NovelToon NovelToon
Gadis Penebus Hutang

Gadis Penebus Hutang

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / CEO / Anak Yatim Piatu / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:471.9k
Nilai: 4.5
Nama Author: Rita Tatha

"Jadilah istri Tuan Roger agar hutang paman menjadi lunas!"

Nazura tidak mampu menolak perintah sang paman untuk menikah dengan orang yang bahkan sama sekali belum pernah ia temui. Namun, meskipun berat tetap ia lakukan untuk membalas jasa sang paman yang sudah membesarkan.

Setelah pernikahan itu terjadi, ternyata kehidupan Nazura tidaklah lebih baik. Justru kesabarannya terus diuji.

Lantas, bagaimana kisah Nazura selanjutnya? Akankah gadis itu menemukan kebahagiaan?

Simak Kisahnya di sini.
Jangan lupa dukung karena dukungan kalian sangat berarti ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GPH 30

"Na, sekarang tugas kamu mengirim kue ke perusahaan yang waktu itu lagi, ya. Aku tidak bisa," suruh salah seorang rekan kerja Nazura. 

Ingin sekali Nazura menolak, tetapi itu tidak mungkin. Pada akhirnya Nazura pun hanya menyanggupi meskipun dalam hati ia merapalkan banyak doa semoga tidak bertemu dengan Roger di sana. 

Ketika sudah masuk ke perusahaan, Nazura kembali memakai masker dan topi agar tidak ketahuan. Lalu ia segera memberikan kue tersebut ke resepsionis.

"Maaf, Nona. Tapi Tuan Roger berpesan agar Anda sendiri yang mengantarnya ke ruangan beliau," ucap resepsionis tersebut. 

"Tapi saya sedang terburu-buru, Mbak." Nazura beralasan untuk menolak karena ia tidak ingin masuk ke ruangan itu. 

"Ini perintah atasan, Nona. Silakan Anda naik saja ke lantai dua puluh," perintahnya. Namun, Nazura hanya bergeming di tempatnya dan raut wajahnya dipenuhi keraguan. "Lebih baik Anda naik saja, Nona. Daripada Anda harus kehilangan pekerjaan karena setahu saya Tuan Roger itu sangat tegas." 

Nazura pun mengiyakan karena tidak ingin kehilangan pekerjaan yang sudah susah payah ia dapatkan. Ia berharap semoga Roger sedang tidak ada di ruangannya. 

"Semoga dia sedang rapat," gumam Nazura cemas. 

Dengan perlahan ia mengetuk pintu ruangan. Namun, tidak ada sahutan sama sekali. Nazura pun menunggu di depan pintu dan tiba-tiba seorang lelaki tampan memakai jas rapi mendatanginya. 

"Kamu pengirim kue pesanan Tuan Roger?" tanya lelaki itu. Nazura mengangguk cepat. "Kalau begitu, kita bawa kue ini ke ruang rapat karena sudah ditunggu dari tadi," perintahnya. 

"Haruskah saya yang mengantarnya, Tuan?" tanya Nazura ragu. 

"Tentu saja. Memang siapa lagi?" ujarnya ketus. 

"Tapi saya sedang flu, Tuan." Nazura masih mencoba untuk terus mencari alasan. 

"Bukankah kamu sudah memakai masker? Atau aku adukan kamu ke—"

"Jangan, Tuan. Baiklah, saya akan ikut." Nazura pun tidak bisa lagi menolak dan dengan penuh keraguan ia mengikuti langkah kaki lelaki di depannya. Menuju ke sebuah ruangan yang terletak di paling ujung. 

Jantung Nazura terasa berdegup kencang ketika ekor matanya tanpa sengaja melihat Roger yang sedang duduk mengobrol bersama salah seorang rekan kerjanya. Langkah Nazura terasa amat berat dan ia hanya berdiri di ambang pintu untuk beberapa saat. Namun, tiba-tiba ia tersentak ketika mendengar lelaki yang tadi bersamanya. Memanggil dengan cukup keras. Nazura pun berjalan setengah berlari mendekati meja tersebut. 

