Jangan dibaca jika tidak tertarik dengan jalan ceritanya!
Mia seorang gadis yatim piatu. Ia tinggal bersama dengan neneknya. Pada suatu hari tetangganya yang bernama Ibu Ecin hendak pensiun dari pekerjaannya karena sudah tua. Ia meminta Mia untuk menggantikannya menjadi juru masak di rumah Adrian.
Adrian seorang pengusaha muda. Orang tuanya sudah lama meninggal. Ia harus berjuang sendiri meneruskan perusahaan milik orang tua. Untuk mengatasi rasa stresnya Adrian sering mengunjungi pub dengan minum minuman keras dan berkencan dengan beberapa wanita.
Kehidupan Andrian menjadi terganggu setelah Mia menjadi juru masak di rumahnya. Bagaimana dengan cerita selanjutnya? Baca sampai selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deche, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Kenangan Tentang Pak Dandi.
Ketika sampai di rumah Pak RT mereka disambut ramah oleh Pak RT. Mia menjelaskan tujuan kedatangannya kepada Pak RT.
“Oh, jadi Mia mau menikah. Kapan menikahnya?” tanya Pak RT.
“Bulan depan, Pak,” jawab Mia.
“Kok cepat-cepat sekali?” tanya Pak RT.
“Agar Mia bisa menemani saya kalau saya pergi keluar kota,” jawab Adrian.
“Oh, begitu. Pekarjaannya apa, A?” tanya Pak RT kepada Adrian.
“Wirausaha, Pak. Saya punya usaha kecil-kecilan,” jawab Adrian dengan merendah. Ia tidak mungkin menyebutkan bahwa dirinya seorang pengusaha besar, nanti dianggap sombong oleh Pak RT.
“Sama dong dengan almarhum papahnya Mia. Dulu sewaktu masih hidup pekerjaan papahnya Mia juga wirausaha,” kata Pak RT.
“Bapak kenal dengan papahnya Mia?” tanya Adrian.
“Ya, kenal dong. Saya tinggal di sini sewaktu mamahnya Mia masih kecil. Kalau papahnya Mia sedang ada di sini beliau suka ikut meronda sambil main catur. Kalau nggak percaya nanti tanyakan saja ke Pak RW. Pak RW juga kenal dengan Pak Dandi,” jawab Pak RT.
Om Dandi ikut meronda? Bisa heboh karyawannya kalau tahu bos mereka suka ikut meronda di rumah mertua, kata Adrian di dalam hati.
Mia hanya diam mendengar cerita Pak RT. Semua orang mempunyai kenangan tentang papahnya, hanya ia yang tidak memiliki kenangan apa-apa tentang papahnya.
“Tapi Bapak heran mengapa Mia tidak mendapatkan warisan sama sekali dari papahnya?” tanya Pak RT.
Adrian menghela nafas mendengar pertanyaan Pak RT.
Ini orang mau tau saja urusan orang lain, kata Adrian di dalam hati.
“Mia tidak tau apa-apa soal itu, Pak. Papah meninggal sewaktu Mia masih di dalam kandungan mamah,” jawab Mia.
“Mungkin karena mamah kamu nikah siri jadi tidak bisa mendapatkan warisan,” kata Pak RT.
Oh, jadi Om Dandi dan Ibu Erin nikah siri. Sehingga dengan mudahnya Om Dandi meninggalkan Ibu Erin dan Mia begitu saja, kata Adrian di dalam hati.
“Ngomong-ngomong Aa dan Mia mau nikah siri atau nikah secara sah hukum dan agama?” tanya Pak RT.
“Nikah secara sah hukum dan agama,” jawab Adrian.
“Alhamdullilah. Baguslah kalau mau nikah secara sah bukan nikah siri. Jangan mentang-mentang Mia orang kampung lalu dinikahkan secara siri!” kata Pak RT.
“Orang tua saya sudah tidak ada. Keluarga besar saya semuanya tinggal di luar negeri. Saya belum pernah menikah. Jadi tidak ada alasan saya untuk menikah secara siri. Kalau Bapak tidak percaya, silahkan Bapak bertanya kepada Ibu Ecin,” jawab Adrian.
“Aa ini kenal dengan Ibu Ecin?” tanya Pak RT.
“Ibu Ecin mantan juru masak di rumah saya,” jawab Adrian.
“Oh, jadi ini mantan bos Ibu Ecin? Berarti bosnya Mia juga,” kata Pak RT.
“Iya, Pak,” jawab Adrian singkat.
“Wah, pasti Aa ini orang kaya. Karena saya dengar-dengar dari ibu-ibu, gaji Ibu Ecin besar. Makanya Ibu Ecin bisa punya sawah, kebun dan kolam ikan,” ujar Pak RT.
“Saya memberi gaji standar kepada Ibu Ecin. Mungkin Ibu Ecin yang pintar menabung, sehingga bisa membeli tanah,” jawab Adrian merendah.
“Mungkin juga begitu,” ujar Pak RT.
***
Setelah dari rumah Pak RT mereka pergi ke rumah Pak RW. Pak RW juga membicarakan tentang Pak Dandi, karena dia tau Pak Dandi adalah papahnya Mia.
“Pak Dandi itu orangnya ramah kepada semua orang dan suka berbaur dengan semua warga di sini. Dan yang paling penting, dia sangat dermawan. Dia suka sekali menyumbang kalau ada kegiatan atau acara di RW sini,” kata Pak RW.
Rupanya Om Dandi cukup terkenal di sini, kata Adrian di dalam hati.
Mia terharu mendengarkan perkataan Pak RW, ternyata papahnya dikenang sebagai orang yang baik oleh semua warga di sekitar rumahnya.
