NovelToon NovelToon
My Idiot Wife

My Idiot Wife

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:5.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: AzieraHill

COVER FROM PINTEREST

Cerita pernah dipublishkan di Wattpad dan republish serta kontrak dengan MangaTonn setelah melakukan beberapa revisi

Namanya Lolita, otaknya LOLA! Dia terlalu lamban dan tidak pantas jadi istriku. Seandainya bukan karena pernikahan bisnis. Aku tidak sudi menikahinya! Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana hidupku ke depannya harus tinggal satu atap dengan wanita ini! Dia hanya merepotkan hidupku saja dan sangat memalukan saat bersamanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzieraHill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28: The Past is In The Past

**NOTED: Sebelumnya mau ngasih tahuu IDIOT di sini sesuai dengan judul punyaku yang pakai bahasa inggris ya. Jadi jangan tanya, kok LOLI-nya kayak gak idiot? hihiihihi. Idiot dalam bahasa inggris itu artinya orang bodoh. Di sini penulis menggambarkan LOLI sebagai sosok yang agak LOLA (loading lama) dan polos. Jadi jangan dipatokkan idiot yang kalian pikirkan^^  ***

SELAMAT MEMBACA^^

Motor berwarna kuning yang aku hafal sekali platnya bertengger di depan garasi.

“Pak tolong dimasukkan ke garasi saja sekalian ya,” kataku pada Pak Jani. Pak Jani pun menganggukkan kepalanya.

Lalu aku masuk ke dalam rumah dengan leher yang terasa pegal sekali karena seharian ini pekerjaanku seakan bertambah tiga kali lipat dari biasanya.

“Den, baru pulang?” Bi Tikah menyambut kedatanganku dan mengambil tas kerja yang aku pegang. Begitu, aku pun melepaskan jasku untuk diberikan kepadanya.

“Iya Bi banyak banget pekerjaan. Lolita marah ya Bi? Kok gak mau angkat telepon saya.”

“Itu Den. Dari tadi juga Non Loli gak mau keluar dari kamar. Gak tau deh kenapa sejak pulang dari kursus masak tadi Non Loli keliatan bête banget.”

Aku pun menghela napasku. Tidak biasanya Lolita seperti ini. Setahuku dia paling mudah mengganti moodnya menjadi sedih dan senang. Dia juga bukan pemarah meski terkadang bersikap manja dan kekanakan-kanakan.

“Yaudah Bi, nanti saya ke kamar. Kalau Reyes mana, Bi?” tanyaku lagi seraya berjalan ke dalam seraya menarik lengan kemejaku ke atas dan melonggorkan dasi serta kancing teratas kemeja ini.

“Den Reyes lagi di taman belakang deh kayanya, Den. Kayanya semua orang di rumah ini lagi bête semua Den. Bibi gak tahu kenapa sampe-sampe pada gak mau makan. Sayang banget masakan Bibi gak ada yang makan. Masakan Non Loli juga yang dibawa dari tempat kursus malah jadi sia-sia.”

Aku yang mendengarnya kasihan juga. Bi Tikah sudah masak susah payah untuk kami, tapi tidak ada yang memakannya.

“Siapkan saja ya Bi. Nanti saya bawa mereka ke meja makan untuk menghabiskannya. Dasar! Si Reyes ini tidak tahu diuntung! Sudah diberi tumpangan malah membuat Bibi repot.”

“Ihh enggak kok Den. Bibi gak merasa direpotin. Cuma sayang aja makanannya gak ada yang makan.”

“Yasudah saya ke belakang dulu nemuin Reyes. Pak Jani juga baru pulang, mungkin Pak Jani bisa bantu menghabiskannya.”

Bi Tikah mengangguk dan aku pun berjalan menuju taman belakang. Bau aroma setelah hujan menyeruak di hidungku. Sore tadi hujan deras. Setengah jam sebelum aku pulang. Hujan pun berhenti menyisakan genangan dan juga kenangan yang aku tidak tahu kenagan seperti apa yang Reyes sedang pikirkan saat ini.

Namun yang pasti, aku menemukan sebuah keputusasaan dari hembusan asap rokok yang melayang ke udara. Raut wajahnya sama seputus asa nafasnya dan rambut yang berantakan itu tak perlu digambarkan lagi betapa rindunya dia dengan wanita yang selalu datang dalam mimpinya. Aku tahu itu.

“Sudah kubilang, Lolita punya sesak nafas. Jangan merokok di lingkungan rumahku,” kataku merebut punting rokok yang masih cukup dia hisap 4-5 kali lagi.

