andaikata takdir bisa kupilih, aku akan menulis takdirku sendiri.
pernikahan yang aku anggap awal dari semua kebahagiaanku, ternyata awal dari deritaku.
mampukah nadira bertahan atau berhenti dititik lelahnya. setelah dia mengetahui ternyata sang suami "davin pratama" yang sangat dicintai ternyata telah memiliki istri, dan kebenaran yang buat nadira hancur, sehancurnya, ternyata disini dialah orang ketiga nya.
ikuti kisah nya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mikhayla92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terharu
"Sepertinya aku langsung kembali saja Lis." saat sampai dirumah Lisa.
"Tapi ini sudah malam loh ken, tempat kamu kan jauh."
"Sepertinya tidak apa-apa, kamu mau jika ponakan kamu nantinya ileran karena terlalu lama menunggu baju bapaknya sampai."
"Kamu ini ada-ada saja ken." aku tertawa mendengar gurauan kenand.
Beberapa kali aku bertemu dengannya, aku fikir dia Laki-laki yag sulit untuk didekati, tapi ternyata dia orangnya bisa langsung mengakrabkan diri dengan orang asing.
"Ya sudah ... Kalau tidak percaya!" aku mengedikan bahuku kearah Lisa.
hahahaaa ...
Aku masih tertawa mendengarnya, lucu sekali alasannya. Ini benar-benar sudah berlebihan menurutku kenand sangat peduli dengan Nadira.
"Iya percaya."
"Kalau begitu aku pergi Lis."
"Sampaikan salam rinduku untuk Nadira?"
"Baiklah ... Aku permisi dulu."
"Hati-hati ken." ujar lisa.
"iya." mobilku melaju meninggalkan perkarangan rumah Lisa.
***
Tubuhku sakit-sakit semuanya saat aku bangun, pasti karena perjalan jauh semalam. Aku Langsung menuju kekamar mandi untuk menyegarkan tubuhku.
Aku hanya memakai kaos putih polos dengan celana pendek selutut lalu meraih ponselku yang berada diatas Nakas.
"Adit ... handle pekerjaanku untuk hari ini!" tanpa mendengar jawaban diseberang sana aku langsung mematikan ponselku.
Aku ketempat Nadira saja pasti dia sudah bersiap-siap untuk berangkat kekantor. Aku megambil baju Davin yang aku letakkan diatas sofa lalu melangkah keluar apartemenku.
Ting tong ...
Aku menekan bel apartemen Nadira.
Cekek ...
Pintu terbuka, benar saja Nadira telah bersiap dengan stelan kerjanya.
"Kamu kok belum siap Ken?" Nadira menautkan alisnya.
"Hari ini kita libur saja."
"Kenapa ... kamu sakit?"
"Tidak ... Aku ingin saja."
"Sombong ... Mentang-mentang bos."
"Lalu aku bagaimana?"
"Libur juga dong."
aku terkekeh mendengar ucapan Nadira.
"Kamu tidak ingin mengajakku masuk Nad? Aku seperti penagih hutang saja."
"ah ... Iya, kamu sih langsung ngajak ngobrol." aku menepuk jidatku.
"Silahkan masuk." aku membuka pintu sedikit lebar.
"Sebentar ya ken ... Kamu duduk dulu."
Aku meninggalkan kenand lalu beranjak kedapur membuatkan dua gelas teh hangat untuk kami berdua.
"Jadi aku juga ikutan libur nih? Aku meletakkan satu gelas teh di hadapa kenand.
"Silahkan diminum."
"Ya begitulah Nad, kamu ikut libur saja hari ini." aku menyesap teh yang Nadira buatkan.
Aku hampir saja lupa, aku menyodorkan satu buah kantong yang berisikan baju davin kearah Nadira.
"Ini apa ken?" aku mengambii kantong yang dibawa kenand.
"Buka saja."
"Baju? Kamu benar-benar mengambilnya ken?" aku tidak menyangka kenand akan melakukannya, aku masih ingat saat aku menangis dihadapan kenand hanya karena aku ingin mencium aroma tubuh mas Davin kemarin.
"Terimakasih ya ken? Aku benar-benar terharu dengannya, dia sangat baik terhadapku.
"Bagaimana sebagai ucapan terimakasihnya kamu mentraktirku makan."
"Aku lapar sekali."
"Baiklah ... Kamu tunggu aku ganti pakaian dulu." aku beranjak menuju kamarku, menghirup baju mas Davin suamiku membuat fikiranku tenang, aku sangat merindukan aroma yang telah menjadi canduku selama ini.
Setetes bulir bening jatuh dikedua pipiku, aku benar-benar merindukannya.
Aku mengelus perutku, apa kamu suka nak? Aku merasakan gerakan halus diperutku. Aku tersenyum kala mendapatkan sambutan halus dari anakku.
Tidak ingin kenand lama menungguku, aku meletakan baju mas davin ditempat tidurku lalu berganti pakaian. Rambut panjangku kubiarkan tergerai.
Aku ternganga saat Nadira berjalan kearahku, Nadira benar-benar seperti bidadari, Jantungku berdetak dengan tidak beraturan. Pantesan Davin tergila-gila dengan wanita ini.
"Ken ... Halo kenand." aku melambaikan tanganku didepan wajah kenand. Ada apa dengannya."
"i-ya Nad ... Kamu memanggilku?"
"Dari tadi kenand ... Kamu kok bengong sih."
"Tidak ada ... kita berangkat sekarang."
"iya, sekarang."
TITiK LELAHKU
BY : MIKHAYLA92