Nostalgia Generasi Kedua Bersama Trio Rusuh
Mike Cahill, Abimanyu Giandra dan Edward Blair adalah sahabat berdasarkan pertemuan yang agak Membagongkan. Mike dan Edward adalah saudara ipar sementara Abimanyu sahabat Stephen Blair, adik Edward.
Cerita ini cerita komedi unfaedah dan nantinya akan berlanjut ke Vivienne Neville dan Jammie Arata ( edisi revisi ).
Novel ini akan up tergantung wangsit ya jadi bisa tidak setiap hari up. Kan ceritanya nostalgia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cewek Jorok
Perjalanan menuju desa Hiyama di Hokkaido pun dimulai dan Jammie duduk di depan bersama dengan pengawal Alexa sedangkan Alexa sendiri duduk bersama Vivienne di kursi tengah.
Vivienne sendiri setelah dua jam perjalanan pun langsung tertidur dan membuat Alexa tertawa.
"Ya ampun gadis bar-bar ini bisa peltur juga," kekeh Alexa. Hot mama itu lalu memfoto adik sepupunya dan menyebarkan ke grup keluarga.
📩 Nabila Pratomo : Eh bisa anteng si bocil?
📩 Brandon Cooper : Alamat ngebo deh dia!
📩 Sean Cooper : Kalau lihat dia tidur, berasa dunia akhirat damai ya 🤣🤣🤣
📩 Brett Neville : Woooiiii adik gue itu Sean!
📩 Jeffry Lee ❤️ : Hati-hati ya.
Alexa hanya senyum-senyum membaca pesan-pesan yang masuk dan membalas satu-satu.
"Kamu mau fotonya Vivi juga Jammie?" tanya Alexa yang melihat Jammie sesekali menengok ke belakang.
"Boleh kah nona Alexa?" tanya Jammie.
"Boleh lah." Alexa lalu mengirimkan foto Vivienne tertidur.
Jammie pun membukanya dan tersenyum. Cantik kalau tidur, melek durjana.
***
Setelah enam jam perjalanan, mereka pun berhenti di sebuah rest area. Alexa sudah menyerah tidak bisa membangunkan adik sepupunya yang benar-benar kebo ini. Dia sendiri bingung kok bisa Vivienne bangun pagi untuk kuliah tapi kalau tidur di mobil, susah membangunkannya.
"Kenapa nona Alexa?" tanya Jammie yang sedang merenggangkan badannya. Lama duduk di mobil meskipun mobil mahal pun, pasti kerasa kaku lah.
"Ini bocah peltur nggak mau bangun." Alexa pun turun untuk masuk ke rest area. "Titip Vivienne ya, aku mau pipis."
Jammie pun membuka pintu tempat Vivienne dan gadis itu pun masih terlelap tidur. Jammie pun iseng memfoto karena dia melihat sedikit air liur di sudut bibir Vivienne.
"Idih! Cantik-cantik jorok ada ilernya lagi!" kekeh Jammie melihat hasil fotonya.
Lalu dia menggoyangkan bahu Vivienne.
"Nona Vivienne, bangun dulu. Ini pada ke rest area lho. Nona nggak pipis dulu?"
Vivienne hanya menggumam nggak jelas.
"Kalau nggak bangun, aku cium lho meskipun ada ilernya," bisik Jammie di sisi telinga Vivienne.
Mata biru itu langsung terbuka dan menatap Jammie yang hanya beberapa senti jaraknya.
"Siapa yang ngiler?" tanya Vivienne judes.
Jammie hanya menunjukkan sudut bibirnya yang membuat Vivienne meraba bibirnya dan benar-benar ada iler disana.
Wajah Vivienne memerah. Bisa-bisanya sih aku ngiler?
"Tenang nona, sudah aku foto kok!" cengirnya jahil. "Cantik-cantik, udah kebo, tukang iler lagi! Jorok ih!" Jammie pun pergi meninggalkan Vivienne yang masih melongo.
"Jammie Jambret Siaaalllaaaaannn!!!" teriak Vivienne kesal. Jammie hanya terbahak.
***
Vivienne duduk di sebelah Alexa dengan wajah ditekuk sedangkan di seberangnya adalah makhluk durjana yang mengatainya kebo dan tukang iler.
Mata biru Vivienne menatap dingin ke arah pengawal nya yang semakin hari semakin membuatnya kesal ditambah senyum smirk di wajah Jammie, membuat gadis itu jengkel.
Alexa yang melihat adik dan pengawalnya seperti hendak pecah perang Baratayudha hanya tersenyum. Vivienne ketemu saingan durjananya.
"Kamu kenapa Viv?" tanya Alexa.
"Tanya saja sama pengawal menyebalkan di depan!" cebik Vivienne kesal.
"Cewek kok jorok!" ucap Jammie santai.
"Kamu!" pelotot Vivienne.
"Sudah, sudah. Ayo makan dulu, kita masih lama perjalanan," ucap Alexa. Rekan-rekan Alexa hanya tersenyum melihat gadis bule itu cemberut.