“Ishhh kau ganggu saja!” dengus Reyes padaku. Dia meneguk air putih disebelahnya sampai habis.

“Kau membawa motor Papa kesini?”

“He’euh.”

“Itu kan motor kesayangannya. Kau sudah izin? Kalau dia tahu, dia bisa murka padamu,” kataku mengingatkan motor kesayangan Papa dibawa seenaknya dengan Reyes. Anak ini memang tidak kapok mengulangi kesalahan yang sama.

“Besok aku kembalikan lagi ke rumah,” jawabnya tanda dia belum izin pada Papa.

Aku pun duduk bergabung dengannya dan menyandarkan punggung belakangku sedikit santai.

“Lusa aku harus ke Lampung karena ada project baru. Aku bisa minta tolong padamu?”

Reyes menolehkan kepalanya ke arahku. “Apa?” tanyanya.

“Lolita, aku titip Lolita. Aku tidak bisa membawanya ikut denganku di perjalan bisnis ini.”

“Kenapa? Aku dengar dari Bi Tikah kalian honeymoon dan melakukan perjalanan bisnis ke Bali. Kenapa kali ini dia tidak bisa ikut?”

Aku pun terkekeh mendengarnya. “Cinta pertamaku datang kembali dan kami menjadi partner kerja. Sebenarnya liburan di Bali waktu itu pun tidak terjadi sebahagia itu. Kami bertemu dengan wanita itu dan Lolita bertengkar dengannya. Kali ini dia mengancamku untuk tidak membawa Lolita. Jika aku membawa Lolita bersamaku, dia akan membatalkan kerja sama kami, tapi aku khawatir meninggalkan Lolita di sini sendiri. Aku rasa, aku sudah gila karena takut tak bisa bertemu dengannya meski hanya sehari.”

Aku dengar Reyes tertawa di sampingku. Bukan tawa yang menyenangkan untuk di dengar. Melainkan tawa nada mengejek kalau aku ini terlalu lebay.

“Baiklah, aku akan menjaganya. Jangan lupa oleh-oleh.”

Aku melotot ke arahnya. “Sial! Pasti kau mau minta sepatu!”

Reyes tertawa lagi. “You know me so well, Bro,” ucapnya membuatku ingin memukul kepalanya saja.

“Bagaimana dengan pencarianmu hari ini?” tanyaku mengambil kesempatan suasana, tapi suasana sebelumnya langsung lenyap kembali pada semula.

“Huftt aku belum mendapatkan apapun,” katanya seraya berdiri dari duduknya lalu mengangkat tangannya ke atas kepala.

“Besok akan aku coba lagi sampai liburanku di sini habis.” Aku pun tersenyum ke arahnya seolah memberikan semangat.

Begitu dengan Reyes yang mengembangkan senyumnya dan menepuk belakang punggungku.

“Aku dengar kau mengumpat tadi. Sebelum aku ditendang dari sini. Aku akan menghabiskan makanan Bi Tikah,” katanya membuatku tergelak.

.................................................................................

Aku mengetuk pintu kamar. “Lolita, ini aku, Sayang. Tolong bukakan pintunya,” pintaku.

Lama tak ada jawaban membuatku khawatir. Aku pun menggerakkan engsel pintu kamar kami dan mengetuknya berkali- kali.

“Lolita, kau kenapa? Aku benar-benar khawatir.” Kataku dan perlahan aku dengar suara kunci dibuka menampakkan wajah istriku.

“Lolita!” aku pun masuk ke dalam kamar dengan sangat cepat dan menariknya ke dalam pelukanku.

“Ya Tuhan, kau benar-benar membuatku khawatir. Apa yang kau lakukan di dalam?” tanyaku melihat ke segala ruangan dan tidak ada apapun yang aneh. Ruangan ini masih rapi seperti tadi pagi aku pergi bekerja.

“Axel katanya pulang cepat. Kenapa pulangnya malam?” tanya Lolita mendongakkan kepalaya ke arahku masih berada di pelukanku.

“Kerjaanku banyak sekali. Aku harus segera menyelesaikannya. Kau kenapa diam saja di dalam kamar? Bi Tikah  sangat khawatir, tahu?!”

“Maaf,” Lolita melepas pelukanku, tapi aku tak mau melepas tanganku dari pinggangnya. Rasanya degupan jantungku tadi yang sangat takut sesuatu terjadi padanya hilang begitu saja.

“Loli ketemu orang nyebelin di kelas masak tadi,” katanya seraya memainkan kancing-kancing kemejaku.

Perlahan dia mendongak ke atas, ke arahku yang juga menatapnya dan ingin mendengar lanjutan ceritanya karena sejak siang tadi saat aku menerima telepon darinya pun aku sudah menduga ada sesuatu yang tidak beres dengannya.