"Ini pesanan kuenya, Tuan." Lelaki itu berbicara sangat sopan kepada Roger.

"Baiklah. Taruh saja di sini." 

Demi apa pun, Nazura merasa sangat gugup ketika mendengar suara lelaki itu. Suara yang dulu setiap hari selalu ia dengar dan sekarang mungkin saja wanita itu—merindukannya. Tangan Nazura pun terlihat gemetar ketika menaruh kue tersebut dan hal itu tidak luput dari penglihatan Roger. 

Diam-diam Roger mengamati postur tubuh Nazura dari atas sampai bawah. Ia merasa tidak asing meskipun wanita itu memakai masker, sementara Nazura langsung pamit karena khawatir Roger akan mengenalinya. 

"Tunggu!" Teriakan Roger berhasil menghentikan langkah Nazura yang sudah sampai di ambang pintu. Nazura pun berhenti, tetapi ia tidak berani berbalik sama sekali. Ia justru menunduk dalam dan makin merasa gugup ketika mendengar suara langkah Roger yang sedang mendekat. 

"Berbaliklah dan menghadap padaku," perintah Roger. Ia merasa sangat penasaran dengan wanita itu. Namun, Nazura tetap saja bergeming di tempatnya. "Kalau kamu tidak mau berbalik, jangan salahkan aku kalau toko tempatmu bekerja akan hancur," ancamnya. 

Nazura ngedumel dalam hati. Merasa kesal karena Roger suka sekali memberikan ancaman. Dengan ragu, Nazura berbalik dan tetap saja menunduk. Ia tidak berani mendongak sama sekali. 

"Kenapa kamu memakai masker?" tanya Roger. Berusaha mengamati wajah wanita itu dengan sangat lekat. Sungguh, ia merasa sangat tidak asing dengan wanita itu. 

"Saya sedang flu, Tuan." Nazura menjawab gugup. 

Kening Roger pun makin mengerut dalam karena ia merasa sangat kenal dengan suara wanita itu. 

"Buka maskermu," perintah Roger. Namun, Nazura menggeleng dengan cepat. "Kamu yakin tidak mau—"

"Maaf, saya harus pergi, Tuan." Nazura berbalik dan langsung berlari kencang meninggalkan  ruangan itu. 

Sementara Roger berusaha mengejar wanita itu bahkan ia memberi perintah kepada security untuk menahan wanita tersebut di pintu gerbang. Roger berdecak kesal ketika Nazura sudah masuk ke lift. Ia tidak bisa menunggu lama dan dengan segera Roger berlari menuruni tangga sampai satu lantai di bawahnya. Dalam hati geram sendiri karena hanya menaruh satu lift yang sampai ke ruangannya. 

"Semoga Tuan Roger tidak bisa menangkapku," kata Nazura. Ia berlari kencang dan beberapa kali menoleh ke belakang. Berharap Roger tidak mengejarnya. 

Para karyawan Roger pun hanya menatap heran ke arah Nazura yang seperti sedang dikejar setan. Tidak ada yang menangkap ataupun menghentikan wanita itu karena mereka semua tidak ada yang tahu kalau Nazura adalah buronan Roger. 

"Berhenti, Nona! Anda tidak boleh pergi dari perusahaan ini." Dua orang keamanan bertubuh kekar menahan langkah Nazura yang sudah sampai di pintu gerbang. 

"Lepaskan saya, Pak. Saya harus pergi karena tugas saya mengantar kue sudah selesai." Nazura meronta sekuat tenaga. Namun, ia kalah. Kedua orang itu sudah mencekal tangannya dengan sangat kuat. "Lepaskan!" 

"Lepaskan dia dan tutup pintu gerbangnya!" perintah Roger yang sudah sampai di depan mereka. 

"Jangan, saya harus kembali bekerja." Nazura berusaha memohon, tetapi dua orang keamanan itu lebih memilih untuk mengikuti perintah atasannya. Salah seorang memegang lengan Nazura dengan kuat, sedangkan satu lagi menutup pintu gerbang. 

