Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 [ Fakta Yang Ternyata Sandra mantan Elgar ]
Mengetahui dimana tempat tinggal baru yang ditempati Sandra, Elgar akhirnya telah sampai di lokasi tersebut, masih berada didalam mobil dan tak keluar untuk menampakkan diri sesaat ia melihat adanya seorang wanita keluar dari kediaman terbesar itu.
"Sandra ...jadi benar disini ia sekarang menetap?"gumam Elgar berkata sendiri.
"Tapi yang membuat saya heran bukankah ini sebuah perubahan besar yang terjadi pada Nona Sandra? Terakhir kali ia pergi penampilannya tak semenarik seperti sekarang ini, ataukah ini kediaman dari orang tuanya?"lanjut Fero- sang asisten Elgar.
"Entahlah, aku keluar dulu tetaplah disini."
"Baik tuan."
Ketika Sandra sedang hendak keluar, entah darimana kedatangan langkah kaki seorang pria seketika mengalihkan Sandra pada arah suara itu, membalikkan badan betapa terkejutnya dengan siapa Sandra berhadapan saat ini.
"Elgar ? Bagaimana mungkin?"
Wajah terkejut wanita itu tak mampu terhindarkan lagi, sangking tak percayanya ia hampir saja terjatuh. Namun, untungnya Elgar dengan sigap menangkapnya.
"Kita perlu bicara."
Ditarik pergelangan tangan Sandra, dibawanya pergi entah kemana lelaki itu akan membawanya. Setibanya di salah satu restoran, keduanya saling bertatapan. Namun, masih ada kecanggungan antar keduanya.
Berbeda dengan Elgar yang sedari tadi terus memberikan tatapan mata yang amat penuh harapan.
Sebaliknya Sandra seperti sedang memikirkan sesuatu, banyak pertanyaan demi pertanyaan terngiang-ngiang dipikirannya, tak mempercayai Lelaki yang dulunya sangat terkagum-kagum padanya sekarang sudah menjadi seorang Pria sukses dan banyak uang.
"Ini sungguh tidak mimpikan? Elgar yang dulunya aku campakkan? Seseorang yang sangat terobsesi memilikiku disaat aku masih duduk di bangku Sm4 ternyata ia pimpinan terbesar Grup ***?"batin Sandra dengan tatapan liciknya.
"Tidak aku sangka sudah dua tahun lamanya kamu mencampakkan aku. Hari ini aku menemukanmu? Gimana kabarmu apa kamu baik-baik saja?"
Elgar memberikan pertanyaan, Sandra tak membalas sepatah kata, sebaliknya ia memilih menundukkan kepalanya seolah-olah tak menginginkan akan pertemuan ini.
"Aku malu, tidak seharusnya kita bertemu dan tidak seharusnya seseorang sejahat seperti diriku masih bisa kamu pandang setulus itu, aku malu El, aku sangat malu."
Masih memilih tertunduk, Elgar menaikkan dagu Sandra keduanya kini kembali saling memandangi satu sama lain.
Entah angin apa yang merasuki Sandra, wanita itu tak berfikir kedua kali ia dengan beraninya memeluk Elgar. Namun, lelaki itu tak menunjukkan akan penolakannya.
"Aku mohon maafkan aku, aku mengaku aku salah! Bahkan aku sadar kesalahanku tidak pantas untuk dimaafkan, tapi aku pergi bukan karena kemauanku sendiri, tapi nenek kamulah yang memaksaku untuk pergi meninggalkan kamu, ia ingin aku melepaskan kamu karena nenek sangat tidak suka kita terus bersama, aku mohon maafkan aku El ...maafkan aku ..."
"Apa maksudmu? Dan nenek?"
Elgar melepaskan pelukannya, dicengkeram pundak Sandra tatapan amat tajam, namun penuh rasa penasaran dan keinginan tahuan Elgar akan maksud dari kata-kata Sandra barusan.
Suasana kini nampak sunyi keduanya saling memandang, tapi Sandra masih tak membalas pertanyaan dari lelaki dihadapannya ini.
"Katakan dan bicaralah yang jujur?"
"Aku takut! Jika aku ceritakan masalah ini kamu pasti akan sangat marah sama nenek."
