Demi sesuap nasi Wahyu memaksa putrinya untuk menikahi pria paruh baya yang hartanya ada dimana-mana.
Kenisha si gadis cantik nan anggun tak bisa menolak, meski ia tak ada cinta, namun masalah perut dan tempat tinggal yang layaknya jauh lebih penting dari pada perasannya.
“Asal kau bisa merubah rumah gubuk kandang ayam ku menjadi beton, dan memastikan keluarga ku kenyang, aku akan mengabdikan seluruh hidup ku pada mu, tuan.” ucap Kenisha seraya meneteskan air matanya.
“Ku penuhi persyatan mu, babe.” sahut David si pria kaya bergelimang harta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reski Muchu Kissky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Kedua
“Baiklah, aku minta maaf karena sudah banyak bicara.” ucap Max, lalu ia menutup rapat mulutnya.
David yang emosional dan tak menjaga perasaan orang lain membuat Kenisha iba pada adik iparnya tersebut.
Mas David memang tidak pandang bulu kalau mau berkata kasar pada orang lain, batin Kenisha.
Kenisha yang tak inginkan kena semprot memilih untuk diam.
Lebih baik cari aman, batin Kenisha.
Selama acara makan berlangsung tak ada yang berani membuka suara.
David yang telah selesai makan menyeka mulutnya dengan tisu.
“Aku duluan ke kamar, kau jangan terlalu lama karena kita harus segera berangkat,” ucap David.
“Iya mas.” jawab Kenisha seraya mengganggukan kepalanya.
Setelah itu David beranjak dari tempat duduknya.
Kemudian Kenisha menatap adik iparnya yang duduk di depannya.
“Aku minta maaf pada,” ucap Kenisha.
“Kenapa begitu? Kau tidak punya salah apapun pada ku,” ujar Max.
“Aku mewakili mas David,” jawab Kenisha.
“Aku lebih tahu siapa dia, jangan khawatir karena aku sudah biasa di perlakukan seperti itu olehnya.” Max tersenyum pada kakak iparnya yang terlihat seperti orang baik.
“Baiklah.” Kenisha yang merasa masalah telah terselesaikan melanjutkan makannya.
***
Hana yang ada di rumah tak kunjung melihat Max yang katanya akan pulang hari itu.
“Kemana sih anak sialan itu?! Katanya jam 9 sudah sampai di rumah, padahal sekarang sudah jam 14.00 tapi dia belum datang juga?” Hana cukup kesal apa lagi sang suami menyuruhnya tak pergi ke mana-mana untuk menyambut kepulangan anak tirinya.
“Kalau bukan karena papa aku tidak akan mau melihatnya, wajahnya sangat persis seperti ibunya yang sudah mati itu, emosi ku selalu meledak kalau bertatap muka dengannya.” Hana merasa resah jika memikirkan almarhum madunya.
“Kalau dia tidak mati waktu itu, mungkin aku sudah tersingkir dari hari mas Heru, kejahatan wanita itu benar-benar di luar nalar, dia yang menjadi perusak rumah tangga ku malah bertingkah jadi orang yang tersakiti, laganya sudah seperti istri pertama yang terluka.” Hana masih terguncang saat mengingat kenangan masa lalunya.
Flashback!
Saat hujan di bulan Juni, Hana yang mengetahui perselingkuhan suaminya menangis histeris.
“Kenapa kau tega melakukan ini pada ku? Pada hal aku selalu setia pada mu, aku juga melakukan perawatan ekstra agar tidak ada kesalahan yang terjadi di masa depan, tapi ternyata kau masih mencari wanita lain, bahkan kau sudah menikah dengannya, apa yang kau pikirkan, pa?” Hana berlinang air mata di hadapan suaminya yang kejam.
“Maaf, aku tak bisa menahan perasaan ku, aku terlanjur cinta pada Dewi, kami sudah menikah selama 13 tahun, sebenarnya aku ingin memberitahu mu, tapi aku kasihan padamu kalau kau harus merasa sakit hati seumur hidup.” alasan memilukan dari suaminya membuat Hana makin histeris.
“Aku akan menemui perempuan itu! Aku tidak terima kalau di perlakukan seperti orang bodoh oleh kalian!” pekik Hana.
“Silahkan, aku tidak masalah, lagi pula tak ada yang perlu di tutupi, kalau kau ingin berpisah aku pasrah, lagi pula kau berhak bahagia dengan orang yang mencintai mu.” Heru yang telah kehabisan rasa cinta pada Hana memutuskan untuk merelakan istri pertamanya meninggalkannya.
“Baik! Sebelum itu aku ingin melihat wanita murahan yang kau pilih itu.” Hana berniat memberi pelajaran pada Dewi.
“Silahkan, dia tinggal di apartemen XX, lantai 11 blok K2,” ucap Hoir.
Tubuh Hana bergetar hebat mengetahui kediaman yang di tinggali oleh madunya.
Bukankah itu tempat tinggal para orang orang super kaya? Harga satu hunian yang paling murah saja 3 miliar, batin Hana.
Hana merasa kasihan pada dirinya yang tinggal di rumah seharga 5 milyar pemberian suaminya.
Tidak mungkin si Heru memberikan unit paling kecil pada wanita itu, batin Hana.
“Aku akan mengantarkan mu kesana,” ucap Heru.
“Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri.” Hana menolak karena ia tak ingin dekat-dekat dengan suami yang telah menghianatinya.
