Diusianya yang relatif muda, Bunga. harus dihadapkan pada pernikahan dengan sang majikannya yang lumpuh, atas permintaan dari istri pertama nya Bella. yang lebih memilih sibuk dengan dirinya sendiri dan Dunia modeling yang selama ini dia gelutinya.
Arya CEO Tampan Itu hanya bisa pasrah, ketika diminta untuk menikahi Bunga. yang selama ini begitu tulus merawat dan memberikan kasih sayang pada putra satu-satunya Cecilio.
Seiring berjalannya waktu, akankah cinta tumbuh diantara mereka? setelah Arya sembuh. mampukah penyesalan Bella untuk kembali merebut cinta Arya yang dulunya begitu besar kini sudah hilang. tergantikan dengan sosok Bunga yang jauh lebih muda, cantik dan enerjik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Laki-laki misterius
Kebahagian tak terhingga bagi Arya dan keluarga, ketika operasi Cecilio berjalan sukses, bahkan bocah tampan itu sudah kembali sadar. dan bisa tersenyum dengan mata berbinar-binar saat Melihat kedatangan maminya Bella. dengan suara lirih Cecilio memangil.
"Mamiii...."
"Cecilio anakku hu...hu..." Dengan air mata yang masih membanjiri wajahnya, Bella menciumi wajah Cecilio.
"Alhamdulillah, kesayangan Mami ternyata anak yang kuat dan hebat." ucap Bella terharu melihat anaknya yang sembuh.
"Tentu dong mi, aku kan legend Hero. pembasmi kejahatan." ucap nya meniru kan film robot kesukaan nya.
Bella tersenyum lembut sambil meng Iya kan perkataan anaknya, sebelah tangannya mengelus wajah Cecilio. yang masih terbaring lemah namun ekspresi dan pancaran wajah nya sudah ceria. dia ingin menikmati momen ini dan bermanja-manja dengan maminya.
"Lihat ini, mami bawain robot legend Hero yang besar buat Cecilio. biar anak kesayangan Mami ini, semangat minum obatnya dan cepat sembuh," bujuk Bella.
"Terimakasih mami."
"Ya Sayang," Bella mencium dan memeluk Cecilio dengan hangat, rasanya begitu banyak waktu yang terbuang selama ini, dengan mengabaikan permata hatinya.
"Andaikan waktu bisa terulang kembali, ingin rasanya aku menata kehidupan rumahtangga ku ini dari awal. namun terlambat bagiku menyesali semuanya." Gumam Bella.
"Aku telah merelakan berbagai suami dengan Bunga, rasanya hatiku sangat sedih saat melihat dia, yang seolah-olah ingin merebut perhatian dan simpati anaku dan suamiku," ucap Bella berusaha untuk menyembunyikan kesedihannya dengan mengukir senyum manis dibibir mungilnya.
Arya bisa menangkap kesedihan dari pancaran mata Bella, meskipun istri pertamanya itu berusaha untuk tetap ceria. Arya berjalan mendekat dan duduk disebelah Bella.
"Sayang maafkan aku, mulai sekarang aku harap tidak ada prasangka buruk. dan kita memulai menata semua nya dari awal lagi" ucap Arya.
"Iya mas. aku paham dan ngak papa kok, jadi Kamu tidak perlu khawatir."
Ceklek....Tim dokter, datang keruangan itu untuk memeriksa kondisi Cecilio, yang terlihat sudah mulai ceria dan aktif bermain dengan robot berukuran besar yang merupakan hadiah dari sang mami.
"Syukurlah, ternyata kondisi Cecilio sudah sangat membaik. hari ini dia sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah, namun harus tetap jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak gerak. mengingat dia masih dalam masa pemulihan." terang dokter.
"Dan ini resep obat yang harus Tuan tebus," memberikan selembar kertas resep Ketangan Arya. setelah itu Tim dokter melangkah pergi meninggalkan ruangan Cecilio,
"Baik, terimakasih banyak dok." balas Arya, setelah itu langsung keluar menuju apotik dan meninggalkan Bella dan Bunga yang terlihat canggung setelah Arya pergi dari hadapan mereka.
Bunga, maupun Bella kembali sama-sama diam, mereka terlihat larut dengan pikiran masing-masing. untuk mengusir kecanggungan Bunga Memilh merapikan beberapa pakaian Cecilio, mengingat mereka akan segera pulang, sedangkan Bella mengajak Cecilio ngobrol sambil bermain dengan robot barunya.
Ponsel Bella terus bergetar, dengan malas Bella merogoh ponsel yang tersimpan di saku tas branded nya, terpampang No baru yang memanggil nya.