Setelah dari rumah Pak RW, Adrian pamit untuk mencari hotel untuk bermalam. Di rumah Mia tidak ada kamar untuk Adrian dan Pak Ratno.
“Mas cari hotel dulu, ya. Kasihan Pak Ratno belum beristirahat,” kata Adrian.
“Iya, Mas,” jawab Mia.
“Setelah sholat magrib Mas ke sini lagi. Kita makan malam bersama,” lanjut Adrian.
“Iya, Mas,” jawab Adrian.
“Mas pergi dulu, ya. Assalamualaikum,” ucap Adrian.
“Waaikumsalam,” jawab Mia.
Adrian masuk ke dalam mobilnya lalu melambaikan tangan kepada Mia. Mia membalas lambaian tangan Adrian. Mobil Adrian bergerak meninggalkan rumah Mia.
Adrian bernafas lega setelah mobilnya menjauh dari rumah Mia. Pak Ratno memperhatikan bosnya dari kaca spion.
“Pak, foto yang tadi Bapak titipkan kepada saya itu foto siapa?” tanya Pak Ratno untuk menuntaskan rasa penasarannya ketika melihat foto yang Adrian titipkan kepadanya.
“Foto orang tua Mia,” jawab Adrian.
“Oh, pantasan yang perempuan wajahnya mirip Mbak Mia. Tapi yang laki-lakinya miripppp.” Pak Ratno tidak melanjutkan kata-katanya.
“Mirip Om Dandi?” tanya Adrian.
“Itu! Saya baru mau bilang begitu,” ujar Pak Ratno.
“Saya baru mau menyuruh Ryan untuk menyelidikinya. Saya minta Bapak jangan bilang apa-apa ke Mia! Kasihan dia,” kata Adrian.
“Baik, Pak,” jawab Pak Ratno.
***
Setelah sampai di hotel Adrian menghubungi Adrian. Ia mengirim foto orang tua Mia dan fotocopy KTP Pak Dandi kepada Ryan.
“Tolong selidiki orang itu! Siapa nama sebenarnya dan dimana alamatnya. Kalau orang itu benar-benar sudah meninggal, suruh orang mencari makam orang itu!” kata Adrian.
“Baik, Pak,” jawab Ryan.
“Saya ingin jawabannya secepatnya!” kata Adrian.
“Bai, Pak,” jawab Ryan.
Adrian meletakkan ponselnya di atas nakas lalu ia merebahkan diri di atas tempat tidur. Tubuhnya terasa letih setelah menepuh perjalan panjang Jakarta Sumedang. Ia pun tidur dengan pulas.
***
Pukul setengah tujuh Adrian datang ke rumah Mia untuk mengajak Mia dan Ibu Titin makan malam bersama, namun Ibu Titin menolak untuk ikut pergi. Lina juga menolak untuk ikut.
“Kalian saja yang pergi. Emak di rumah saja sama Lina,” kata Ibu Titin.
“Nanti Emak tidak makan malam. Emak kan tidak masak,” ujar Adrian.
“Jangan khawatir. Tadi sore Eti mengirimkan banyak makanan untuk Emak,” jawab Ibu Titin.
“Eti siapa?” tanya Adrian sambil berbisik kepada Mia.
“Menantunya Ibu Ecin,” jawab Mia.
“Ya sudah, kalau Emak tidak mau ikut. Nanti Adrian bawakan oleh-oleh,” kata Adrian.
“Emak mau dibawakan apa?” tanya Adrian.
“Terserah kamu saja,” jawab Ibu Titin.
“Kalau begitu kami berangkat sekarang. Assalamualaikum,” ucap Adrian.
“Waalaikumsalam,” jawab Ibu Titin.
Adrian dan Mia berjalan keluar rumah menuju ke mobil. Adrian membuka kunci mobilnya dengan menggunakan remote.
“Loh, Pak Ratno kemana?” tanya Mia ketika melihat Adrian yang memegang kunci mobil.
“Ada di hotel sedang istirahat. Besok dia harus menyetir ke Jakarta. Jadi malam ini biarkan dia beristirahat,” jawab Adrian.
Adrian membukakan pintu depan untuk Mia.
“Silahkan, Neng Mia.” Adrian mempersilahkan Mia masuk ke dalam mobil.
“Terima kasih, Mas Adrian,” ucap Mia. Mia duduk di kursi samping kemudi. Setelah menutup pintu Mia Adriam masuk ke dalam mobil. Adrian menyalakan mesin mobilnya.
“Kamu kasih tau jalannya, ya! Mas tidak hafal jalan di Sumedang,” kata Adrian.
“Iya, Mas,” jawab Mia. Adrian pun menjalankan kendaraannya.
“Kamu mau makan apa?” tanya Adrian sambil fokus menyetir mobil.
“Terserah Mas Adrian saja,” jawab Mia.
“Begini saja. Dulu kamu pengen sekali makan apa dan dimana?” tanya Adrian.
“Ada café baru. Kata orang-orang makanannya enak dan tempatnya juga nyaman. Teman-teman Mia suka pergi ke sana,” jawab Mia.
“Oke, kita ke sana sekarang. Tunjukin jalannya, ya!” kata Adrian.
Mia memberitahu jalan menuju ke café tersebut.
terus esok harinya baru pembukaan 5 terus baru diperiksa katanya jalan lahirnya Sempit dan akhirnya Operasi Cesar...🤔🤔🤔🤔
durenya Di Skip... biar yang baca pikirannya tidak Traveling kemana -mana..🤔🤔🤔...😄😄😄