NovelToon NovelToon
PAH, AKU TIDAK BERNAFSU LAGI

PAH, AKU TIDAK BERNAFSU LAGI

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Beda Usia / Dokter / Nikahmuda / Penyesalan Suami / Hamil di luar nikah
Popularitas:950
Nilai: 5
Nama Author: Ada Rasaku

Tiga tahun yang penuh perjuangan, Cathrine Haryono, seorang gadis desa yang memiliki ambisi besar untuk menjadi seorang Manager Penjualan Perusahaan Top Global dan memimpin puluhan orang dalam timnya menuju kesuksesan, harus menerima kenyataan pahit yang enggan dia terima, bahkan sampai saat ini.

Ketika kesempatan menuju mimpinya di depan mata, tak sabar menanti kehidupan kampus. Hari itu, seorang pria berusia 29 tahun, melakukan sesuatu yang menghancurkan segalanya.

Indra Abraham Nugraha, seorang dokter spesialis penyakit dalam, memaksa gadis berusia 18 tahun itu, menjalani takdir yang tidak pernah dia pikirkan sama sekali dalam hidupnya.

Pria yang berstatus suaminya sekarang, membuatnya kehilangan banyak hal penting dalam hidupnya, termasuk dirinya sendiri. Catherine tidak menyerah, dia terus berjuang walaupun berkali-kali tumbang.

Indra, seseorang yang juga mengenyam pendidikan psikolog, justru menjadi penyebab, Cathrine menderita gangguan jiwa, PTSD dengan Skizofrenia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ada Rasaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 | Pengorbanan Seorang Suami

Sejak kejadian kemarin. Rumah itu senyap sekali ... hanya ada denting jarum jam dinding, deru kendaraan milik tetangga penghuni sini dan beberapa interaksi kecil dari luar. Persis seperti rumah yang telah lama ditinggalkan, walaupun di dalam sana ada orang yang beraktivitas seperti hari-hari biasa.

Malam hari, saat Cathrine baru menyentuh ranjang, dengan syahwat membuncah, Indra melucuti pakaiannya dan hendak menyetubuhi istrinya. Di tengah sesi, Indra tidak melanjutkan lagi.

"Kenapa berhenti, Pah?" tanya Cathrine berwajah datar dan satu alis naik.

"Ya ... Mamah keliatan lagi engga bernafsu dan kayak kepaksa ... Papah engga akan ganggu istirahat Mamah lagi," jawabnya, lalu menarik selimut dan membelakangi Cathrine.

Indra, Bi Sumi, Pak Purnomo dan Pak Erpan, tidak terbiasa dan merasa diri Cathrine yang sekarang jauh lebih asing serta mengkhawatirkan daripada ketika PTSD dengan skizofrenia-nya kumat, mengamuk seperti orang kesetanan, meluluhlantakkan seisi rumah.

Dia pun tidak lagi mengerjakan apa yang menjadi gairahnya, setelah dirinya tidak menjadi Manajer Penjualan Otomatis Perusahaan HA, yakni menulis novel dan berkecimpung di dunia literasi bersama komunitas onlinenya.

Menatap langit kamar, kedua jemari Indra saling bertautan di atas selimut, sesekali memainkannya sambil menstabilkan pernapasan. Sesekali menengok ke sebelahnya, Cathrine tidur memunggungi dengan gaun tidur pendek bertali, berwarna merah muda.

"Huh ... Juniornya Papah ... Tahan. Kontrol. Kendalikan. Sekarang yang terpenting adalah keadaan dan kesehatan Mamah ... Itu yang utama."

Dia kemudian memejamkan mata. Belakangan ini kualitas tidurnya memburuk, begitu pun performa dirinya saat bekerja. Sudah dua Minggu, tidak ada hubungan intim suami-istri, yang bisa dia lakukan hanyalah masturbasi sambil berfantasi liar bersama Cathrine.