***
Setelah istirahat di rest area, mereka melakukan perjalanan lagi dan sepanjang jalan Alexa, Jammie dan Kojiro, pengawal Alexa, banyak mengobrol tapi tidak Vivienne yang membuat Alexa terkejut adiknya hilang cerewet nya.
"Kok tumben nggak ribut Viv?" tanya Alexa ke arah adiknya yang masih manyun dan bersidekap.
"Paling lagi PMS," sahut Jammie asal.
"Eh Jambret! Sotoy lu!" umpat Vivienne sebal.
"Biasanya cewek kalau mood nya lagi rollercoaster begitu kalau nggak lagi PMS, black cardnya ditahan," kekeh Jammie yang membuat Alexa terbahak.
Mata biru Vivienne semakin melebar. Ini pengawal kok makin hari makin ngelunjak resehnya?
"Kan kamu masih pegang kartu lainnya, Vivi" ucap Alexa.
"Tetap paling aman kalau pegang black card lah!" balas Vivienne.
"Memang kamu mau pakai buat beli apa? Nggak semuanya bisa kamu buat gampang karena tidak banyak orang yang seberuntung kamu." Alexa mengusap kepala Vivienne.
"Kebanyakan dimanja ya begitu itu!" celemong Jammie.
Vivienne langsung menjewer telinga Jammie. "Apa kamu bilang?"
"Adduuhhh duh duh! Sakit nona!" Jammie meringis.
"Vivi! Lepaskan tangan mu!" Alexa mengeplak tangan Vivienne.
"Lihat tuh mbak! Kok bisa mas Alex kirim pengawal menyebalkan begini?" cebik Vivienne sambil melepaskan jewerannya.
"Lha kan memang kamu itu harus dapat pengawal yang bisa menghandle dirimu, sayang. Dan menurut mas Alex, Jammie bisa melakukan tugasnya kok," jawab Alexa.
Vivienne semakin manyun. Diantara mereka berlima saudara perempuan, paling halus memang Alexa kalau berbicara, Nabila dan Vivienne paling minus filter, Shanum lebih menata sebelum berbicara sedangkan Yuna level pedas dan dingin menjadi satu.
Jammie pun menengok ke belakang dengan memberikan senyum lebar yang semakin membuat Vivienne menjotosnya.
***
Rombongan berhenti sampai tiga kali karena memang perjalanan mereka jauh dan akhirnya sampai di sebuah desa Hiyama Hokkaido.
Sang kepala desa pun sudah menyambut rombongan dan mereka pun dipersilakan untuk menginap di sebuah rumah kosong sebagai tempat menginap. Karena mereka berangkat dari Tokyo pagi, sampai di desa Hiyama tengah malam.
Vivienne sendiri celingak-celinguk mencari kamar mandi namun tidak menemukan.
"Mbak Alexa, kamar mandi dimana ya?" bisiknya.
"Kenapa? Mau pipis?" Vivienne mengangguk. "Biasanya di belakang sih. Berani nggak?" Vivienne menggeleng.
Vivienne lebih memilih menghajar orang daripada jalan keluar malam-malam di tempat sepi begini. Dia takut hantu.
"Jammie! Tolong temani Vivienne ke kamar mandi," panggil Alexa ketika melihat Jammie melintas depan kamar mereka.
"Baik nona Alexa. Kebetulan saya juga mau kesana," ucap Jammie.
Vivienne melotot. "Kok nggak sama mbak saja sih!"
"Lha tuh Jammie juga mau kesana. Sekalian kan malah enak." Alexa mendorong Vivienne keluar dimana Jammie menunggu. "Daripada ngompol tar." Vivienne menatap kakaknya dengan tatapan horor.
"Temani ya J" ucap Alexa.
"Baik nona. Yuk ke belakang," ajak Jammie ke Vivienne.
Keduanya pun berjalan beriringan menuju kamar mandi yang berada di halaman belakang.
"Bisa nggak sih bikin kamar mandinya tuh di dalam gitu? Bikin repot saja harus berjalan ke belakang begini! Otaknya tuh kemana sih? Nggak praktis!" omel Vivienne sepanjang jalan.
Jammie hanya bisa menghela nafas panjang. Ya ampun cerewetnya kalau bangun.
Di halaman belakang yang hanya terpasang lampu taman warna kuning dan lampu depan kamar mandi yang juga bewarna kuning, membuat suasana merinding di Vivienne. Tanpa sadar, tangannya mencengkram jaket Hoodie Jammie.
"Ternyata nona bar-bar bisa takut juga ya?" ledek Jammie.
"Shut up!" umpat Vivienne.
Tiba-tiba sebuah kelelawar terbang melintasi mereka berdua membuat Vivienne terpekik dan langsung memeluk Jammie.
***
Yuhuuu Up Malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu
nanti gen 3 ada yg ajaib bin merakyat lg gak y?