Nazura pun kian menunduk dalam saat ia sudah merasa kalah dan tidak mungkin bisa kabur lagi dari sana. Tubuhnya gemetar ketika melihat Roger sudah berdiri di depannya. 

"Jangan apa-apakan saya, Tuan. Tugas saya sudah selesai." Nazura berbicara lirih. Bahkan, suaranya terdengar bergetar saking takut dan cemasnya. 

"Aku tidak akan melakukan apa pun, hanya ingin memastikan kalau kamu bukan wanita yang kucari." Roger membuka paksa masker yang dikenakan Nazura. Lalu menyentuh dagu wanita itu dan sedikit mengangkatnya. 

Sepersekian detik selanjutnya, Roger terdiam beberapa saat ketika tatapan matanya bertemu dengan Nazura. Ia mematung dan lidahnya mendadak kelu saat menatap wanita yang selama ini dicarinya. Wanita yang selalu memenuhi pikirannya, sedangkan Nazura sudah memejamkan mata karena tidak sanggup jika harus terus bertatapan dengan Roger. 

"Na-Nazura." Roger langsung menarik tubuh wanita itu masuk dalam pelukan eratnya, sedangkan lelaki yang tadi memegang Nazura langsung memundurkan diri dengan cepat. 

"Lepaskan saya, Tuan!" Nazura berusaha melepaskan pelukan tersebut. 

"Biarkan aku memelukmu sebentar saja, Na. Aku mohon." Suara Roger begitu lirih dan penuh meminta. Nazura pun diam dan merasakan pelukan yang terasa nyaman itu.

Aku tidak menyangka akan dipertemukan denganmu lagi, Na. Apakah kamu tahu kalau aku selalu memikirkanmu dan hatiku pun sangat—merindukanmu. 

1
Rifda Hanifah
keren Naura
suka nih peran cewe begini
meris dawati Sihombing
ini karakter Nazura emang di buat bodoh ya
meris dawati Sihombing
Gak suka ihh dgn karakter Nazura
Tri Rahmayanti
Nazura....payah banget..
Adek Abang
tapi Soraya itu siapa
Adek Abang
Soraya kayaknya kekasih nya Roger deh
Adek Abang
yang pasti ganteng kan Na beda jauh sama yang ada di pikiran kamu
Adek Abang
itu paman dan bibi kamu jahat banget sama kamu Na mereka gak mikir gimana nanti nasip kamu kedepannya /Cry/
Caca Marica
bagus alur cerita nya
A&R
bagus/Ok/
Mbr Tarigan
ada pengaruhnya kamu sdh berbagi ranjang dgn laki 2 lainn pasti memakai pencegah kehamilan dgn berbagai cara sebelum punya momongan bisa menggangu kesuburan makanya gegabah jangan
kompiang sari
Roger itu siapa Thor?
Mbr Tarigan
ibu laknat
Mbr Tarigan
wanita gila Roger pasti menjauh dan TDK mau melihatmu lagi
Mbr Tarigan
Nazura ini kamu kok terlalu lemah kamu pergi tanpa ijin itu bahaya nak itu namanya TDK baik pasti suamimu marah besar jaga rmh tanggamu suamimu sayang jangan cari gara2 baik bagus tapi jgn bodoh
Mbr Tarigan
ibu laknat dan kurang ajar mana mau zzRoger pisah sama istrinya Nazura sdh berusaha menyatukan Roger dan ibunya malah melarang berarti kamu sampai kapanpun TDK bisa bersatu dgn anakmu ini furhaka
Mbr Tarigan
jangan dipotong burung tuan nanti Akmal TDK laku lagi
Mbr Tarigan
lepaskan Nasura Roger ada orang yg suka kalau SM kamu Nasura pasti selalu disakiti kasihan
Mbr Tarigan
mknya harus tegas bos Nazura ttp memasak makanmu karena dia masih sah istrimu dan belum kamu ceraikan
Mbr Tarigan
Nazura orang kuat dan punya tekat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!