Demi uang operasi untuk adik nya, Amelia rela menjual rahim nya kepada seorang misterius dengan topeng serigala di wajahnya.
Tanpa tahu bagaimana identitas maupun Wajah pria yang menanamkan benih nya di rahim milik nya.
Dan pada akhirnya Amelia melahirkan bayi untuk pria itu, dan perjanjian pun berakhir. Amelia pergi dengan membawa uang kompensasi dan juga kesembuhan adik kesayangannya.
Apakah Amelia akan kembali bertemu dengan bayi nya, dan apa Amelia akan tahu siapa pria di balik topeng serigala itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Indira menatap Marcell dengan mata berkaca-kaca. Ia benar-benar tak tahu, kenapa hubungannya jadi seperti ini. Ia memutuskan untuk mengalah, karena ingin mempertahankan rumah tangganya.
Indira mengelus pipi mulus Marcell yang masih terlelap. "Sayang...!" Ucapnya.
"Emmm?"
Marcell tak ingin bangun dari tidurnya, Ia membalikkan badannya hingga tak menghadap Indira. Indira sedih melihatnya dan memeluk punggung Marcell sambil menangis.
"Sayang, maafkan aku...!" Lirihnya.
Marcell hanya diam dan Indira terus berkata maaf sambil menangis. Air matanya terasa dingin di punggung Marcell. Akhirnya Marcell membuka matanya dan bangkit.
"Ada apa lagi?" Tanya Marcell ketus.
Indira bangkit dan duduk di sampingnya sambil memeluk tubuh Marcell dengan erat.
"Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud berkata kasar kepadamu. Aku hanya cemburu karena kamu terus membela Amelia." Tuturnya.
"Kamu boleh marah, tapi setidaknya jaga ucapan mu. Aku tak ingin, jika kamu menjadi wanita yang sombong dan arogan." Jawabnya.
"Iya, sayang! Aku menyesal, tolong maafkan aku!"
Marcell terdiam, Ia mulai merenungi semua ucapannya. "Aku tidak tega melihat Indira seperti ini! Mungkin semua ini memang salahku, aku terlalu menggunakan perasaan kepada Amelia. Amelia hanyalah cinta sesaat dan Indira adalah cinta sejati ku." Batinnya.
Akhirnya Marcell luluh dan membalas pelukan Indira. Indira tersenyum dan mencium pipi Marcell.
"Sayang, jadi kamu maafin aku?" Tanyanya dengan riang.
"Iya, semua ini bukan salahmu seutuhnya. Seharusnya aku tidak membela Amelia dan membuat hatimu terluka."
Indira tersenyum bahagia dan membawa Marcell keluar dari kamar Anita. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan dan tersenyum. Anita yang melihat dari kejauhan nampak tak senang, Ia menyunggingkan senyumnya.
"Dasar anak bodoh, bisa-bisanya dia terayu ucapan Indira si ular itu." Makinya.
...
Beberapa hari kemudian...
Marcell nampak tengah menggunakan jasnya. Ia bermaksud untuk pergi ke kantor karena ada meeting penting.
Indira dengan telaten, memakaikan dasinya sambil menatap Marcell penuh kekaguman.
"Sayang, kamu benar-benar perfek! Kalau aku sudah sembuh total, kita akan bersama sebagai pasangan raja dan ratu bisnis." Ucapnya.
"Iya! Semoga kamu bisa cepat sembuh, apalagi sebentar lagi kamu mengurus bayi." Tutur Marcell.
"Iya sayang, aku sudah tidak sabar ingin menggendong anak kita." Jawab Indira dengan senyum yang merekah.
Akhirnya Marcell pamit dan sebelum pergi, Ia mencium kening Indira. Indira begitu bahagia dan mengantarnya sampai depan pintu.
Marcell pergi dan Indira melambaikan tangannya. Ia masuk dan terlihat Anita tengah duduk di sofa.
"Ma...!" Sapa nya.
"Iya!" Jawab Anita ketus karena masih kesal.
Indira duduk di sampingnya dengan hati-hati, Ia memegang perutnya dan berlaku seperti wanita hamil.
"Eem! Bayinya sudah mulai berat, apalagi sekarang dia aktif banget dan nendang-nendang!" Tuturnya.
"Oh yah!" Jawab Anita dengan nada malas.
"Iya ma! Aku benar-benar bahagia, sebentar lagi akan ada tangisan bayi di rumah kita."
"Mama turut bahagia! Oh iya, Mama mau tidur dulu sebentar. Kepala Mama sakit dan rasanya ingin pecah." Jawab Anita.
"Mama sakit...! Bagaimana kalau kita ke rumah sakit." Ajak Indira.
"Tidak usah, Mama hanya butuh istirahat!"
"Iya sudah, Mama istirahat saja!" Jawab Indira.
Anita pergi ke kamarnya dan Indira tak merasa curiga sedikitpun. Ia mengelus perutnya sambil tersenyum.
Sedangkan Anita di kamar nampak geram dengan kebohongan menantunya. Ingin rasanya, dia mengeluarkan bantal dari perut Indira.
"Sampai kapan aku menahan semua ini! Kalau bukan karena Marcell, aku sudah menendang Indira keluar dari rumah ini," Makinya.
cuma ada sedikit hiperbola di beberapa bagian.
kritik dikit ya tor 🙏
anak umur 2 tahun udah gentayangan sendiri di taman dan dengan mudahnya diajak pergi orang asing, padahal orang kaya.
aku orang susah, walaupun anakku udah TK (5-6 th) kalo kemana mana pasti ku temenin.
lah itu orang kaya, umur 2 tahun lagi!
lebih masuk akal kalo ada pelayan yang nemenin tu anak kemana mana.
gaya bicara ziana juga terlalu smart untuk anak 2 th.
anak kecil kalo ditanya berapa umurnya, 90% akan jawab dengan gelengan kepala atau nunjukin 5 bahkan 10 jarinya sekaligus.
ziana dengan mudahnya bilang 2 tahun 2 bulan.
haha u gotta be kidding me!
punten ya tor 🙏
tapi saya mah ga bisa bikin cerita sebagus ini haha cuma bisa baca doang.
tetep semangat berkarya ya tor, semoga karya selanjutnya akan jauh lebih baik 👍
tp bila saat itu ada berbeda hanya bisa menjaga hati
agar tak berharap buat kesedihan itu hadir
fokus otaknya cuman 1
beda dg perempuan yg multi
reward n panishmen