Sofia Anderson lahir dari keluarga kaya raya namun ia di besarkan dan hidup sederhana bersama seorang pria yang menculiknya sewaktu masih kecil karena sebuah dendam masa lalu.
16 tahun kemudian sang penculik mulai menyadari kesalahannya dan ingin menyerahkan Sofia pada orang tua kandungnya. Lantas memindahkan gadis itu ke universitas milik keluarganya berharap ada keajaiban disana.
Namun tingkat sosial yang berbeda membuat Sofia mendapatkan banyak sekali bullyan dari teman-temannya, belum lagi ayah angkatnya (sang penculik) yang tiba-tiba menghembuskan napas terakhirnya sebelum mengatakan rahasia yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~30
Lama sekali James terpaku menatap wajah Sofia, entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang tak biasa pada dirinya saat melihat gadis itu.
Sorot matanya mirip sekali dengan istrinya, namun pria itu langsung mengabaikannya lantas kembali meletakkan foto tersebut di atas mejanya.
Ariel pasti sudah tertipu oleh kepolosan gadis berandalan itu dan ia takkan membiarkan itu terjadi.
"Awasi terus mereka Ben dan segera laporkan pada saya !!" perintahnya kemudian.
"Baik, tuan." sahut Ben lantas sedikit membungkukkan badannya sebelum pria itu berlalu meninggalkan ruangan tersebut.
Sementara itu Sofia yang sudah tidak tahan lagi menjalani perawatannya berencana kabur dari rumah sakit tersebut, dengan penuh kenekatan gadis itu langsung mencabut jarum infus yang menancap di punggung tangannya itu.
Kemudian ia segera berganti pakaian yang di bawakan oleh Lucy semalam, setelah itu Sofia berlalu keluar dari ruangannya. Berjalan dengan waspada berharap tak ada perawat atau dokter yang melihatnya.
Brukkk
Sofia yang berjalan terburu-buru tiba-tiba tak sengaja menabrak seseorang saat hendak berbelok di sebuah lorong rumah sakit.
"Astaga apa kau tidak mempunyai mata ?" tegur seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan terawat itu saat melihat barang bawaannya jatuh, namun Sofia langsung membantu memungutinya.
"Maafkan saya, nyonya." timpal Sofia seraya menyerahkan barang milik wanita itu, namun ia langsung terkejut saat melihat wanita paruh baya di hadapannya tersebut.
"Kau !!" ucap wanita itu saat melihat Sofia.
"Sekali lagi saya meminta maaf, nyonya." ucap Sofia seraya sedikit membungkukkan badannya.
"Bukankah kamu gadis murahan yang selalu menggoda putraku, ck apa yang sedang kau lakukan di sini ?" timpal wanita itu lalu pandangannya ke arah belakang gadis itu di mana sebuah klinik kandungan berada, lantas ia langsung tersenyum sinis.
"Tentu saja aku tahu apa yang sedang kamu lakukan gadis penggoda." imbuhnya lagi meskipun belum mengetahui dengan pasti kebenarannya, namun kebencian yang sudah mendarah daging membuat wanita itu selalu berpikiran negatif.
Sofia nampak mengikuti pandangan wanita itu lalu ia menggelengkan kepalanya. "Anda salah paham, nyonya." ucapnya menanggapi.
"Itu tidak penting bagiku dan bukankah aku sudah pernah memperingatkan mu untuk menjauhi putraku? lihatlah dirimu, kamu begitu tak pantas bersanding dengannya jadi sadar dirilah." tegur wanita itu yang rupanya ibu dari Daniel.
"Saya sudah berusaha menjauhinya nyonya, tapi Dani selalu mencari saya dan..." ucapan Sofia terhenti saat tiba-tiba wanita itu kembali menyelanya.
"Anak saya tidak akan mencarimu jika kamu tak menggodanya dengan tubuhmu yang murahan itu." potong wanita itu dan bersamaan itu nampak seorang wanita datang ke arah mereka.
"Jalanan sangat macet, Margaret. Syukurlah kau masih di sini." ucap wanita itu yang langsung membuat Margaret ibu dari Daniel menoleh padanya lalu tersenyum manis.
"Tidak apa-apa Anne, aku juga baru datang." sahutnya kemudian.
Sementara Sofia nampak terpaku di tempatnya saat melihat ke arah Anne, untuk pertama kalinya ia melihat wanita yang di cintai oleh ayahnya itu dari jarak yang sangat dekat.
"I-ibu." gumamnya dalam hati.
"Benarkah kau ibuku ?" imbuhnya lagi.
Begitu pun juga dengan Anne, wanita itu terlihat menatap gadis di hadapannya tersebut dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Dia gadis yang pernah ku ceritakan, Ann. Gadis murahan yang mencoba untuk menggoda putraku, Daniel." terang Margaret saat sahabatnya itu menatap ke arah Sofia.
