Kean tak seberuntung kakak-kakaknya, yang menemukan jodohnya dengan mudah, Kean berkali-kali gagal menikah bahkan yang terakhir di khianati wanita yang di cintainya dengan tulus.
Lelah mencari jodoh hingga usianya semakin matang Kean nyaris menyerah dan justru di jodohkan dengan gadis desa pilihan Bundanya.
Lentera si gadis miskin yang menjadi tulang punggung keluarganya, kehidupannya tak seberuntung gadis-gadis yang lain, namun semua itu berubah ketika bertemu dengan Bunda Mutia sebagai Bosnya. Akankah Kean mau menerima jodoh dari bundanya??? Bisakah dirinya hidup bahagia dengan gadis desa pilihan ibunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak siapa?
"Anak siapa???" Bunda Mutia bertanya dengan keras dan dada sesak bersamaan.
"Anak Mas Kean Bun." Kata Melani berbohong yang langsung membuat Bunda Mutia meremas dadanya yang semakin sesak.
"Kean???" Bunda Mutia menatap Kean tak percaya putra yang dia didik dengan baik bisa melakukan hal buruk dalam berhubungan dengan lawan jenis.
"Bun, Demi Allah Kean tak pernah menyentuhnya!" Kean berkata tak terima dengan kebohongan Melani.
Melani menangis terisak di ranjangnya sambil memukuli perutnya sendiri, "Kalau begitu biar anak ini mati saja, dari pada dia tak ada yang mengakui!!!" Kata Melani.
"Mel!!!" Kean menahan tangan Melani agar tak memukuli perutnya terus, meski bukan darah dagingnya tapi kalau bayi tak bersalah itu di bunuh tentu akan berdosa dan kasian.
"Please, jangan jadi orang jahat dengan menghalalkan segala cara demi dirimu sendiri!" Tegur Kean.
"Jangan jadi ibu yang jahat juga karena ingin membunuh darah dagingmu sendiri." Kata Kean.
"Aku tak peduli, aku baru mau membesarkan bayi ini jika kamu ayahnya." Ucap Melani.
Rudi di tempat geleng-geleng kepala, kok bisa Melani memanfaatkan kehadiran Bunda Mutia untuk kembali dengan Kean batinnya.
"Aku tanya dengan benar Kean siapa Ayah yang di kandung Melani???" Tanya Bunda Mutia tajam dan tegas dengan mata merah penuh amarah dan kecewa.
"Demi Allah Bun, Kean berani jamin, meski kita tinggal bersama tak sekalipun menyentuhnya." Kata Kean meyakinkan bundanya.
"Kean... " Melani menatap penuh permohonan pada Kean.
"Cukup Mel, kamu salah jika mau memanfaatkan keadaan, asal kamu tau aku sudah akan menikah!" Kata Kean cukup keras karena sikap Melani yang licik dengan memanfaatkan keadaan dirinya.
"Kita bisa tes DNA jika kamu kekeuh itu kau anggap anakku." Kata Kean tegas dan itu sukses membuat Melani diam.
Melani geleng kepala tak ingin tes DNA itu dilakukan karena nyatanya Kean bahkan tak pernah menyentuh dirinya meski satu tempat tinggal.
"Kamu pasti bohong kan kalau kami mau menikah?" Melani berkata dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kamu bohong kan Kean??? Melani menarik tangan Kean namun di tepis Kean dengan dingin.
"Aku rasa aku terlalu baik padamu. Kau perlu tau dimana posisimu sebenarnya!" Ucap Kean dingin dan datar karena jengah dengan sikap Melani.
"Aku mencintaimu Kean!" Kata Melani parau di tempatnya.
"Cukup, hubungi keluargamu atau kamu pergi bersamaku." Kata Bunda Mutia.
Melani menggelengkan kepalanya tak mau, orang tuanya tak mau dia kabur dari Danar, namun karena dia terus membandingkan Danar dengan Kean, hal itu membuat Danar marah dan melayangkan tamparan pada dirinya hingga Melani tak tahan untuk kabur dari Danar.
"Saya mohon, jangan, mereka akan marah padaku." Kata Melani menundukkan kepalanya.
"Selesaikan Kean, Bunda tak ingin ada perempuan di rumahmu lagi kecuali wanita halal!" Ucap Bunda Mutia lalu keluar dan duduk di Sofa memijat kepalanya yang pusing.
Kean menyusul sang Bunda lalu duduk di hadapan Bunda, "Maaf Bun, Kean sudah membuat Bunda kecewa." Ucap Kean parau.
"Wanita seperti dia tadi yang membuat kamu tak mau menerima Tera??" Ucap Bunda Mutia kesal.
"Kau tau, dia yang kau anggap polos hanya gadis lugu yang di buat-buat." Ucap Bunda Mutia masih kesal sekali pada Kean yang tak mau menerima perjodohan yang dia pilihkan.
"Baik Kean terima, tapi biar Kean selesaikan urusan Kean dengan Melani dulu bun. " Kata Kean membuat Bunda Mutia sedikit lega.
"Janji??" Tanya Bunda Mutia.
"Iya, Bun." Jawab Kean.
"Tapi Kean tak janji bisa memberikan hati ini padanya." Batin Kean.
\\*
Up lagi please Vote jangan lupa dong, jejak manisnya juga🙏😍
lanjut aku baca cerita Faiza dan Zein 👍
Terima kasih author dan sehat sehat juga untuk author nya 😍😍
Sudah lounching kah buku nya Faiz dan Zain ??