Kanaya Syifa Pratama, seorang gadis cantik berasal dari desa. Bercita-cita ingin menjadi seorang bidan, merantau ke kota untuk kuliah mewujudkan mimpi.
Tapi takdir berkata lain, ia di jebak oleh pacarnya sendiri sampai dirinya hamil. Semua mimpi yang sudah ia bangun hancur begitu saja, bahkan bukan hanya itu Syifa juga harus menerima perlakuan kasar dari ibu mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah R Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Syifa langsung terdiam, matanya menatap wajah Varo dengan intens, mencari sebuah kebohongan dari ucapan pria itu barusan.
Bukan hal yang mudah bagi Syifa untuk percaya, karena dulu saat bersama Alfin, ia juga sering mendengar kata-kata seperti tadi. Lagi-lagi trauma membuat Syifa tidak bisa percaya pada semua ucapan Varo, padahal tanpa Syifa ketahui kalau Varo sangat tulus.
"Maaf aku tidak bisa percaya, dulu mantan suamiku selalu mengatakan hal yang sama, tapi apa ?, dia menyakitiku dan selalu menyakitiku" ucap Syifa menggunakan suara serak.
Varo menarik napas panjang, ia sekarang paham kalau istrinya itu memiliki trauma, dan Varo berjanji akan menghilangkan rasa trauma itu.
"Tidak apa-apa kalau kamu belum percaya, tapi aku janji tidak akan membiarkan siapapun menyakiti kamu" balas Varo.
"Kenapa kamu begitu menginginkan aku ?, aku ini hanya gadis kampung dan tidak selevel dengan mu" tanya Syifa.
"Aku tidak bisa menjelaskan, yang terpenting kamu harus tahu kalau aku tulus ingin menjagamu" jawab Varo.
Syifa tidak bisa berkata apa-apa lagi, haruskah ia percaya dengan ucapan sang suami. Tapi sekuat tenaga Syifa ingin percaya, bayang-bayang masalalu pun berputar di ingatannya layaknya sebuah film yang baru akan tayang.
"Mulai sekarang kamu tinggal disini, aku akan menyiapkan satu kamar lagi" pinta Varo
"Tapi.."
"Tidak ada tapi-tapian, sekarang kamu istriku dan aku suamimu, walau kamu tidak bisa mencintaiku tapi sudah menjadi kewajiban kamu untuk menuruti keinginan ku" kata Varo menekankan setiap kalimat yang ia lontarkan.
*
*
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, sekarang seminggu sudah Syifa tinggal di apartemen. Selain Kuliah wanita itu hanya berdiam diri di apartemen karena Varo melarangnya bekerja.
Tentu saja keadaan seperti ini membuat Syifa bosan, ia yang sudah terbiasa bekerja sekarang hanya santai dan fokus pada kuliahnya saja.
"Jangan lupa makan siang ! ☺️"
Sebuah pesan singkat baru saja Syifa terima dari ponselnya, bibirnya membentuk senyuman. Tak bisa Syifa bantah kalau sosok Varo membuat hari-harinya lebih berwarna, namun bukan berarti ia sudah mencintai Varo.
Trauma masalalu membuat Syifa sulit untuk mencintai seseorang, termasuk Varo tentunya.
Ting---- Nong ..
Tiba-tiba bel apartemen berbunyi, membuat Syifa mengernyit bingung.
"Siapa ya ? kalau mas Varo kenapa harus pencet bel, kan dia tau password nya" gumam Syifa.
Tidak ingin penasaran, Syifa langsung beranjak berdiri lalu berjalan untuk membukakan pintu. Saat pintu terbuka kening Syifa semakin berkerut saat melihat wanita paruh baya tengah berdiri di hadapannya.
"Maaf, ibu cari siapa ?" tanya Syifa dengan sopan.
Mama Firda menatap Syifa dari atas sampai bawah, ia heran kenapa ada perempuan yang tinggal di apartemen putranya.
"Saya Mama nya Varo, kamu sendiri siapa ?" balas Mama Firda balik bertanya
"Saya Syifa istrinya mas Varo"
Detik itu juga Mama Firda tercengang, putranya sudah menikah lagi tapi ia sendiri sebagai seorang Mama tidak tau apapun.
"Segitu bencinya kamu sama Mama nak, sampai kamu tidak memberi tahu Mama kalau ingin menikah lagi". batin Mama Firda sedih
Melihat raut kesedihan dari wajah Mama Firda membuat Syifa merasa bersalah, harusnya tadi ia tidak perlu memperkenalkan sebagai istri Varo. Harusnya tadi ia cukup mengatakan kalau dirinya pembantu di sana.
Iya itu jauh lebih baik....
"Silahkan masuk Bu ! saya akan buatkan teh" pinta Syifa.
Mama Firda tak bergeming, namun sedetik kemudian wanita paruh baya itu menarik tubuh Syifa kedalam pelukan. Tentu saja Syifa heran dan juga bingung.
"Tolong jaga Varo, dan buat Varo kembali seperti dulu nak ! Mama mohon" ucap Mama Firda sembari terisak.
Syifa semakin bingung, apa yang sebenarnya terjadi..
"Maksud Ibu Apa ?" tanya Syifa.
"Akan Mama ceritakan semuanya !"
Mama Firda melepaskan pelukan, ia mengelus pipi Syifa dengan penuh kasih sayang, menebar senyum kebahagiaan karena kini putranya sudah membina rumah tangga lagi.
"Mari masuk Bu !"
"Panggil Mama nak !"
"Baiklah Bu... Eh Mama" Syifa tersenyum.
*
*
*
Sementara itu di kantor, Varo sedang sibuk dengan setumpuk berkas yang ada di hadapannya, sejak tadi tangannya sangat lincah mengetik di keyboard komputer.
Ia harus terlonjak kaget saat pintu ruangannya di buka dengan kencang, Varo mendengus kesal menatap ke arah Rio yang menurutnya tak punya sopan santun.
"Apa kau tidak bisa ketok pintu dulu ?, sebelum masuk keruangan orang lain" kesal Varo menatap Rio.
"Maafkan saya tuan, tapi saya ingin menyampaikan berita penting" balas Rio.
"Ada apa ?" Varo masih terlihat sangat santai, walaupun Rio terlihat panik.
"Nyonya Firda datang ke apartemen, dan dia bertemu nona Syifa"
"Apa.. ?" detik itu juga Varo memekik, untuk apa sang Mama mendatangi apartemennya.
Ketakutan mulai memasuki dirinya, bagaimana kalau Sang Mama bikin keributan dengan Syifa. Atau sang Mama melalukan hal buruk pada istrinya seperti dulu lagi.
Tidak ..
Varo tidak akan membiarkan semua ini terjadi, ia harus segera pulang sebelum Syifa kenapa-napa karena ulah Mama Firda.
"Antarkan aku pulang sekarang Rio !" pinta Varo dengan suara tegas.
"Baik tuan" balas Rio, ia tahu betul apa yang di rasakan atasannya itu.
"Dan batalkan semua meeting hari ini, karena aku tidak akan kembali ke perusahaan"
"Baik tuan"
Varo meninggalkan ruangannya, di dalam hati ia berkata "Semoga Mama tidak melakukan hal buruk pada Syifa"