First Love

Malam hari yang sangat dingin di musim dingin, ketika embun beku menari-nari di atas permukaan jendela dan langit tergelap, udara terasa seolah membeku. Freya duduk sendirian di dalam kamarnya. Dia tengah melakukan panggilan video dengan sahabat-sahabatnya.

"Besok jemput kita lho ya." ucap salah satu sahabatnya, Celine

"Iya.. tapi naik taksi."

"Iya tau.. eh ngomong-ngomong kamu dirumah sendirian nih.?" tanya celine

"Iya.. kan mama sekeluarga pergi ke Hangzhou."

"Terus.. kalau pembantu gimana, ada nggak.?"

"Ya nggak ada, mereka semua juga libur."

"Jadi kamu bener-bener dirumah sendiri, nggak ada siapapun. Lalu apa kau nggak takut.?"

"Iya lho frey, apa kau ngga takut, nanti kalau tiba-tiba muncul mbak kun gimana..?" goda debby, sahabat freya juga

"Kalau kalian ngomongnya ngawur terus, mending aku matiin telponnya." ucap freya

"Hahaha.. " Debby dan Celine tertawa bersamaan,

"Sorry frey, kita cuma bercanda, jangan marah dong.." ucap celine

"Lagian mbak kun nggak mungkin sampai sini juga kan..!" debby menimpali

"Iya, iya.. Terus besok, kira-kira kalian sampai jam berapa.?"

"kita berangkat sekitar jam 8. Mungkin jam 10an nyampe sana."

"Jadi kamu jangan sampe telat lho jemput kita.."

Freya begitu asik mengobrol dengan sahabat-sahabatnya, sampai-sampai dia tidak menyadari sudah tengah malam.

"Udahan dulu ya ngobrolnya, aku udah ngantuk nih." ucap debby

Freya pun melirik jam di kamarnya, ternyata sudah jam 12 malam.

"Oh iya, sudah tengah malam. Ya udah kalau gitu sampai ketemu besok..." ucap freya pada sahabatnya

"Bye, sampai ketemu besok." sahut kedua sahabatnya

Setelah mengakhiri panggilan, entah mengapa tiba-tiba freya merasa merinding. Padahal tadi dia tidak berpikiran aneh atau takut sedikitpun.

"Gara-gara mereka, aku jadi berpikiran yang tidak-tidak."

Kemudian ia mengunci pintu, lalu jendela. setelah itu ia mencoba untuk tidur sambil mendengarkan musik.

Sementara itu pukul 1.30 dini hari, pesawat yang ditumpangi kevin sudah mendarat di bandara Daxing.

Setelah keluar bandara dia segera mencari taksi. Namun ternyata agak susah, jadi dia harus menunggu sedikit lebih lama.

Jalanan terasa sangat sepi, hanya ada satu dua kendaraan yang melintas. Mungkin karena sedang libur tahun baru, banyak yang kembali ke kota asal mereka.

Tidak lama kemudian kevin sampai didepan rumahnya. Saat masuk dia terkejut, dengan rumah yang terlihat sangat terang karena semua lampunya masih menyala.

"Jadi seperti ini, supaya kau tidak takut." gumamnya sambil tersenyum

Dia memasuki rumahnya lalu mematikan lampu-lampunya, selanjutnya menaiki tangga menuju ke atas. Dia mencoba membuka pintu kamar freya namun terkunci.

Akhirnya dia merebahkan diri di sofa depan kamar, hingga tertidur.

Pagi hari seperti biasa, saat bangun freya akan menuju ke dapur untuk mengambil air minum. Tapi dia terkejut, karena semua lampunya mati.

"Bukankah tadi malam aku menyalakan semua lampunya.! Kenapa sekarang jadi gelap seperti ini.?"

Dia melihat seperti ada sesuatu di sofa, dia pun memberanikan diri untuk melihatnya. Perlahan-lahan dia mendekat, dan betapa terkejutnya freya saat tau itu adalah kakaknya.

"Kakak..!" dia mencubit pipi kakaknya untuk memastikan benar atau tidak

"Aduh.. " kevin langsung bangun dari tidurnya.

"Ternyata beneran kakak."

"Apa maksudmu.?" tanya kevin yang masih terlihat ngantuk

"Ya aku pikir hantu."

"Tapi bukankah kau di hangzhou. Kenapa bisa ada dirumah sekarang.?"

"Memangnya ada hantu yang sepertiku.?" ucapnya yang terlihat menyebalkan dan tampan

"Aku ada urusan penting, jadi kembali lebih awal."

"Begitukah.." ucap freya yang terlihat ragu. "Lalu jam berapa kau sampai dirumah, dan kenapa kau matikan semua lampunya, kan jadi gelap.?"

"Hmm mungkin sekitar jam 3, lalu lampunya terlalu terang, aku tidak bisa tidur."

"Makanya, seharusnya kau kan tidur di kamar, bukan disini.."

Kevin tersenyum pagi-pagi melihat adiknya yang cerewet. "Tadinya aku hanya mau rebahan sebentar, tapi malah ketiduran."

"Oh gitu.." ucap freya lalu beranjak pergi

"Mau kemana.?" tanya kevin

"Ambil minum." dia pun segera berlari menuruni tangga

Kevin tertawa melihatnya, "kenapa dia harus berlari seperti itu.?"

Setelah membasahi tenggorokannya, Freya membuat sarapan sederhana, sandwich dan susu hangat. Kemudian dia kembali ke atas untuk mengajak kevin sarapan bersama.

"Kemana dia.?" ucap freya saat kevin sudah tidak ada di ruang santai

Kemudian ia mengetuk pintu kamarnya.