“Loli seperti kembali ke waktu sekolah dulu. Tidak ada yang suka sama Loli. Semuanya menjauhi Loli dan Loli tidak punya teman.” Dia tidak menangis sama sekali, tapi aku melihat betapa resahnya Loli menghadapi hari-hari itu kembali.

“Kalau begitu bagaimana kalau aku carikan guru memasak khusus untukmu?” Lolita menggelengkan kepalanya. Dia tidak lagi mendongakkan kepalanya melainkan fokus pada kancing kemejaku yang dia mainkan.

“Loli sebenarnya ingin sekali punya teman. Loli tidak pernah punya teman sejak kecil.”

“Ya Tuhan!! Aku ini temanmu, Bi Tikah, Reyes, Pak Jani, kami semua temanmu, Lolita.”

Lagi-lagi dia menggelengkan kepalanya. “Loli mau teman dari luar yang bisa mengenalkanku pada temannya yang lain. Loli ingin punya banyak teman.” Ucapnya dengan sungguh-sungguh dan entah kenapa hatiku merasakan sakit yang tidak berdarah.

Lolita tidak menangis, tapi kenapa hatiku yang terasa menangis. Bisa-bisanya dia membuatku seperti ini sebelum pergi menjalani bisnis lusa.

“Jadi sekarang kau ingin bagaimana?”

Dia masih menggelengkan kepalanya lalu mengangkat bahunya menjawab pertanyaanku kalau dia tidak tahu harus bagaimana.

“Kau mau keluar dari kelas itu dan aku akan mencarikan guru untukmu?”

Lolita terdiam dan mendongak kembali ke arahku. “Tidak mau, Axel. Loli tetap mau belajar memasak di kelas itu dan berteman dengan teman-teman. Tadi Loli sudah memikirkan lama. Mungkin kalau Loli sedikit baik pada mereka. Mereka juga akan baik padaku.”

Aku pun menghela nafas dan mencium keningnya. “Kalau tempat itu tidak lagi aman untukmu. Aku akan mencarikan guru khusus untukmu, mengerti?”

Lolita menganggukkan kepalanya pelan seraya tersenyum.

“Terima kasih, Axel.” Ucapnya membuatku mengembangkan senyum ke arahnya.

“Sekarang makan dulu yuk. Aku lapar sekali. Tadi kau masak apa?” tanyaku segera meraih tangannya dan menggandengnya keluar dari kamar.

“Tadi Loli masak ikan salmon. Axel harus coba ya!!”

“Iya, Sayang.”

......................................................

Huahhh!! Thank for reading!! Jangan lupa like dan komennya. Makasih udah nungguin Loli^_^ Mampir juga ya ke ceritaku satu lagi My Maid is My Mine

1
nurule
luar biasa
Anonymous
seruuuu
udh bbrpa kali ku baca msih ttp seru

btw ada yg tau judul novel
kalo gak salah namanya Amera
dia juga lola, menceritakan tentang anak perempuan suka sama most wanted di sekolah nya tapi otaknya agak lemot juga
kalo gak salah ibu nya jualan gorengan.
gitu deh
kalo ada yg tau tolong info in yah
sakura
..
Cahaya Warna
aku jg nangis thoooor
Linda Areros
aku dah baca novel.ini berulang ulang dan selalu mewek di part ini
Indah Sri Rezeki
jadi ikut sesak thor
Chantika putri borpas(mukhbita
sangat menarik
Yakuza
mantap
Fitri Riyani
meninggalkan jejak thor
Rasidah Armaini
Lumayan
Rasidah Armaini
lucu
Henni
❤🌹
Erina Situmeang
😭😭😭😭
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Linda Areros
q udah baca loli ini berkali kali dan selalu mewek🥺🥲🥲
inayah machmud
axel manis banget. ..🥰🥰🥰
inayah machmud
seru nih klo damar berjodoh sama irene. ..
inayah machmud
loli ketagihan hukuman dari axel. .🤭🤭🤣🤣🤣🤣
inayah machmud
mertua yg baik seperti mama nya axel mungkin ada tapi kurasa sudah jarang. ..
inayah machmud
untung loli punya mertua yg baik dan menyayangi nya, ,,
benar yg di katakan oleh ibu nya axel seorang ibu yg baik akan selalu menyayangi dan mencintai anak nya seperti apa pun anak. .. bahkan meski bandel, ,, nakal, ,, dan sulit di atur pun karena rasa sayang ibu ke anak nya lebih dari apa pun. ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!