Karna obsesinya pada seorang pria tampan, Kimmy nekad menjebak pria itu untuk menjadi suaminya, sampai sang pria tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri.
Sipatnya yang bar-bar, ceroboh, dan semaunya, membuatnya merasa terperangkap dengan jebakannya sendiri, ia merasa terpenjara di tempat suci bernama pondok pesantren.
Tempat itu tak lantas langsung merubah diri Kimmy dengan cepat, berbagai tingkah ajaibnya selalu mewarnai orang-orang sekitarnya.
Lantas bagai mana dengan kisah cintanya bersama pria tampan?, yang merupakan seorang anak dari pemilik pondok pesantren. Semua orang memanggilnya Gus Ridwan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kimmyku ajaib
Kali ini Ustadz Zaki tengah menjelaskan tatacara bersuci dari hadits besar, Kimmy memperhatikan dengan seksama meskipun ia nampak bingung dengan penjelasan Ustadznya, "sepertinya aku akan minta di jelaskan ulang sama si Agus."
"Ya Tuhan kenapa lama sekali?"
Tapi yang anehnya santriwati tersipu-sipu malu, astaga reaksi itu Kimmy paham betul jika mereka sedang tertarik dengan Ustadz tampan di depan saja, Kimmy pikir reaksi seperti itu akan ia lihat hanya pada remaja cabe-cabean saja, oh ternyata santriwati juga sama antusiasnya seperti gadis-gadis pada umumnya.
"Rukun bersuci itu ada dua, yang pertama niat dan yang kedua adalah membasuh seluruh badan dari ujung rambut hingga ke ujung kaki menggunakan air yang suci dan menyucikan. " Ustadz Zaki menjelaskan dengan detail dan sangat santai, gayanya yang asyik dengan kata-kata yang mudah di mengerti.
"Sedangkan yang mewajibkan mandi besar sendiri ada enam dan ini sudah kita bahas sebelumnya di pertemuan kita yang minggu kemarin, dan sekarang kita akan membahas yang pertama yaitu keluar ma ni, apa itu mani apakah ada yang tau?" Ustad Zaki bertanya.
Beberapa santri mencoba menjawab sedangkan santri wati hanya tersipu dan tersenyum malu. Kimmy masih berpikir dan mencocokan jawaban-jawaban santri santri yang ada dengan apa yang ia ketahui dulu saat masih sekolah menengah atas dan dengan beberapa yang pernah ia baca melalui buku atau di halaman internet.
Ustadz Zaki menjelaskan bahwa keluar air ma ni juga tidak hanya di alami oleh seorang pria dewasa saja yang sudah melewati umur lima belas tahun keatas tapi juga terjadi pada wanita yang sudah memasuki masa baligh, baik dengan sengaja ataupun tidak disengaja dan itu wajib untuk melakukan mandi besar sebelum melaksanakan ibadah shalat dan yang lainnya.
"Permisi pak!, saya masih kurang paham antara yang di sengaja dan tidak di sengaja, emh maksud saya duh gimana ya jelasinnya, menurut yang sudah saya pelajari bahwa itu terjadi pasti ada unsur di sengaja, emm jadi saya tidak tau di sebelah mana unsur tidak di sengajanya? "Kimmy bertanya dan sontak menjadi pusat perhatian.
"Apa kau pernah mendengar istilah mimpi bassah? "
"Ya, saya pernah mendengar beberapa kali mungkin, tapi apa hubungannya pak?"
"Apa yang kau ketahui tentang mimpi bassah?"
"Ish, aku bertanya sekali mengapa Ustadz sudah duakali bertanya padaku. Apa sesulit itu membuat Ustadz Zaki menjawab, ya sudah lupakan saja aku bisa bertanya langsung pada Abi nanti."
"Maksudmu pada Kyai begitu?"
"Ya tentu saja"
"Kau yakin?"
"Apa aku terlihat sedang bergurau?" Kimmy memutar matanya malas. Dia pikir setelah bertanya ia akan mendapat jawanan eh ternyata malah di tanyai ulang.
Ridwan merasa malu dengan ucapan istrinya.
"Akan lebih baik jika kau bertanya pada suamimu," Ustadz Zaki memberi pendapat.
"Apa suamiku juga pintar sepertimu". Sosok Zaki merasa tersanjung gadis itu menyebutnya pintar secara tidak langsung.
"Tentu saja Gus Ridwan lulusan Mesir, tentu hal ini sangat ia ketahui."
"Ya sudah." Kimmy berdiri hendak meninggalkan tempat duduknya.
"Dek kau mau kemana?" Akhirnya Ridwan bersuara karna sudah menduga ada tindakan aneh lagi yang akan di lakukan istrinya.
"Pulang." Satu kata itu membuat semua orang yang berada di sana kompak mengerutkan kening, seakan bertanya mengapa pulang.
"Kok pulang sih, kan kelasnya belum selesai."
"Ustadznya tadi menyuruhku bertanya padamu Agus, lalu untuk apa aku di sini jika tidak mendapat ilmu dan justru harus belajar padamu sia-sia saja dari tadi aku di sini kerjaanku masih banyak."
Rini mencibir dan berbisik-bisik di telinga Ayudia sahabatnya entahlah apa yang di bisikannya.
"Ustadz Zaki jangan heran seperti itu, Kimmyku memang ajaib, lebih baik jawab saja pertanyaannya, jika kau berani mendebatnya maka kelasmu akan selesai esok pagi." Ridwan membisikan hal itu pada Zaki, ia tahu pastri apa yang ada di kepala ustad muda itu.