Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. berbinar-binar
Desi yang mendengar penuturan ibunya yang menggambarkan bagaimana ia bisa mendapatkan kemewahan di rumah keluarga Marco langsung berbinar-binar.
"benarkah Bu, di sana aku bisa mendapatkan semuanya ?" tanyanya dengan mata yang berbinar-binar.
"tentu saja!! memangnya kamu belum tahu riwayat kehidupan Marco. jadi selama ini kamu mencoba untuk mengganti pengantin dengan Desi itu, kamu belum tahu bagaimana kehidupannya ? Yang benar saja kamu Dita ?" ucap Ibu Manda dengan tatapan tidak percaya. Dita yang mendengar itu langsung terkekeh dan menggarut kepalanya.
"Ya aku sih tahu Bu.. aku tahu kalau Mas Marco itu adalah orang kaya yang memiliki banyak duit. tapi aku nggak tahu kalau rumahnya bisa sebesar dan semega itu. aku juga tidak tahu kalau di rumahnya itu dipekerjakan beberapa asisten rumah tangga. karena itu aku nggak mau tinggal di sana dan maunya menyewa rumah sendiri." ungkapnya yang menjadi salah satu kekhawatirannya tinggal di rumah mertuanya.
"nah sekarang kamu sudah tahu kan!! jadi kamu tidak boleh kasih kendor. kamu harus bisa memanfaatkan segalanya." mendengar itu Dita pun langsung mengangguk mengerti.
"baiklah Bu." kemudian ibu Manda pun langsung melanjutkan untuk membereskan barang-barang putrinya. sementara hari semakin meninggi dan semakin siang. tapi Ibu Manda masih sibuk mengurus Putri manja dan kesayangannya itu, dan lupa menyiapkan makanan serta membersihkan rumah. tentu saja dia belum terbiasa karena semua pekerjaan rumah itu dikerjakan oleh Desi. sementara mereka berdua Hanya duduk ongkang-ongkang kaki dan kalau sudah waktunya makan, mereka tinggal makan saja.
******
sementara di posisi Desi. dia yang melihat daging ayam di kulkas yang dibeli kemarin bersama dengan sang suami, membuat ide di kepalanya langsung terlintas. tampaknya kalau membuat menu ayam, yang dicampurkan di mie tersebut.
apalagi kalau bukan ayam untuk mie ayam.
"kayaknya aku ingin banget membuat kreasi masakan deh. soalnya, saat tinggal di rumah ibu, aku tidak bisa berkreasi dengan masakanku. mereka selalu menuntutku memasak menu makanan yang mereka inginkan. bahkan aku juga jarang diberikan menu ayam sebagai campur nasi." gumamnya. dia memandangi ayam itu seolah-olah meratapi kesedihannya di masa lalu. namun sesaat kemudian, dia langsung tersadar kembali.
"ah!! apa yang aku pikirkan.. sebaiknya Aku lanjut membuat menu itu saja. tapi aku buat 2 versi deh. takutnya Mas Devan tidak suka." akhirnya dia membuat ayam 2 versi menurutnya. dan untuk versinya atau menu makanan yang diinginkannya itu dia mengambil sekitar dua potong ayam saja untuk dimasak. itu sudah sangat banyak menurutnya.
karena biasanya, bahkan satu potong ukuran sedang saja tidak diberikan kepada dirinya waktu masih tinggal di rumah ibunya. dia diperlakukan di rumah layaknya Anak tiri keluarga itu.
sementara di sisi lain, dia membuat olahan ayam yang umum dibuat oleh orang. dan dia membuat sekitar 3 potong ayam yang memiliki ukuran yang sedang dan memang sudah bisa kenyang.
dia juga mengeluarkan bumbu-bumbu yang akan digunakannya. dan setelah itu dia langsung lanjut mengeksekusi semuanya.
tak lupa dia juga membuat sayur lalapan dan sambal yang digunakan sebagai pelengkap. di sana dia juga mau masak nasi dan mencuci piring kotor yang digunakan pagi tadi. dan hanya sekitar 45 menit lebih, akhirnya semua pekerjaan di siang itu pun selesai. dia tinggal menunggu kepulangan suaminya saja dari ladang.
"Alhamdulillah..!! akhirnya pekerjaanku selesai. sekarang aku mandi dulu deh.. soalnya badanku gerah sekali." gumamnya dalam kesendiriannya itu.