"Kamu paling tau aku paling tidak suka jika di kekang, cepat cerita lah."
"Sebelum aku pergi meninggalkan kamu nenek memaksaku agar hubungan kita kandas! Nenek sangat tidak suka kepadaku karena aku anak dari orang miskin, sedangkan kamu anak dari orang kaya raya dan salah satu pewaris tunggal yang akan mewarisi semua kekayaannya.
Dia memberikan cek dengan nominal 1 M dengan syarat aku harus menjauhi kamu. Aku merasa harga diriku telah dipermainkan, aku merasa di permalukan yang akhirnya detik itu juga aku putuskan untuk menyudahi semuanya. Aku putuskan untuk pindah sekolah agar keluargaku tidak diganggu lagi oleh anak buah nenek kamu, aku capek! Aku dipenuhi kecemasan dan ketakutan, tapi aku tidak berani berkata jujur sama kamu, maafkan aku El! Maafkan aku!"
Kembali Sandra memeluk lelaki itu dengan eratnya, wajah Elgar terlihat memerah ia seperti menahan amarahnya yang hampir akan meledak-ledak mendengar akan fakta ini, ia mengepalkan tangannya, tapi tak memungkinkan jika ia akan lampiaskan amarahnya pada wanita yang dulu pernah ia sangat cintai .
Melepaskan pelukannya sejenak, Elgar memegang kedua tangan Sandra.
"Kamu tidak perlu minta maaf, harusnya aku yang minta maaf akibat ulah nenek harga dirimu sampai terinjak-injak. Aku berjanji akan menebus rasa bersalahku karena selama ini aku telah menyalahkan kamu, kamu mau kan memaafkan aku? Plis! Aku mohon maafkan aku ... ijinkan aku menebus semuanya termasuk berikan aku kesempatan agar kita bisa kembali seperti dulu?"mohon Elgar.
"Sejujurnya aku masih sangat-sangat mencintai kamu, tapi aku memiliki keluarga baru yang dimana ia sangat menyayangi dan menganggap ku sudah seperti Putri kandungnya sendiri. Mereka juga menjodohkan aku dengan seorang Pria yang sejujurnya aku tidak pernah mencintainya. Aku terpaksa berbalas budi dan menerima perjodohan itu, kini aku sudah menikah dengannya apa mungkin kamu masih mau mempertahankan hubungan dengan status seorang wanita yang sudah memiliki suami?"
Wajah memelas yang ditunjukkan Sandra kini berhasil mengait hati Elgar kembali terperangkap. Digenggamnya tangan wanita itu. Dikecup sekali punggung telapak tangannya sudahlah jadi tanda jika Elgar tak peduli akan status yang Sandra miliki saat ini.
"Kamu tidak pernah mencintainya, kalian menikah atas dasar paksaan. Aku kagum sama kamu karena kamu rela mengorbankan kebahagiaan kamu hanya untuk berbalas budi, tidak apa-apa kita saling menjalin hubungan secara diam! Aku tidak masalah jika hanya sekedar jadi selingkuhan kamu, bersamamu itu sudah cukup membuatku bahagia, terima kasih! Terima kasih sudah memberiku kesempatan."
Elgar lalu memeluk Sandra dengan sangat eratnya, jika Elgar sangat bahagia wajahnya penuh rasa lega akhirnya ia bisa kembali bersatu biarpun lewat cara yang salah! Tapi sebaliknya, ekpresi yang ditunjukkan Sandra hanya senyuman sinis dan penuh dengan wajah kelicikan.
"Kamu bodoh El, kamu sangat bodoh jika mempercayai tipuan dari seseorang sepertiku ...nasib baik telah menghampiri kamu Sandra ....disayangi keluarga angkat dan berkesempatan mendapatkan semua ahli warisnya. Memiliki Suami yang juga orang dari kalangan berada, lalu memiliki selingkuhan yang tampan, kaya raya bahkan ia sangat mencintaimu melebihi mencintai dirinya sendiri, kamu sangat hebat Sandra ...kamu memang sangatlah hebat!"
Wanita itu membatin penuh dengan wajah liciknya, masih berada dalam pelukan Elgar, Sandra semakin memeluknya dengan erat dan dibalas Elgar membalasnya juga.
BERSAMBUNG.
lanjut thor