Jingga, Anak dari seorang konglomerat. Meninggalkan keluarganya demi menikah
dengan pria yang di cintainya.
Bukannya mendapatkan kebahagiaan setelah menikah, ia justru hidup dalam penderitaan.
Akankah Jingga kembali ke kehidupannya yang dulu atau bertahan dengan pria yang menjadi suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pencarian oleh Gantara
Satu minggu kini telah berlalu, membuat Gantara semakin memperluas pencariannya, ia tak ingin sampai terjadi sesuatu pada Nabila dan juga Jingga, begitupun dengan Gunawan. Ia sangat marah dengan apa yang telah dilakukan oleh Aditya, sepertinya selama ini ia terlalu baik padanya, begitupun dengan Gantara.
Gantara memaafkan apa yang dilakukan oleh Aditya dan terus memperkerjakannya di perusahaannya, bahkan memberikan jabatan yang tinggi sesuai dengan kinerjanya. Namun, ia sepertinya melakukan kesalahan, seharusnya sejak awal ia sudah memecat dan memberi pelajaran berharga pada Aditya agar tak melakukan hal yang macam-macam pada Jingga.
Bukan hanya itu yang membuat Gantara semakin cemas, saat ia mengetahui jika Aditya melakukan penggelapan uang sebanyak 1 miliar dari perusahaannya, dengan uang sebanyak itu ia bisa membawa Jingga ke mana saja ia mau. Namun, bukan gantara jika ia sampai menyerah, ia tak peduli berapa yang harus dibayar untuk menyewa beberapa detektif handal, baik dari negeri itu maupun dari luar negeri untuk mencari keberadaan Jingga.
Disaat mereka tengah kebingungan mencari kesana-kemari, sebuah deringan ponsel membuat Gantara menghentikan laju mobilnya dan langsung mengangkatnya.
"Apa kau mendapat informasi tentang keberadaan Jingga?" tanyanya langsung, Gantara tahu jika yang menelponnya adalah salah satu orang yang dimintanya untuk mencari keberadaan Jingga dan juga Nabila.
"Iya, Pak. Kami telah menemukannya, mereka sekarang sedang berada di sebuah pulau.
Sepertinya ia menyewa paviluin di pulau itu, kami sudah mengepungnya, Pak. Kami sudah memastikan jika Aditya dan juga calon istri Bapak ada di sana," ucap orang tersebut membuat Gantara mengepalkan tangannya .
"Dia pikir dia bisa kabur begitu saja membawa calon istriku, jangan melakukan tindakan apapun sebelum aku datang dan pastikan dia tak bisa melarikan diri dari tempat itu. Satu hal yang pasti, pastikan Jingga dan juga anaknya aman."
"Baik, Pak," jawab orang tersebut.
Tak membuang waktu lagi, Gantara langsung menuju ke tempat yang dimaksud, dengan membawa beberapa orang bayarannya, bukan hanya dirinya. Gunawan yang juga merasa sangat kesal dengan Aditya juga melakukan hal yang sama, ia langsung mengerahkan semua orang-orangnya untuk mengepung pulau tersebut dan satu hal yang pasti, selain ingin menangkap Aditya dan memberi pelajaran padanya satu yang harus mereka perhatikan saat ini, Nabila dan Jingga ada di tangan mereka, keselamatan keduanya adalah hal yang paling utama.
Mereka pun mengatur strategi, jika Aditya melihat keberadaan mereka tentu saja ia akan meningkatkan kewaspadaannya, membuat mereka terlebih dahulu mengirim 3 orang untuk mengamankan Jingga dan juga Nabila.
Sesuai dengan rencana mereka, orang tersebut menyamar menjadi seorang pelayan yang membawa pesanan makanan ke rumah itu, sementara pelayan yang sebenarnya telah mereka sekap. Aditya tanpa merasa curiga mempersilahkan mereka untuk membawa makanan itu ke kamar tempat di mana Jingga dan juga Nabila di sekap, entah apa yang dipikirkan oleh Aditya. Nabila adalah anaknya. Namun, ia juga memperlakukan Nabila seperti tawanan.
Dua orang dari ketiga orang tadi masuk ke dalam kamar membawa makanan, sementara yang lainnya berpura-pura membersihkan bagian luar kamar. Bertujuan untuk memastikan tak ada yang mengawasi mereka dan mengamankan situasi.
"Aku tidak mau makan, bawa kembali makanan itu," ucap Jingga saat melihat makanan itu ada di depannya.
"Anda harus makan, Bu. Agar tenaga Anda cukup untuk melarikan diri dari sini, Gantara dan pak Gunawan sudah menunggu kalian," ucap orang tersebut membuat Jingga sangat terkejut.
"Apa maksudmu?" tanya Jingga, ia meneliti dua orang tersebut, Jingga baru menyadari jika mereka bukanlah orang yang selalu membawakannya makanan.
Salah satu dari mereka mengeluarkan identitasnya. "Kami dari kepolisian, kami ke sini untuk menjaga keamanan Ibu. Sekarang makanlah. Setelah Ibu makan, kami akan berusaha untuk mengeluarkan Ibu dari sini, setelah memastikan kalian aman barulah pulau ini akan kami kepung untuk menangkap Aditya dan juga ibunya," jelas polisi tersebut membuat Namira pun mengangguk. Ia yang memang sangat lapar dan sejak kemarin menahannya demi agar Aditya membebaskannya, segera memakan makanan tersebut dengan lahap, bahkan menghabiskannya. Tak lupa dia juga memberi makan putrinya.
"Ada apa?" tanya salah satu dari mereka saat yang lainnya terlihat panik setelah mendengarkan informasi dari teman yang berada di luar.
"Aditya sedang menuju ke sini," ucapnya membuat mereka semua panik termasuk Jingga.
"Apa yang harus kita lakukan?" salah satu dari mereka berjalan menuju jendela, memperhatikan apakah mereka bisa kabur dari sana. Namun, jendela itu terlalu tinggi karena kamar itu berada di lantai 2, mereka berdua bisa saja kabur lewat jendela itu, tapi tidak dengan Jingga dan juga anaknya. Mereka pun memutar otak bagaimana mereka harus menyelamatkan mereka tanpa diketahui oleh Aditya dan beberapa bodyguard yang sudah disewanya.
"Mereka samakin mendekat!" informasi dari seseorang uang berjaga diluar. "Cepat keluar dari sana. Mereka berjumlah 10 orang dan bersenjata."