Dia terlihat seperti batu kerikil di mata suaminya. Namun di mataku, dia adalah berlian yang tak ternilai harganya.
Sepertinya rasa ini tak tepat, karena aku jatuh cinta pada istri sabahatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30 - Pesta pelantikan
Keesokan harinya.
"Kamu yakin mau ajak anak-anak, Mas? Nanti mereka rewel lagi," keluh Linda.
"Mereka kan calon anak-anak aku. Ya kalau rewel aku diemin, dong. Pakai apa Dion?" Bertanya ke Dion yang tengah dipakaikan sepatu olehnya.
"Mainan!" seru Dion.
"Dasar kalian ini." Berkacak pinggang. "Ya udah yuk berangkat," ajak Linda.
Mereka pun segera berangkat dengan mobil taksi. Dimas masih belum mau menunjukkan siapa dirinya sebelum pelantikan dirinya atau Roby dan ayah Yulia akan curiga.
Sepanjang perjalanan, Dion terlihat sangat ceria begitu juga dengan Dela. Entah karena diajak naik mobil yang selama ini jarang mereka naiki.
Mereka sampai di sebuah toko emas.
"Mbak, cincin pasangan yang paling bagus disini, dong," pinta Dimas.
Seorang wanita yang menjadi pekerja di toko emas itu langsung mengeluarkan sepasang cincin emas berwarna putih yang sangat cantik.
"Gimana, Lin?" tanya Dimas.
"Bagus, Mas. Tapi ini 'kan mahal." Linda tampak ragu.
"Aku cuma tanya pendapat kamu soal cincinnya, bukan harganya."
"Bagus, Mas. Aku suka."
"Sini aku pakaikan." Dimas memakaikan cincin ke jari Linda. "Ukuran yang pas. Cantik, lagi." Dimas memandangi cincin yang sudah melingkar di jari manis Linda.
"Bagus banget, Mas." Memandangi cincin yang sudah melingkar dijarinya.
"Gimana, Dion?" tanya Linda pada Dion yang sedang berada di sampingnya.
"Bagus, Bu. Aku nggak pelnah lihat ibu pakai cincin."
Mendengar hal itu, Linda hanya bisa tersenyum. Ia masih ingat saat baru satu bulan menikah dengan Roby, cincin pernikahan dan cincin miliknya sendiri dijual demi kebutuhan hidup yang serba kekurangan.
"Mbak, yang ini dibungkus, ya." Dimas menyerahkan cincin ke pekerja beserta kartu debitnya.
Setelah menerima cincin di dalam sebuah kotak cantik, mereka pun segera pergi dari sana.
Namun, saat baru keluar dari toko itu, mereka bertemu dengan dua orang yang mereka sangat tidak ingin temui saat ini.
"Lho, ngapain kalian kesini?" tanya Yulia yang saat ini sedang bersama Roby.
"Bukan urusan kalian," jawab Dimas acuh.
Dela tampak melambaikan tangannya ingin digendong ayahnya namun Roby tampak sangat acuh bahkan terkesan tidak peduli.
"Mereka pasti habis kredit cincin, Yul. Kayaknya mereka mau nikah." Roby menatap Linda yang hanya diam menatap sekitar.
'Kenapa dia sekarang makin cantik, sih. Yulia aja kalah.' batin Roby sambil terus memperhatikan Linda.
"Mas, kamu kok beda sekarang. Bukannya selama ini kamu pakai kacamata dan rambutmu semerawut, ya." Yulia menatap Dimas yang sekarang terlihat semakin tampan.
"Karena orang yang bersamaku memperhatikan aku dengan baik." Dimas menggenggam tangan Linda dan merapatkan pelukannya terhadap Dion.
"Jadi kalian mau menikah? Sayang banget, ya, Mas. Kamu yang mapan begini malah dapat janda beranak dua alias bekas." Roby menatap Linda dengan tatapan merendahkan.
"Aku hanya kasihan pada orang yang saat sidang perceraian nggak mau bercerai. Kelihatannya ada yang belum bisa move on. Apalagi saat ini, wanita di sampingku terlihat sangat cantik. Karena apa? Karena dia hidup tanpa beban dan tekanan. Dia selalu hidup dengan tenang setiap hari. Tanpa penderitaan, tanpa air mata, dan tanpa suami egois yang nggak tahu diri." Dimas menatap Roby dengan sinis.
"Siapa, Mas?" tanya Yulia yang memang belum tahu duduk perkaranya.
"Kamu tanya aja sama suami kamu. Atau mertua kamu. Atau kakak ipar kamu yang pemalas itu."
"Diam kamu, Mas. Sombong banget kamu. Kamu itu cuma karyawan biasa. Lihat aja, aku akan bikin kamu dipecat dari kantor. Biar kamu tahu seberapa hebatnya aku." Roby membanggakan diri.
"Ya kalau aku dipecat, berarti bukan rezeki aku bekerja disana. Masih banyak pekerjaan halal yang lain. Yang penting aku bekerja tanpa melakukan kecurangan seperti yang kamu lakukan. Aneh banget 'kan, naik jabatan dari manager tanpa prosedur. Untung bos nggak tahu, kalau sampai tahu, habis kamu!"
ih aku kok gregetan yah 🤭