NovelToon NovelToon
My Poor Husband

My Poor Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:31.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 29 - Honeymoon Part 2

Di restoran, Rizal sibuk

melayani Tia. Dia menyuruh Tia untuk duduk, sementara dia wara-wiri mengambil

berbagai macam makanan. Dari tingkahnya sepertinya dia sangat terbiasa menginap

di hotel semewah itu. Tia memperhatikan gerak-geriknya dengan seksama. Betapa

tampannya laki-laki itu?? Bahkan diantara tamu-tamu hotel lainnya, laki-laki

itu masih terlihat menonjol. Benarkah laki-laki itu suaminya? Betapa butanya

dia selama ini, menyia-nyiakan laki-laki setampan dan sebaik ini hanya untuk

orang-orang seperti Alex, huftt…

Dari kejauhan Tia melihat

seorang wanita berjalan mendekati Rizal. Dari situ dia sudah memiliki firasat

buruk. Bak adegan sinetron, wanita itu berpura-pura terjatuh didekat Rizal

sehingga dengan reflek Rizal memegang lengan wanita itu. Dengan berpura-pura

tersipu-sipu malu wanita itu mengucapkan terima kasih dan memulai percakapan

dengan suaminya.

Tia merasa jengah melihanya,

ingin sekali dia menghampiri wanita itu dan mendampratnya. Ketika kakinya sudah

merasa gatal untuk melangkah, tiba-tiba saja Rizal memandangnya. Sembari

berbicara pada wanita itu, Rizal menunjuknya dan menatapnya dengan tatapan

sayang.

DEG

Jantungnya seolah berhenti

berdetak. Waktu seolah-olah berhenti. Yang terlihat hanya tatapan matanya yang

penuh cinta. Ingin rasanya dia terbang dan memeluk laki-laki itu.

Kemudian wanita tak dikenal itu

mengikuti arah yang ditunjuk Rizal dan matanya bertemu pandang dengan mata Tia.

Terlihat raut wajah yang dipenuhi rasa malu, kemudian wanita itu buru-buru

untuk pamit dan berlalu dari hadapan Rizal. Dengan santai Rizal berjalan ke

arahnya.

“Siapa wanita tadi?” tanyanya

menyelidik.

“Gak tahu. Gak kenal.”

“Kok kayaknya akrab gitu?”

“Katanya dia sendirian, minta

ditemenin makan. Ya udah Mas bilang aja kalo lagi sama istri, gak bisa nemenin.

Trus si mbak itu minta maaf dan pergi deh…”

“Ohhhh… berarti kalo gak sama

istri, mau dong nemenin.” Tia berkata dengan nyinyir. Dia sadar nada suaranya

sudah dipenuhi dengan kecemburuan, dia tidak bisa menahannya.

“Ya gak lah sayang…

“Gak usah panggil-panggil

sayang!!’ Tia mendelik dan memalingkan wajahnya. Kalau saja istrinya itu ada

rasa sedikit saja padanya, pasti Rizal sudah berasumsi bahwa istrinya itu

sedang cemburu. Tapi dia tahu diri, istrinya belum mencintainya jadi tidak

mungkin cemburu.

***

Rizal dan Tia menikmati malam

itu sembari menatap keindahan kota Malang. Dari kejauhan tampak lampu

berkelap-kelip bagaikan bintang-bintang di gelapnya malam. Ketika sedang asyik

menatap keindahan itu, dua orang waitres datang ke tempat mereka sembari

membawa makanan dan minuman.

“Selamat malam, Bapak dan Ibu.

Izinkan Kami untuk memberi hadiah spesial bagi Bapak dan Ibu karena sudah

menjadi pelanggan ke seratus Kami hari ini.” dengan senyum ceria, kedua waitres

meletakkan makanan dan minuman di atas meja mereka. Tia dan Rizal hanya saling

berpandangan.

“Serius ini Mas?” tanya Tia

masih tidak percaya.

“Iya Ibu, ini reward Kami untuk

pelanggan-pelanggan Kami agar tetap setia berkunjung ke hotel Kami. Mohon

kiranya Bapak dan Ibu bisa menikmatinya.” Setelah berkata seperti itu, dua

waitres itu mohon untuk undur diri. Tia menoleh pada Rizal.

“Gimana neh Mas? Beneran ni

makanan buat Kita? Apa gak salah ngasih?”

“Sepertinya gak sih Dek. Ya udah

dinikmatin aja. Lumayan kan malem-malem dapat camilan gratis hehe.”

Di meja terhidang berbagai macam

buah yang telah terpotong-potong rapi, beberapa roti kering, biskuit, jus

jeruk, jus apel, susu, dan kopi. Dengan santai mereka mencicipi satu per satu

hidangan yang ada. Tak beberapa lama kemudian, Tia mulai merasa gerah. Padahal

suhu di kota Batu tergolong rendah, dan angin malam bertiup cukup kencang untuk

membuatnya kedinginan.

“Kok panas banget ya Mas?” Tia

menoleh pada Rizal, raut wajahnya mulai gelisah. Pipinya mulai memerah, mulai

timbul tetesan keringat dikeningnya.