“Baiklah, aku akan pergi ke kantor, tolong kau jangan buat keributan disana, tidak baik kalau Max melihat orang yang bertengkar, aku juga tidak membenarkan sikap mu jika kasar padanya, Dewi dan Max adalah segalanya bagiku.” penuturan Heru membuat Hana dan David yang mengintip dari balik pintu kamar merasa sakit hati.
David yang melihat pertikaian antara kedua orang tuanya merasa hancur.
Ia yang saat itu duduk di kelas VII SMP merasa terpukul akan kenyataan yang ia hadapi.
“Pantas papa tidak punya waktu untuk kami." David yang tak bisa mencerna segalanya beranjak dari depan kamar orang tuanya.
Ia yang belum terlalu jauh melangkah tiba-tiba mendengar suara pintu terbuka.
Saatnya David menoleh ke belakangnya, ia pun melihat ibunya menenteng tas kecil di lengan kanan seraya melangkah kasar seperti ingin pergi ke suatu tempat.
“Aku ikut.” pinta David kecil yang juga ingin melihat wajah ibu dan adik tirinya.
“Ayo!” Hana mengizinkan karena ia mau memperlihatkan kebejatan Heru pada anaknya.
Setelah itu keduanya pun menuju apartemen XX yang terletak di kawasan elit kota metropolitan.
Hana berangkat dengan menyetir mobil sendirian, selama dalam perjalanan Hana menangis tiada henti, hatinya terasa perih dengan kebohongan suaminya selama ini.
“Ma, hapus air mata mu, nanti perempuan itu merasa senang melihat keterpurukan mama.” meski David belum dewasa namun ia tahu dan dapat merasakan kepedihan hati ibunya.
“Ku mohon, kau jangan seperti papa mu, laki-laki tidak akan pernah tahu bagaimana perasaan seorang wanita yang di duakan, walau kalian bisa menikah berkali-kali tapi bukan berarti izin dari pasangan kalian tidak perlu! David, saat ini mama rasanya ingin mati.”
“Apa yang mama katakan? Kenapa harus mama yang mati? Yang pantas bertemu Tuhan, ya perempuan itu! Kalau membunuh bukan dosa, aku pasti sudah menghabisinya dan anak wanita jahat itu.” David kecil yang emosi berkata sembarang pada ibunya.
“Kau benar, aku adalah wanita yang menemani papa mu dalam suka
dan duka, kalau ada yang harus lenyap berarti dia adalah istri kedua papa mu,” ucap Hana.
“Mama benar, pokoknya mama tidak boleh lemah! Aku akan mendukung segala keputusan mama.” David tak sadar jika semangat yang ia berikan malah membuat Hana bener-bener ingin membunuh Dewi.
Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam keduanya pun tiba di apartemen XX, David dan Hana keluar dari mobil dan masuk ke dalam apartemen.
Mereka pun menaiki lift untuk mencapai lantai 11.
Sesampainya Hana dan David di unit K2, Hana langsung menekan bel.
Ting dong!
Tak lama terdengar suara membuka pintu dari dalam unit yang di huni oleh Dewi.
Ceklek!
Ketika pintu telah terbuka lebar Hana pun melihat wajah Dewi yang cantik bagai bidadari.
Seketika ia minder dan ingin mundur dari rencana pelabrakan yang akan ia lakukan.
Hana yang ingin pergi harus berhenti karena Dewi ternyata mengenali dirinya.
“Silakan masuk, Hana.” Dewi memanggil nama istri tua suaminya meskipun dirinya jauh lebih muda.
Seketika Hana merasa merinding dengan sikap lancang madunya.
“Ayo ma.” David yang berani menggenggam tangan ibunya.
Hal itu menguatkan Hana dan akhirnya masuk ke dalam hunian Dewi.
“Tolong kalian jangan berisik karena Max baru tidur,” ucap Dewi.
Kemudian Dewi menuntun keduanya untuk menuju ruang tamu.
Sepanjang mata memandang Hana merasa marah karena ia tahu betul properti yang ada dalam apartemen itu harganya puluhan juta rupiah.
Terlebih saat ia melihat sofa yang harganya di atas 100 juta rupiah.
Ia tahu karena dirinya sudah terlebih dahulu membeli sofa dengan merek yang sama.
Wanita ini meniru selera ku? batin Hana.
“Kalian mau minum apa?” tanya Dewi.
“Tidak perlu.”
“Keluarkan yang paling enak dan mahal harganya,” ucap David.
“Apa?” Dewi tersenyum geli mendengar permintaan anak tirinya.
“Iya, bukankah papa ku sudah memberikan uang pada mu? Selayaknya kau melayani kami dengan baik.” David yang tak kalah lancang membuat Hana dan Dewi tercengang.
“Baiklah, kebetulan aku baru membeli Syrup premium harga satu juta, kalian boleh mencicipinya.” Dewi meras kesal pada David yang tidak menghormatinya.
kemudian Dewi menuju dapur untuk mempersiapkan jamuan kecil pada keluarga utama suaminya.
“Aku tidak suka pada wanita itu, hatinya busuk ma.” David yang memiliki IQ 200 dapat membaca watak Dewi dari ekspresi wajah dan gestur tubuh istri kedua ayahnya.
“Kau benar, mama sangat membencinya,” ucap Hana.
“Sama, ku rasa hidupnya tidak akan lama.” David berkata demikian karena ia melihat pernafasan Dewi sangat cepat.
“Aamiin, kalau anaknya sampai tinggal di rumah kita aku akan menyiksanya.” ucap Hana dengan perasaan terbakar.
anywhere, keep it that
Ditunggu feedback-nya
Kadang juga ada nama Virgo n Lyra.
Mereka sp y?