Hal yang menjadi fokus utama Indra berhari-hari ; mencari cara dan mengupayakan untuk kesembuhan Cathrine, supaya seperti dulu atau setidaknya menunjukkan vitalitas, tidak seperti sekarang ini ...

Tidak ada ekspresi wajah, bibir atas-bawahnya lengket seperti prangko dan ketika orang lain mencoba untuk 'terhubung' dengannya, Cathrine hanya bergeming. Raganya ada, tetapi jiwanya entah di mana dan ingatannya perlahan menghilang. Dan, itu berlangsung selama berminggu-minggu.

Sampai suatu malam. Rambut Indra rontok parah, kepalanya hampir mau botak dan gelisah seharian penuh di rumah sakit saat bekerja. Bahkan, waktu istirahat dia gunakan untuk onani di toilet yang jarang digunakan dan dilewati orang-orang.

Hormon kortisol (setres) naik terus dan memuncak, tingginya libido pria itu tidak dapat terbayarkan hanya dengan permainan tangannya dan fantasi-fantasi seks, yang akhir-akhir ini dia tonton dari situs web, pun selalu memenuhi kepalanya.

 Setiap malam, tidur seranjang dengan Cathrine, berkali-kali membuatnya terbangun karena ereksi. Dia akan keluar, untuk mandi air dingin dibawah shower di lantai satu, meskipun itu pukul 01.00 WIB. Itu berhasil menenangkan, kemudian menjadi solusi andalan Indra di malam-malam berikutnya. Dia akhirnya jatuh sakit.

Ketika mendiagnosis seorang kakek-kakek yang mengalami masalah jantung, Indra sibuk menaikkan ingusnya dari balik masker medis yang dia kenakan dan sesekali 'Achu! Achu!'. Dia hanya bisa tersenyum kikuk dan meminta maaf.

Indra juga memantau hasil perkembangan dari Terapi Perilaku Kognitif Cathrine, oleh konselor profesional berlisensi dari Singapura. Saat jam istirahat, alih-alih mengisi perut di kantin RS atau makan di luar, Indra bergegas pulang ke rumah untuk menemani istrinya, walaupun sebentar, kemudian kembali ke rumah sakit.

Setelah mengganti pengharum ruangan, saat berpapasan dengan Indra yang hendak berangkat bekerja, Bi Sumi berkata dengan cemas, "Pak Indra ... Bapak juga harus mempedulikan kesehatan diri Bapak juga ... Makin hari, badan Bapak kurusan lho."

Saat Pak Erpan menggulung selang kran, dia menyapa sambil guyonan, "Eh, Pak Indra! Sehat Pak? Waduh ... Itu celana Bapak kebalik, ya? Yang seharusnya di dalam malah di keluar ... Eh enakan di dalem sih, loh? Astaghfirullah ...."

Indra mengangkat tangan kanannya, tersenyum canggung dan lekas masuk ke dalam mobil Alphard hitamnya.

"Pak, kalo cewek bisa nyari kesenengan lewat pesen paket online, kita cowok juga bisa kali pesen online juga ... Yang penting jangan ketauan bini bae ... Bisa berabe ..." ucap Pak Purnomo, bersandar di tembok ruang satpam sambil mengapit rokok dan menggulir layar ponselnya.

 Tak lama, dia menunjukkan beberapa profil perempuan di aplikasi MiChat dan menggodanya, "Nih, Pak! Tinggal pilih aja, yang cocok mana ... Ada harga ada kualitas, Pak! Tapi saya mah milih yang murah per jam hehe ... Belom buat beli rokoknya soalnya ..."

Indra mengendarai mobilnya, ketika di depan Pak Purnomo, dia berkata penuh penekanan.

"Besok kemasi barang-barangmu, Pak Purnomo. Jangan kerja sama saya lagi!"

Mobil Alphard hitam itu kemudian melesat ke sebuah rumah sakit terbesar di kota ini.

1
Ada Rasaku
Ga usah plagiat/ATM, gunain otakmu sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!