“Udara dingin gini kok bisa

kepanasan Dek?” Rizal memperhatikan istrinya dengan seksama. Dia merasa ada

yang aneh dari gerak-gerik istrinya.

“Kamu sakit Dek?” Rizal

meletakkan tangannya di kening Tia. Merasakan sentuhan tangan Rizal, Tia

gemetar. Dia memegang tangan Rizal dan tidak melepaskannya. Pandangan matanya

mulai berkabut, tidak lagi fokus.

“Panas Mas... Pengen mandi...

Geraaaahhh...” Tia mulai menarik-narik bajunya, seolah-olah baju itu sangat

mengganggunya.

“Sepertinya Kamu demam Dek, ayo

Mas antar ke kamar.” Dengan lembut Rizal membimbing istrinya ke kamar. Sebelah

tangan Tia memeluk pinggang Rizal dengan erat. Sedangkan sebelahnya lagi

berusaha meraih leher Rizal, ingin bergelayutan manja. Rizal sebenarnya sangat

tidak keberatan atas tindakan istrinya itu, namun karena mereka masih di lobby

hotel, Rizal merasa sungkan dengan mata tamu-tamu lain yang melihat mereka.

***

Sesampainya di kamar, Tia

langsung masuk ke kamar mandi. Dari suara guyuran air, sepertinya istrinya itu

sedang mandi, ingin sekali Rizal menyusulnya. Dia merasa ada yang salah dengan

tingkah laku istrinya. Kalau melihat dari tanda-tandanya sepertinya wanita itu

tidak demam. Wajahnya memerah, napasnya berat dan tingkah lakunya lebih berani

dibandingkan biasanya, apakah istrinya sedang terangsang?? Kok bisa?? Rizal

mulai berpikir. Apa ada yang salah dengan yang mereka makan? Kalau istrinya

bisa terangsang dengan makanan, kenapa dia tidak? Pikirannya masih jernih,

tidak ada tanda-tanda bahwa dirinya terangsang kecuali setiap kali melihat

istrinya dia pasti terangsang, tapi itu hal yang wajar kan? Suami mana yang

tidak akan terangsang bila memiliki istri seperti Mutia? Kulit putih, wajah

imut-imut, badan proporsional dan... Rizal menghentikan lamunannya.

Sembari menunggu istrinya

selesai mandi, Rizal melakukan beberapa panggilan. Entah siapa yang diajaknya

bicara. Selesai melakukan pembicaraan di telepon, Rizal kembali di kamar. Dia

melihat istrinya sudah selesai mandi dan sedang bergelung dibawah selimut yang

hangat. Dengan hati-hati Rizal mendekatinya.

“Masih gerah Dek?”

“Hu’um.” Tia mengangguk-anggukan

kepalanya.

“Ya sudah, AC nya sudah Mas

hidupin. Dibuat tidur aja ya Dek, nanti gerahnya hilang-hilang sendiri.” Tia

kembali mengangguk-anggukan kepalanya. Rizal menyelimuti tubuh istrinya,

kemudian dia berbaring diranjangnya sendiri, pikirannya menerawang.

Sebenarnya, bisa saja dia

mengambil kesempatan ini. Istrinya dalam kondisi lemah, tanpa perlindungan. Dia

bisa menyerang kapan saja dan istrinya akan menerimanya tanpa perlawanan. Tapi

dia bukan laki-laki seperti itu. Dia tidak akan memaksakan kehendaknya tanpa

persetujuan kedua belah pihak. Sembari menghembuskan napas, Rizal memejamkan

matanya berusaha untuk bisa tertidur.

Tengah malam Rizal terbangun

oleh rabaan tangan di dadanya. Dia merasa ada tubuh hangat yang sedang bergelung di dadanya. Kecupan-kecupan lembut nan basah

mendarat di lehernya, sementara itu sepasang kaki langsing nan putih sedang

menindihnya. Rizal terbangun dan mendapati istrinya sudah berada diatasnya,

menindih dan menciumnya.

***

1
mama ELA
aku AB apa bisa aku sumbangin darah ku
mama ELA
jadi keinget dulu waktu awal² hamil
mama ELA
kakak aku tinggal di perumahan ini
Siti solikah
bagus
Siti solikah
wah Rizal beneran jadi mantunya pak sutedjo
Siti solikah
kasihan juga sheyla tapi ya ga harus nabrak kan
Siti solikah
semoga lekas sembuh ya tia
Siti solikah
wah pak Sutedjo sudah selingkuh dari istri pertamanya
Siti solikah
pak Sutedjo sangat menyayangi rizal
Siti solikah
sheyla ga punya harga diri
Siti solikah
senangnya
Siti solikah
manisnya
Siti solikah
ayo Tia dia kak izalmu
Siti solikah
dasar sheyla Mak lampir ngamuk
Siti solikah
manisnya rizal
Siti solikah
novelnya sangat sangat sangat bagus dan menarik,baca berkali kali ga pernah bosan
Siti solikah
baca lagi thor
Siti solikah
akhirnya berhasil juga
Siti solikah
akhirnya tamat,aku sering baca novel ini
Siti solikah
ternyata benar tia anaknya pak sutedjo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!