Tahap Revisi🤗
Nama ku Aqila Dewi Karisma. Aku terpaksa menikah dengan calon kakak ipar ku sendiri karena suatu peristiwa.
Hari-hari ku berubah semenjak menikah. Tidak ada sayang atau cinta dari suami ku, yang ada hanya rasa benci dan ingin terus melihat ku menderita.
"Kamu hanyalah Istri Diatas Kertas tidak lebih. Jangan berharap mendapatkan cinta atau kasih sayang dariku, karena itu tidak akan terjadi." Arka mencengram kuat dagu Aqila dengan jemari kuat nya.
"Sakit... lepaskan...." Pinta Aqila meringis kesakitan dengan butiran bening jatuh karena kuat nya cengraman Arka.
"Sakit?" Kata Arka mengulangi perkataan Aqila dengan senyum puas melihat penderitaan nya.
_-_-_-_-_-_-_-_✨💞✨_-_-_-_-_-_-_-_-_
Apakah Aqila akan kuat dengan semua sikap Arka atau sebaliknya?
Mau tau kehidupan rumah tangga Arka dan Aqila?
Yuk baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulia rysa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27: Cinta Yang Bimbang
🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
•
✨🌹💞🌹✨
Dewi masih diam beribuh bahasa, tidak ada kata yang bisa dia jadikan untuk pembelaan membela dirinya, selain diam mengunci mulut.
"Dewi." Panggil Farel menatap dengan aura dingin.
Aqila diam menyimak, ingin berkata dia bingung harus berkata apa, sekarang dia masih bingung apa yang terjadi saat ini.
"Iya Pak." Sahut Dewi tidak berani menatap wajah atasan nya.
"Kenapa berhenti? Apa kamu gak berniat melanjutkan? Tanya Farel, dia sudah kesal di tambah kesal mendengar Dewi menjelekkan dia di hadapan Aqila, jika saja kepada orang lain dia tidak peduli, tapi ini kepada Aqila. Wanita yang kini membuat dirinya bimbang atas cintanya.
"Maaf Pak, saya tidak bermaksud menjelekkan Bapak, tadi saya hanya becanda ingin mengerjai Aqila tidak lebih." ungkap Dewi jujur menjelaskan kepada atasan.
"Serius? Apa itu bukan alasan kamu untuk menyelamatkan diri?" Tanya Farel memastikan bisa saja itu alasan Dewi.
"Serius Pak, saya berani bersumpah demi apapun." Ucap Dewi serius tidak terlihat kebohongan dari perkataan dan juga mata nya.
"Oke saya percaya. Lain kali kalau ingin membicarakan saya langsung saja didepan jangan di belakang, karena itu hanyalah seorang pengecut dan pecundang." Farel mencibir pedas Dewi dengan ucapan pedas nya.
Aqila mendengar cibiran tajam Farel kepada Dewi sontak saja kaget, ternyata mulut Pak Farel tajam juga kalau sedang marah. Dia baru menyadari dan mendengar langsung hari ini.
"Iya Pak, saya janji tidak akan mengulangi lagi." Janji Dewi serius tobat mengerjai Aqila dengan bahan gosip atasan nya.
"Hmm," Farel hanya membalas dengan dehemen."Aqila apa kamu sudah mendapatkan file yang saya minta?"
"Ini Pak saya lagi proses menjalani perintah Bapak." Jawab Aqila.
"Lain kali jangan ngobrol atau ngerumpi di jam kerja." Farel memperingati Aqila.
Hal itu sontak membuat Dewi kaget. Apa reaksi dan omongan Pak Farel hanya segitu? pikirnya tadi Pak Farel akan marah ternyata tidak.
Pak Farel malah bersikap sebaliknya, Dewi mempunyai banyak pertanyaan dibenaknya saat ini. Apa benar dugaannya kalau Pak Farel menyukai Aqila, tapi Aqila nya saja belum sadar.
Saat ini Dewi hanya bisa berkata pada batin nya sendiri, bagaimana bisa Atasan nya ini menyukai wanita yang berstatus istri orang.
Kehidupan sangat miris, banyak wanita di luar sana yang cantik dan single. Atasan nya lebih memilih wanita beristri.
"Iya Pak saya minta maaf, saya tidak akan mengulangi ini." Ucap Aqila menatap wajah Pak Farel yang menampilkan sikap dingin.
"Oke saya terima maaf dan janji kamu." Balas Farel, sekali lagi hal tersebut membuat Dewi melongo.
Saat tadi dia berkata sama seperti Aqila hanya di balas deheman, nah ini apa sekarang? Pak Farel malah. Menjawab Aqila. Sungguh atasan pilih kasih, pantas saja umur yang sudah mencapai kepala tiga belum punya pendamping, ternyata ini salah satu alasan.
