NovelToon NovelToon
Second Love

Second Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:233.4k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Cinta pertama Ellea An Noor adalah ayahnya. Surga satunya yang dia miliki di dunia ini. Dia yang pernah berjanji tidak akan membuka hati kepada lelaki manapun harus dikejutkan atas permintaan sang ayah yang di luar prediksi.

Menikah karena ingin berbakti itulah yang dilakukan oleh Ellea dan Ahlam, putra dari kerabat ayah Ellea. Tanpa adanya pendekatan dan hanya bermodalkan kesepakatan mereka memutusakan untuk maju ke jenjang pernikahan. Merelakan kebahagiaan mereka direnggut agar bisa membuat orang tua mereka merasakan kebahagiaan.

Akankah pernikahan tanpa cinta yang mereka lakukan akan menghasilkan kebahagiaan? Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Rindu Tak Bisa Bertemu

"Om Ipang!"

Teriakan Aleesa membuat semua orang menoleh. Restu sudah memeluk tubuh istrinya yang menangis teramat keras. Aleesa seperti memberikan alarm. Satu menit berselang, pihak dokter ICU keluar dengan wajah yang berbeda.

"Untuk keluarga Tuan Rifal Addhitama, semoga diberikan ketabahan dan keikhlasan."

"Tuan Rifal Addhitama sudah meninggal dunia."

Tangis anggota keluarga pun pecah. Air mata menetes dengan sangat deras dari mereka semua. Baba Radit dan Papi Rindra saling pandang dengan senyum penuh luka.

Wajah Ahlam mulai panik, dia ingin bertemu istrinya sekarang juga. Baru saja hendak mendekat ke arah pihak medis, Ellea keluar dengan wajah yang menyunggingkan senyum kepedihan.

"Ayah udah gak sakit lagi sekarang. Ayah udah sembuh."

Ahlam berhambur memeluk tubuh istrinya. Mata Ellea pun mulai berembun. Ditambah Papi Rindra dan Baba Radit mendekat dan mengucapkan terimakasih kepadanya. Air mata yang dia kira sudah surut ternyata kembali luruh.

Bubu Echa menatap Ellea dengan tatapan penuh tak menyangka. Ellea yang begitu tidak mau kehilangan ayahnya, tapi dialah yang berada di samping sang ayah sampai pada ayahnya menghembuskan napas terakhir. Ellea adalah anak yang begitu kuat.

"Jangan pernah merasa sendiri. Ada Mas yang akan selalu menemani," ucap Ahlam dengan penuh keseriusan.

Ellea menyunggingkan senyum di tengah matanya yang begitu sembab. Pintu ruang ICU terbuka dan bed berisi jenazah ayah Rifal mulai dipindahkan ke ruang jenazah. Tangis semakin pecah, tapi tidak untuk Ellea.

"Aku harus bahagia karena Ayah sudah tak merasakan sakit lagi."

Papi Rindra, Baba Radit, Rio dan Restu sudah berada di ruang jenazah. Mereka berada di samping jenazah ayah Rifal yang masih tertutup selimut putih. Papi Rindra perlahan membukanya. Wajah putih bersih terlihat begitu jelas. Senyum kecil nan indah ciri khas ayah Rifal dapat mereka lihat.

"Sekarang lu bisa menjemput jodoh lu, Pang. Hidup bahagia bersama Elyna di surga sana."

Terucap kalimat biasa, tapi sakitnya menembus sampai ulu hati. Rio dan Restu pun menunduk begitu dalam.

"Kak, penyesalan Kakak sudah berakhir. Karma yang selalu Kakak katakan sudah berakhir juga. Sekarang sudah waktunya Kakak bahagia. Meskipun, kami tidak bisa melihat kebahagiaan Kakak. Percayalah, jika kami bisa merasakan kebahagiaan Kakak bersatu dengan istri Kakak, Papi dan juga Mami. Kami semua pasti akan merindukan Kakak."

Papi Rindra menengadahkan kepalanya mendengar ucapan Baba Radit. Sakit akan kehilangan kembali dia rasakan. Hatinya hancur karena ditinggal sang mami sewaktu masih kecil. Ketika dia sudah dewasa dan menjadi pria yang lebih baik, sang papi pergi hingga membuat hatinya yang berangsur utuh kembali patah berkeping-keping. Sekarang, adik pertamanya yang selalu menjadi penengah setiap kali pertikaian dirinya dan Baba Radit, pergi lebih dulu menyusul dua orang yang amat dia sayang. Si penengah yang selalu mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan kakak, adik dan juga ayahnya kini sudah tiada.

.

Di kediaman Addhitama, ucapan bela sungkawa sudah banyak sekali. Ellea dan Ahlam juga para wanita sudah kembali ke rumah. Mempersiapkan semuanya. Kedatangan Ellea disambut tangisan pilu ibu mertuanya. Pelukan bunda Jingga mampu menguatkan hati Ellea yang sebenarnya amat sakit.

Di balik musibah yang tengah menerpa Ellea, dia melihat banyak orang yang begitu tulus kepadanya. Terutama keluarga besar suaminya yang membantu tanpa diminta. Bahkan rela mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk acara pemakaman.

"Semasa hidupnya, Pak Rifal sudah mempersiapkan pemakaman. Di mana Beliau sudah membeli kavling tanah pemakaman tepat di samping pusara Ibu Elyna."

Penjelasan Pak Sandi membuat Ellea tersenyum. Ayahnya memang begitu cinta kepada sang bunda. Sampai meninggal pun tak mau jauh dari rumah terakhir istrinya.

Rumah begitu ramai, tapi hati Ellea begitu kesepian. Dia seperti tengah berada di Padang tandus nan gersang seorang diri.

