Perjalanan Cinta Sang Duda

Faraz dan Alia terkejut mendengar pertanyaan ibu yang cukup keras.

"Apa yang Ibu Katakan... Ssttttt..." Faraz meletakan jari di mulutnya agar Ibu tidak bicara dengan keras.

"Apa yang Nyonya katakan?" Alia begitu Shock mendengar perkataan Bu Zeenat.

"Maafkan Aku karena mengatakan ini, tapi Ibu mu sudah memberitahu kan semua nya,"

Alia masih merasa bingung.

"Ibu sudah ku bilang ini hanya salah Faham.." Faraz melihat orang-orang yang masih memperhatikan mereka.

Faraz pun segera menarik tangan Ibu nya dan Alia keluar dari restoran.

"Cupu, kenapa kamu mengatakan kata-kata yang membuat Ibu ku salah Faham?"

"Memangnya apa yang ku katakan, Aku hanya mengatakan perbuatan mu, sedangkan kamu dengan sengaja mengatakan pada Ibu ku hingga membuat Ibu ku marah padaku."

Alia dan Faraz terus saja bertengkar.

"Sudah sudah... Cukup!" ucap Ibu menghentikan perdebatan mereka.

Alia dan Faraz menghentikan pertengkarannya.

"Siapa namamu nak?" tanya Zeenat memegang dagu Alia.

"Alia.."

"Baiklah Alia... Kita bicara dirumahmu."

"Tapi..."

"Aku adalah sahabat ibumu sejak kecil, kami berasal dari desa yang sama, sekarang antar Aku menemui ibumu."

"Benarkah Nyonya sahabat ibuku?"

"Ya itu benar,"

"Tapi Aku masih bekerja"

"Kamu tunggulah disini, Aku akan meminta izin pada menegermu."

Alia pun mengangguk setuju.

Zeenat kembali masuk kedalam untuk meminta izin membawa Alia,

Sedangkan Faraz dan Alia saling melirik sinis.

"Apa lihat-lihat?" tanya Faraz kesal.

"Ini semua tidak akan terjadi jika kamu bisa menjaga mulut mu," ucap Alia yang tidak kalah kesalnya.

"Ini semua tidak akan terjadi jika kamu tidak membawaku ke rumahmu.," ucap Faraz.

"Ya kamu benar, Aku memang salah besar membawa orang sepertimu kerumah ku, bukannya berterima kasih tapi malah membuat hidup ku dalam masalah!"

Faraz terdiam tidak bisa menjawab.

Ibu masuk ke restoran dan terdiam saat para pelayan sedang bergunjing membicarakan Alia.

"Aku tidak menyangka Alia yang terlihat sangat polos ternyata Dia sudah bermalam dengan seorang pria," ucap salah satu pelayan.

"Halaaaaah... Pasti wajah polosnya hanya untuk menutupi perbuatan bejatnya," ucap pelayan lainnya.

"Hahahaha ya kalian benar.. wajahnya saja yang polos tapi perbuatannya benar-benar seperti gadis murahan." saut pelayan lainnya.

Zeenat yang mendengar semuanya menghelai nafas panjang dan kembali keluar.

"Ayo kita ke rumahmu sekarang," ucap Zeenat.

"Apa Nyonya sudah meminta izin pada meneger ku?"

"Ee.. Ya jangan khawatir."

"Faraz buka pintunya!"

Faraz mengangguk dan membukakan pintu mobil untuk ibunya.

"Ibu... Apa ibu akan duduk di belakang?"

"Kenapa? Ibu akan menemani Alia di belakang,"

"Yaaa baiklah Nyonya, Aku akan menjadi supir kalian."

Faraz masuk kedalam mobil dan meninggalkan bandara.

Seseorang tersenyum melihat hasil rekaman melalui ponselnya,

Di rekaman itu jelas terlihat wajah Faraz yang membuka masker nya sebelum masuk mobil.

"Jadi Pria yang tidur bersama Alia Faraz Shehzad Shaikh?" ucapnya.

"Aku bisa mendapatkan uang banyak dengan menjual berita ini ke media." ucapnya lagi.

*****

Dev dan keluarganya sampai kerumah.

"Ibu kenapa ibu membela Kak Divya? Sebelumnya Ibu mengatakan menyukai kavita lalu kenapa tiba-tiba berubah fikirkan?" ucap Dev.

"Ya Ibu memang menyukai Kavita, tapi ibunya itu berani memarahi Divya, jelas saja ibu lebih membela Putri ibu,"

Divya tersenyum sambil memainkan rambutnya.

"Ayah.. Ayah juga kenapa diam saja, Ayah adalah kepala keluarga kenapa bukan Ayah yang mengambil keputusan kenapa? Kenapa Ayah malah diam saja dan mengikuti semua perkataan ibu?'

"Dev... Ibu mu lebih tau mana yang terbaik buat hidupmu, Ayah percaya pada keputusan Ibu mu."

"Tapi Ayah..."

"Sudah cukup Dev Aku bosan mendengarmu membahas ini, apa sih hebatnya Kavita itu sampai Kau begitu tergila-gila padanya?" ucap Divya.

"Kakak jangan ikut campur, Aku sedang bicara dengan Ayah dan Ibu!"

"Tapi Divya benar, Ibu lelah membahas ini, lupakan Kavita dan carilah wanita yang setara dengan keluarga kita," ucap ibu meninggalkan Dev.

"Adiku sayayng... kamu itu tampan mapan dan terpandang, untuk apa mengejar gadis kampungan itu, gadis yang setara dengan kita pasti banyak yg menginginkan mu," ucap Divya.

"Kakak berhenti menghinanya, Aku mencintai Kavita, dan Aku tidak peduli dengan statusnya."

"Tapi apa yg akan kamu kakukan jika Ibu tidak merestui pernikahan mu?

Apa kamu akan nekat menikahi gadis itu dan hidup miskin dengannya?" hasut Divya.

Dev Terdiam mendengar perkataan Divya.

Divya tersenyum smirk lalu pergi meninggalkan Dev.

*****

Faraz sampai dirumah Alia

"Buka kan pintu untuk Alia Faraz," ucap Ibu.

"Apa! Apa ibu benar-benar menjadikan ku supirnya?"

"Itu tidak perlu Nyonya Aku bisa sendiri," ucap Alia mencoba membuka pintu, tapi rupanya Alia kesulitan membukanya.

"Faraaaaz..." pinta Ibu lagi.

Faraz berdecak dan membukakan pintu untuk Alia.

"Kamu tu selain cupu juga udik yah, buka pintu begini saja tidak bisa." ejek Faraz lirih

Alia yang mendengar perkataan Faraz merasa kesal, Ia pun dengan sengaja menginjak kaki Faraz dan langsung masuk kedalam.

"Awwh! Kau sengaja menginjak kaki ku?" ucap Faraz kesal.

"Faraaaaz...." Ibu menggelengkan kepalanya.

"Tapi dia menginjak kaki ku bu." rengek Faraz.

"Tapi Ibu tau kamu mengatakan sesuatu makanya Dia kesal pada mu, sekarang katakan pada Ibu apa yang kamu katakan padanya?"

"Eee...tidak ada ibu..."

"Tuh kan gak mau ngaku, sekarang masuk lah." tegas Ibu.

Faraz pun mengangguk dan mengikuti ibunya masuk kedalam.

"Ibu berhentilah marah pada ku sekarang ada yang ingin bertemu dengan ibu," ucap Alia.

Bu Fareeda menoleh dan melihat Zeenat dan juga Faraz sudah berdiri di depannya.

Bersambung...