"Dasar atasan plin-plan, kalau tau kamu kayak gini mending tadi aku jelekin lebih parah." Umpat Dewi dalam hati.
🌿🌺🌿
3 jam berkutat dengan dokumen, akhirnya selesei. Arka segera menghubungi Yudha." Ke ruangan ku sekarang juga." Titah Arka tegas lalu mematikan tanpa mendengar balasan dari Yudha disebrang sana.
"Dasar Arka, kebiasaan sekali mematikan telpon begini, apa dia tidak ingin mendengar balasan dari gue sebelum mematikan secara sepihak." Gerutu ngedumel Yudha kesal.
Baru saja beberapa jam dia bisa tenang kembali ke ruangan untuk melanjutkan kerjaan yang sempat tertunda karena Arka mendadak memberikan tugas baru padanya.
Namun sekarang lihatlah dia sudah dipanggil Arka, entah apalagi yang akan disuruh, Yudha sudah ikhlas, karena tidak ada jalan lain selain mengiyakan dan mengikuti.
"Yah Allah, apalagi yang akan di perintah Arka? Dia gak bisa apa lihat gue tenang sehari saja." Batin Yudha.
"Ada keperluan apa lho manggil gue?" Tanya Yudha saat tiba di ruangan Arka.
"Ini." Menyodorkan berkas dokumen kepada Yudha.
"Ini apaan? Kenapa di kasih ke gue?" Tanya bingung Yudha.
"Lihat sendiri!" Perintah Arka membuat Yudha yang awal penasaran, menjadi gregat ingin segera tau. Penasaran sudah mendarah daging kental di otak nya setelah dipanggil dan di kasih dokumen yang tidak dia ketahui isi bacaan dalamnya.
"Pembatalan kerja sama?" Kaget Yudha membaca pembukaan bagian atas yang tertulis."Kalau lho sudah mengerjai ini kenapa suruh gue? Ini nama nya lho kibulin gue. Dan lho juga udah buat kerjaan gue jadi tertunda semua!" Kesal Yudha bingung apa saja yang ada di otak Akra hingga nyebelin begini.
"Kenapa gak suka lho?" Balik tanya Arka menatap wajah kesal Yudha kepada dirinya.
Arka sama sekali tidak merasa bersalah atau lain nya. Dirinya masih bersikap biasa, tenang seperti tidak ada kesalahan yang dia perbuat.
"Iya gue gak suka!" Balas Yudha.
"Urusan dengan gue apaan kalau lho gak suka?" Tanya balik Arka membuat Yudha makin kesal.
Yudha berpikir apa atasan nya ini bodoh? Kenapa pakai nanya lagi, apa gak bisa berpikir, percuma kalau pintar hanya di bidang kerja kalau yang lain gak tau namanya bodoh.
Kini surat pembatalan kerja sama sudah tiba di kantor William bersamaan dengan surat pembatalan yang di kirim dari kantor William kepada kantor Dirgantara.
Ke salah pahaman antara perusahaan Dirgantara dan William semakin besar, tanpa ada dinding pemisah menyelesaikan ke salah pahaman mereka ini.
"Kurang ajar berani nya mereka mengirim surat ini, seharusnya kita bukan mereka." Marah Farel membaca isi map dokumen yang diberikan Aqila kepadanya.
Aqila melihat langsung amukan Pak Farel menjadi merinding, ternyata benar perkataan Dewi, Pak Farel kalau marah seram seperti macan tutul bahkan mengalahkan seram nya Kunti.
Menyadari saat ini masih ada Aqila di ruangan, Pak Farel membuka suara." Keluar lah Qila, lanjut kan kerjaan kamu." Perintah Farel mengusir Aqila kembali bekerja, dia tidak ingin Aqila melihat lebih amarah nya.
"Baik pak, kalau begitu saya pamit undur diri." Tunduk Aqila lalu berbalik keluar kembali ke ruangan nya.
"Huft." Aqila menghembus nafas lega, tadi nafas nya mendadak sesak berada di dalam, entah kenapa dia sendiri tidak tau. Mungkin karena efek tegang mendengar semua yang terasa baru dia lihat dari atasan yang selalu dinilai baik.
"Berkas apa sih yang di baca Pak Farel hingga semarah itu? apa ada kaitan dengan pertemuan klien tadi dengan surat pembatalan kerja sama?" Pikir Aqila bertanya dan diri sendiri.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
✨_______________🌼🌼🌼_______________✨
🥀 Untuk sesaat kamu melupakan dia yang membuat dirimu membenci, tapi percayalah setelah itu perasaan awal akan kembali lagi jika belum ada niat mencoba mengikhlaskan semua yang terjadi.🥀~~~By: Aqila💞
...Jangan lupa dukung karya ini dengan Like, comment, gift🌹 and vote....
...Bantuan jempol mu membantu author untuk semangat menulis....