Akhirnya dia pun langsung berlalu ke dalam kamar dan mengambil handuk. kemudian masuk ke dalam kamar mandi yang memang sudah disediakan di dalam kamar itu. sekitar 5 menit dia membersihkan diri, akhirnya dia mengenakan pakaian bersih.
"hah!! sekarang tinggal menunggu kepulangan suami aja.." gumamnya dengan semangat. dia pun langsung beralih ke ruang tamu yang menghadap langsung ke pintu utama kediaman kecil mereka ini. di sana dia mencoba untuk membuka handphonenya dan mencari beberapa informasi lowongan kerja, atau referensi-referensi usaha yang mungkin tidak berat untuk dilakukannya. baik itu dari segi modalnya, maupun pengerjaannya yang tidak terlalu ribet.
dan setelah hampir 10 menit dia duduk di sofa yang ada di ruangan kecil itu, tiba-tiba pintu rumahnya itu diketuk dari luar.
"assalamualaikum Des.." ucapnya. Desi yang mendengar suara itu tentu saja mengenalinya, Karena itu adalah suara suami nya.
"waalaikumsalam.."
Ceklek
"Mas udah pulang..?" ucap desi menyambut kedatangan suaminya. kemudian Desi langsung mengambil beberapa perkakas atau peralatan pertanian yang dibawa ke kebun tadi. dan di sana, Desi melihat ada keranjang yang tampaknya penuh dengan muatan. dan Devan langsung membawanya ke belakang.
"apa yang Mas bawa ini Di dalam keranjang..?" tanya Desi. Desi pun langsung beralih meletakkan parang panjang milik suaminya di tempatnya semula. Di sana juga ada sabit, yang baru saja dibawa oleh suaminya.
"mas baru panen buah-buahan dari kebun Des. ini adalah buah semangka. ini sudah ada beberapa yang Mas ambil untuk dibawa pulang. nanti, sebelum salat ashar, Mas akan ke kebun lagi untuk melanjutkan panen. dan Mas akan langsung jual ke tokek buahnya." ucap Devan dengan senyum manis di bibirnya.
"wah benarkah Mas!! ternyata menikah dengan mas banyak berkahnya ya. belum apa-apa, aku sudah bisa mencicipi buah-buahan yang Mas tanam. padahal aku tidak ikut andil.." ucapnya dengan senyum mengembang dan sekaligus menggoda suaminya itu. Devan juga ikut tersenyum.
"Ya syukur alhamdulillah!! kamu memang beruntung dalam hal ini des. nanti, besok Mas berencana ngajak kamu metik jeruk di kebun. ya itupun kalau kamu mau.." ucap Devan lagi. Desi yang memang tidak memiliki pekerjaan di rumah, tentu saja menyambut baik rencana suaminya itu.
"Aku mau Mas aku mau!! lagi pula di rumah juga tidak terlalu banyak pekerjaan. jadi aku bisa ikut besok ya.." ucapnya sambil bertepuk tangan seperti anak kecil. Devan tersenyum melihat tingkahnya.
di sana Devan mengeluarkan buah semangka yang masih segar itu dari dalam keranjang miliknya. dan Desi yang melihat buah semangka yang besar-besar itu langsung berdecak kagum. dia tidak menyangka kalau ternyata Devan sangat ahli dengan hal ini.
"mas.. halaman belakang kan juga cukup luas. gimana kalau Mas ngajarin aku menanam cabe atau jenis-jenis sayuran lainnya di belakang rumah ?" ucap Desi. tampaknya Desi juga tertarik untuk melakukan kegiatan-kegiatan kecil ini.
"boleh! Kamu mungkin bosan ya kalau nggak ada kerjaan lain di rumah. nanti kita buat tanaman seperti hidroponik aja. nanti kalau ada kesempatan Mas ajarin ya. kalau dalam waktu dekat ini kayaknya tidak bisa, Karena Mas harus kejar-kejaran manen buah-buahan. setelah panen buah-buahan, kita juga akan panen bawang dan cabe." ucapnya. Desi yang mendengar itu langsung menganga tidak percaya. dia bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya berapa banyak sih kebun yang digarap oleh suaminya ini ?
di tunggu updatenya
semoga benih " cinta mereka menyatu & cepat hamil...