"Kak El," panggil Reyn dengan begitu pelan.

Ellea yang tengah duduk di kursi di mana sang ayah biasa duduk menoleh ke arah samping. Wajah Reyn sudah berubah.

"Ada apa, Reyn?"

Reyn memegang tangan Ellea. Kemudian, dia menunjuk ke satu tempat. Mulut Ellea terbungkam. Matanya mulai perih.

"A-ayah ... Bu-bunda--"

Senyum penuh kebahagiaan terukir di wajah mereka berdua. Sang ayah tersenyum begitu berbeda, tak pernah Ellea melihat senyum seperti itu dari ayahnya.

"Bahagialah dengan Ahlam, El. Sudah waktunya Ayah bahagia bersama Bunda."

Air mata itu kembali menetes. Ayahnya seperti menemukan cintanya kembali. Kekosongan hatinya mulai terisi. Kehampaan hidupnya mulai menemukan penawarnya.

"Makasih banyak putri cantik Bunda. Sudah menjaga Ayah dan merawat Ayah dengan begitu tulus. Bunda sayang kamu, El."

Ellea ingin ikut dengan kedua orang tuanya. Dia ingin merasakan kebahagiaan keluarga yang utuh. Namun, dia tidak akan pernah berhasil bernegosiasi dengan takdir Tuhan.

"Ayah sama Bunda pergi dulu, ya. Selamat tinggal, Sayang."

Kepala Ellea menunduk dalam. Ahlam segera melepas tangan Rayyan di mana anak bungsu Restu juga tengah memegang tangannya untuk melihat apa yang Ellea lihat.

Pelukan Ahlam segera dibalas oleh Ellea dengan begitu erat. Isakan tangis cukup keras membuat keluarga yang ada di sana menghampiri Ellea dan Ahlam.

"Bunda dan Ayah sudah pergi."

Bubu Echa memilih untuk menjauh. Melihat Ellea seperti melihat kesedihan dirinya ketika ditinggal ayah, papa dan mamanya. Sakitnya bukan main dan sedihnya tak berkesudahan.

Bagi yang pernah merasakan kehilangan pasti akan merasakan kesakitan yang dialami Ellea. Keluarga besar Wiguna dan Juanda pernah merasakan itu. Bahkan, sampai sekarang pun sakitnya ditinggalkan belum menemukan obat penawar.

Satu jam berselang, jenazah sudah tiba di rumah duka. Ellea dengan setia berada di samping jenazah sang ayah yang sudah dikafani.

Baik Papi Rindra dan Baba Radit sudah sepakat untuk tidak menunda terlalu lama pemakaman ayah Rifal. Mereka ingin semuanya cepat selesai karena akan berpengaruh pada mental seseorang.

Ahlam menemani Ellea di dalam mobil jenazah. Selama perjalanan, Ellea memeluk keranda di mana di dalamnya terdapat jasad sang ayah tercinta.

"Maaf, Ayah. El hanya bisa memeluk keranda Ayah untuk terakhir kalinya."

Gumaman sang istri membuat Ahlam meringis sedih. Ahlam mengusap lembut ujung kepala Ellea yang sudah mengenakan pashmina hitam.

"Jasad ayah yang pergi, tidak untuk cinta dan sayangnya yang akan selalu hidup di dalam hati kita."

Perlahan Ellea menatap ke arah sang suami. Seulas senyum Ellea berikan setelah mendengar kalimat yang begitu menyentuh.

Tibanya di pemakaman, Ahlam tak sedikitpun menjauh dari sang istri tercinta. Dia terus menggenggam tangan Ellea. Sampai pada kedua saudara ayah Rifal juga Ahlam turun ke liang lahat untuk meraih jasad ayah Rifal yang akan diciumkan ke tanah. Ellea menyaksikan semua itu dengan begitu jelas.

Sampai pada tanah merah yang ada di samping liang lahat mulai diturunkan perlahan. Air mata Ellea sudah tak bisa tertahan dan meluncur berbarengan dengan tanah yang mulai menimbun jasad sang ayah yang sudah berada di dalam.

"Sekarang dan ke depannya El akan merasakan yang namanya rindu, tapi tak akan pernah bisa untuk bertemu."

...***To Be Continue***...

Mana komennya?

1
Duwi Rosadah
bagus banget Thor, udah nangis terus baca novel ini dri tadi
Eliani Elly
🥺🥺🥺🥺🥺🥺
Erna Wati
Luar biasa
Indrijati Saptarita
lanjuuuuuuutttt.....
Nur Ainun
mntap Thor mampu buat air mataku terus membasahi pipiku ...
Nur Ainun
dari tdi aku mewek Thor ..btul2 smapi kehati
Nur Ainun
mntap aku padamu ahlam
aisya
cuzz otw
Bagus Diah
kak knp cerita iyan dan beeya tdk dilanjut
Rahmawati Abdillah
yeeee terima kasih
Lusi Hariyani
siap otw bc kak fie
sum mia
aku sudah baca kak.... kayaknya seru sih , selalu ditunggu kelanjutannya , semoga bisa up rutin dan stabil setiap hari , apalagi kalau bisa crazy up....uuuhhh.... sangat menyenangkan .
Ida Farida
baik thor
Lilis Holisoh
sdh di baca thor di tunggu ke lanjutannya thor jngn lama2 ya thor tetap semangat 💪💪💪❤❤❤
Amang Awang
segera meluncur Thor
Wiwin Winarsih
setia menunggu....
Tanti Retno Wati
Weh udah setia menunggu nih
diajeng3476
sudah mampir ya...
ditunggu lanjutannya
Salmi Ati
di tunggu thor
Indrijati Saptarita
lanjuuuuttt lagiiiii....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!