
Briany Feby: Mak jembrit Clarisa maksudnya?🤣
total 2 replies
Reni Anjarwani
penuh dg kejahatan dan intrik dari ular2 keket
partini
tipu muslihat biar mereka bertengkar sama obat perangsang Thor
dan satu lagi punya seribu cara satu gagal coba lagi sampai mereka salah faham,,jarang ada yg siaga paling banyak kena jebakan nyesel minta maaf
ada satu sih yg lagi aku baca sebelum bergerak dah katauhan duluan
Reni Anjarwani
acamannya banyak
Briany Feby: iya nih.. doa in aja semoga hubungan mereka langgeng
total 1 replies
partini
katemu dah ma ulet bulu,, gumussss aku ma mereka Selalu aja ada parahnya lagi punya seribu cara bikin masalah dan berhasil ihhhhhhh
Briany Feby: ulat bulu kegatelan gak tuh? 😂
total 1 replies
Adinda
pasti Arka minta haknya ya thor, manda sama kevin aja thor
Adinda
Manda sama kevin aja thor
Adinda
evandra satuin sama clarissa aja thor
Adinda
aku mau diboncengi mas Arka hehe, pindah sekolah saja feby
Briany Feby: Sini yuuu bonceng Mas Arka 😂
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
Briany Feby: siapp
total 1 replies
Opi Sofiyanti
untung itu sumpah serapah rindu yg tak terungkap... 🤭🤭🤭
Opi Sofiyanti: betuuulll
Briany Feby: Rindu tapi gengsi 🤣
total 2 replies
partini
ko aku jadi teringat komik dokter Chu jatuh cinta
Reni Anjarwani
makin seru lanjut thor doubel up thor
Briany Feby: Siapp update setiap hari yaa
total 1 replies
partini
behhh roti sobek ga nguatin Thor
Briany Feby: Waduh... tahan 😂
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
Opi Sofiyanti
akan aku tunggu mas... 😁😁😁
Briany Feby: Waduh-waduh 🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!