Tok.tok.tok

"Kak.." panggilnya dari luar

"Masuk." jawabnya dari dalam kamar. Namun freya ragu apalagi sekarang dirumah hanya ada mereka berdua.

Dia membuka pintunya perlahan, lalu sedikit mengintip ke dalam. Ternyata kevin melanjutkan tidurnya.

"Kak, ayo sarapan aku sudah buat sandwich dan susu hangat." ucapnya masih tetap berdiri di ambang pintu

"Kenapa kau berdiri di sana.? "Kau tidak takut kepadaku kan.?" tanya kevin sambil senyum menyeringai

"Tentu saja tidak."

"Lalu kenapa tidak masuk.?"

"Sudahlah, aku cuma mau mengajak sarapan. Ayo cepat turun." ucapnya kemudian pergi meninggalkan kevin

Kevin langsung bangkit dan mengejarnya. Lalu dia mengangkat freya, menggendongnya ala bridal style.

"Kakk.. turunin aku.."

Kevin tidak menjawab atau menurunkannya, dia hanya tertawa.

"Kak.." teriak freya yang kesal sambil menjewer telinga kevin. Namun tidak dihiraukannya.

Kevin baru menurunkannya saat berada di ruang makan.

"Kak, jangan kebiasaan gendong-gendong seperti itu, apa lagi cium-cium.!"

"Memangnya kenapa.?" tanya kevin santai

"Ya soalnya kita kan..." freya tidak jadi melanjutkan ucapannya

"Kita apa.?" tanya kevin yang sedang menatapnya intens

Freya mendadak kehilangan semua kata-katanya, tenggorokannya terasa kering.

"Sudahlah makan saja." elaknya

Kevin pun menurutinya, lalu memakan sandwich buatan adiknya.

"Kak, sebentar lagi aku mau keluar."

"Kemana,.?"

"Aku mau menjemput sahabatku di bandara."

"Sahabat yang mana.?"

"Kakak nggak kenal, ini sahabatku dari indo. Yang kapan hari pernah ngirim kado pas ultahku."

"Oh yang itu. Lalu jam berapa ke bandara.?"

"Nanti jam 9, mereka paling sampai sekitar jam 10 an."

"Nanti aku antar."

"Apa.? nggak perlu kak. Aku naik taksi saja."

"Kenapa kau tidak mau aku antar, kau tidak sedang berbohong kan.?" tanya kevin yang terlihat curiga

"Aku tidak bohong, dan bukan juga aku tidak mau diantar. Tapi kakak kan baru sampai dan masih ngantuk kan.. jadi kakak istirahat saja."

"Aku sudah tidak mengantuk."

Freya akhirnya memilih diam tidak membantah lagi.

Waktu baru menunjukkan pukul 8 pagi, freya mengendap-endap keluar dari kamarnya. Perlahan-lahan menuruni anak tangga, dia sebenarnya tidak mau kevin ikut.

Dia masih celingukan saat di ruang tengah, karena dirasa sudah aman, dia pun berjalan dengan santai.

"Bukankah ini baru jam 8, kau bilang tadi jam 9 kan.?" tanya kevin yang ternyata duduk di ruang tamu dan sudah siap.

'Bagaimana bisa dia sudah ada disini.?' pikirnya

"Kalau mau berangkat sekarang tidak masalah, ayo." ucap kevin sambil menggandeng adiknya

Selama perjalanan freya tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Kenapa diam saja dari tadi.? Apa ada sesuatu yang kau pikirkan.?" kevin bertanya dengan sangat lembut

"Tidak ada kak."

Mereka sampai di bandara lebih cepat, kemudian menuju ke tempat kedatangan sahabatnya.

"Sepertinya masih lama, bagaimana kalau kita menunggu di lounge?"

"Nggak, aku mau disini saja."

"Baiklah." ucap kevin lalu duduk disebelah adiknya.

Cukup lama mereka menunggu hingga akhirnya ada panggilan masuk, freya pun mengangkatnya.

"Frey, kau dimana.? kita udah keluar." ucap celine

Freya yang sedang duduk, bisa melihat sahabatnya dari kejauhan. "Ehmm dimana yaa.?" ucapnya sambil tertawa

"Serius frey.."

Dia pun berdiri dan mendekati sahabatnya, "aku disini.."

"Kyaaa..." teriak mereka bersamaan

"Ya ampun.. kangen banget sama kamu." ucap celine sambil memeluk freya

"Aku juga dong." kini debby ikutan memeluk freya

"Apa kau tidak merindukanku juga.?" tanya jimmy, sahabat freya

"Tentu saja." ucap freya lalu mereka berpelukan.

Awalnya kevin hanya memperhatikan mereka, namun saat dia melihat gadisnya berpelukan dengan laki-laki lain, dia langsung berdiri menghampirinya.

"Nggak perlu peluk-pelukan." ucap kevin sambil menarik freya.

"Apa sih kak, dia ini sahabatku." ucapnya kesal, dia sudah menduga kevin akan seperti ini

Sementara dua sahabatnya, seperti terpesona melihat kevin.

"Freya, siapa.?" tanya celine sambil melirik kevin

"Ini kakakku, kevin.."

"Halo kak.." sapa celine dan debby

"Ini celine, debby dan jimmy." ucap freya sambil menunjuk satu persatu.

Celine menarik freya ke arahnya, lalu berbisik. "Apa ini yang biasanya kamu ceritakan katanya galak dan cuek itu.?"

"Ya, bener.."

"Ternyata dia setampan ini frey, pasti kamu seneng banget tinggal serumah dengan orang setampan ini."

"Iya tiap hari bisa melihat pemandangan yang indah." sahut debby

Freya hanya menggeleng, mendengar pujian untuk kakaknya.