"No siapa ini?"
"Apa No ponsel wanita sialan Vira? atau laki-laki misterius yang pernah menolong ku?" Bella mengerutkan keningnya bingung, antara ingin mengangkat panggilan itu atau mengabaikan nya saja.
Bella akirnya meng rijeck panggilan tersebut, dan kembali menyimpan ponsel nya dalam tas, namun No ponsel itu kembali menghubungi nya. membuat Bella kesal dan segera meng Non aktifkan ponselnya. hal itu tidak lepas dari perhatian Bunga yang penasaran. yang sempat mencuri-curi pandang kearah Bella.
"Ya Tuhan, apa ini No ponsel laki-laki misterius itu, bahkan dia pernah memperkosaku dalam kegelapan malam. sewaktu terjadi kehebohan saat pemotretan, apa ini yang dimaksud Vira? dia mengetahui hal ini, atau mereka bekerjasama? siapa laki-laki itu dan apa tujuannya? aku harus bagaimana sekarang jangan-jangan dia ingin menjebakku? bahkan dia mengetahui No pribadiku, yang tidak sembaragan orag Bisa mengetahui nya, karena hanya orang-orang terdekatku saja yang tahu No ponselku ini," Bella terlihat gusar hatinya terus bertanya-tanya. sehingga dia tidak menyadari jika Arya sudah kembali keruangan ini.
Bella begitu ketakutan, rahasia yang ditutupi nya rapat-rapat selama ini, bahkan Bella sangat yakin, jika tidak seoraoun mengetahui kejadian buruk itu, termasuk Anggi asisten pribadinya sendiri.
"Bella, Bella," sapa Arya karena melihat istrinya terbengong dan cemas. seperti orang kerasukan. namun Bella masih tidak menanggapi ucapan Arya. sehingga Arya menjentikkan jemari tepat dihadapan Bella, yang langsung membuat nya gelagapan.
"Ya mas ada apa?"
"Bella ada apa denganmu, kenapa bengong dan terlihat galau seperti ini, apa kamu mempunyai masalah?"
"Ti...tidak mas, aku cuma terharu saja melihat Cecilio yang sudah sembuh dan ceria kembali." ucap Bella tergagap dengan wajah pucat.
"Terimakasih ya Bella, ternyata kamu sudah berubah, dan kembali seperti dulu lagi, mulai sekarang jangan pernah ikut-ikutan dunia artis atau pun model lagi ya." ucap Arya.
"Tentu mas aku ingin dirumah ngurusin Cecilio, karena dia anakku satu-satunya." Bella memeluk sayang Cecilio yang terlihat sangat bahagia.
"Bagaimana sayang apa kamu sudah siap?" ucap Arya melirik Bunga yang baru saja selesai berkemas.
"Sudah Mas."
Arya dengan sigap dan penuh kasih sayang, mengendong Cecilio berjalan keluar meninggalkan ruangan rumah sakit. sementara Bella dan Bunga mengikuti dari belakang, bersama seorang sopir yang membawakan barang-barang mereka.
Saat sampai di di mobil, Bunga dan Bella duduk bersebelahan sementara Arya duduk didepan bersama sopir. tidak ada obrolan yang terjadi diantara madu itu, keduanya sama-sama memilih untuk bungkam dan menghadap keluar jendela yang ada di samping mereka Masing-masing.
Terutama Pikiran Bella, masih tertuju pada pria misterius itu sehingga dia berusaha keras mengingat kejadian malam itu dan wajah pria yang terlihat masih samar diingatan nya.
"Aku merasa, pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya tapi dimana ya?" bathin Bella memijit pelipisnya pelan.
"Astaga, bukankah pria itu pernah bertengkar dengan ku sebelumnya. ya dia seperti pria blasteran dengan bulu-bulu halus disekitar wajahnya, ya aku ingat semua nya sekarang." gumam Bella mengepalkan tangannya emosi.
Tingkah Bella itu, membuat Bunga semakin curiga jika ada sesuatu yang tidak beres menimpa madunya, tapi dia berusaha untuk berpura-pura tidak tahu. dan mengalihkan perhatiannya mengingat itu bukan urusan nya dan tidak berani untuk ikut campur.
Mobil sudah sampai di bandara internasional, Mereka menaiki penerbangan pertama Menuju Indonesia, sedangkan Mama Sinta sudah pulang terlebih dahulu, mengingat dia juga harus menggantikan dan membantu Arya diperusahaan. diumurnya yang tidak muda lagi, Mama Sinta masih cekatan dan sangat pintar mengelola bisnis peninggalan suaminya. hingga sukses dan berkembang setelah dikelola oleh anak mereka Arya.