"Oh benarkah ?" timpal Anne tak percaya, entah kenapa jauh dalam sudut hatinya ia merasa tak percaya dengan perkataan wanita itu.
Lihatlah sorot mata gadis itu terlihat sangat polos dan jujur, jadi bagaimana mungkin itu terjadi dan tiba-tiba ia seperti tidak terima dengan perkataan sahabatnya itu. Astaga, ada apa dengannya?
"Tentu saja Ann dan sampai kapanpun aku tidak akan pernah setuju Daniel mendapatkan pasangan dari kalangan rendahan seperti dia." tegas Margaret seraya menatap tegas Sofia.
"Baiklah, ayo pergi dari sini hipertensiku bisa kambuh jika melihat wajah sok tak bersalahnya itu." Margaret langsung menarik tangan Anne meninggalkan Sofia yang masih berdiri terpaku di tempatnya.
Saat kedua wanita paruh baya itu pergi, Sofia segera berbalik badan untuk menatap kembali ke arah Anne. Apa benar wanita itu adalah ibu kandungnya?
"Ibu."
Tak ingin terlena dengan pikirannya itu, Sofia segera pergi dari sana sebelum dokter ataupun perawat melihatnya.
Sementara Anne yang masih tak mengerti dengan perasaannya yang tiba-tiba aneh segera menoleh ke belakang untuk menatap gadis itu yang rupanya telah menjauh dari pandangannya.
"Jadi dia gadis yang kamu ceritakan waktu itu ?" tanya Anne kemudian, entah kenapa ia tiba-tiba penasaran dengan sosok gadis itu.
"Tentu saja, wajahnya saja yang polos tapi lihatlah dia baru saja keluar dari klinik kandungan padahal masih gadis. Dani benar-benar di perdaya olehnya." cibir nyonya Margaret dengan nada kesal.
"Kalian sedang membicarakan apa? sepertinya seru sekali ?" ucap seseorang tiba-tiba yang tentu saja membuat kedua wanita paruh baya itu langsung menoleh ke sumber suara.
"Sayang, kamu kok di sini ?" Anne yang melihat Ariel berdiri tak jauh darinya itu nampak terkejut.
"Kebetulan ada kenalan yang sedang di rawat di sini." sahut Ariel beralasan.
"Benarkah? apa teman bisnis kamu ?" tanya Anne penasaran.
"Begitulah, ngomong-ngomong apa Aunty sedang sakit ?" sahut Ariel lantas kembali bertanya dengan wajah khawatir.
"Tidak sayang, kebetulan ada teman Aunty yang juga sedang di rawat di sini." terang Anne.
"Hai Ar, apa Dani akhir-akhir ini sering bersamamu ?" kali ini nyonya Margaret ikut menimpali.
"Tidak ada tante, sepertinya dia sedang sibuk dengan pekerjaannya." timpal Ariel.
"Sibuk dengan pekerjaannya atau gadis itu ?" balas nyonya Margaret dengan berapi-api.
"Maksud tante, gadis siapa ?" Ariel nampak tak mengerti karena setahunya sahabatnya itu hanya dekat dengan Sofia.
"Siapa lagi jika bukan gadis murahan itu yang hanya menginginkan harta putraku saja, apa kamu tahu wanita itu baru saja keluar dari klinik kandungan? aku yakin dia baru selesai memasang alat kontrasepsi agar bisa melemparkan tubuhnya ke para pria kaya tanpa rasa takut akan hamil." tuding nyonya Margaret yang langsung membuat Ariel menatapnya dengan serius.
"Sepertinya saya harus pergi, tante." timpal Ariel yang enggan menanggapi.
"Baiklah, senang bertemu denganmu Ar." sahut nyonya Margaret kemudian.
"Anne, kamu benar-benar beruntung memiliki calon menantu seperti dia." pujinya seraya melihat kepergian Ariel.
Ariel yang melangkah menuju ruangan sang dokter nampak memikirkan ucapan nyonya Margaret, benarkah gadis yang di maksud oleh ibu dari sahabatnya itu adalah Sofia?
Jika benar, untuk apa Sofia pergi mengunjungi dokter kandungan? Apa benar untuk memasang alat kontrasepsi? ah sial, kenapa Ariel jadi memikirkan yang tidak-tidak.
Sepertinya ia harus bertanya langsung pada dokter yang menangani kesehatan gadis itu.
james scott menghukum dg tdk tersenyum krn anaknya yg hilang..aneh gak.. tapi lihat anaknya malah mengumpat dan gak ada simpati2 nya blas sama sofiya. benar kata sofia..dasar org kaya sombong
bikin emosi😏
bikin ketawa😜
bikin nangis😭
makasih k atas rezeki karya sebagus ini, semoga di RL kehidupan KK selalu sehat, bahagia, lancar rezeki usahanya
Aamiin 🤲