NovelToon NovelToon
Anak Yang Tidak Diakui

Anak Yang Tidak Diakui

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:30k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Pernikahan siri antara Nirmala Wongso dan juga Seno Aji Prakoso membuahkan hasil seorang anak laki-laki yang tidak pernah diakui oleh Seno, karena ia takut keluarga besarnya akan tahu tentang aibnya yang diam-diam menikahi gadis pelayan di club malam.

Setelah dinyatakan hamil oleh dokter Seno mulai berubah dan menyuruh Nirmala untuk menggugurkan kandungannya jika masih tetap ingin menjadi istrinya.

Namun Nirmala memilih jalan untuk mempertahankan buah hati dan meninggalkan kemewahannya bersama dengan Seno.

Penasaran?? ikuti jalan kisah Nirmala yang penuh dengan lika-liku kehidupan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Di dalam pelukannya yang singkat Alaska meneteskan air mata, baru kali ini ia merasakan rindu yang tak pernah ia duga. Harapan yang selama ini ia kubur rapat-rapat datang dengan penuh ketulusan.

 Alula mulai melepas pelukan kakaknya, gadis itu mulai menatap wajah Alaska untuk yang beberapa kali. "Kak ... tunggu sebentar ya, akan ada seseorang yang datang," ucap Alula.

  Alaska menatap heran, namun di saat pandangannya menoleh ke sisi kiri, dari depan sana seseorang berpakaian rapi dan modis, melangkah pelan menuju ke arahnya.

  "Bukannya itu kakakmu," ucap Alaska.

  "Benar Kak itu Kak Alice," sahut Alula, lalu mulai mengambil posisi berasa di samping Alaska.

  Langkah kecil Alice kian mendekat, tatapan gadis itu tidak bisa dibohongi, kalau dirinya benar-benar menyimpan penyesalan yang teramat besar terhadap pria dihadapannya itu.

"Kak ...," ucap Alice dengan nada yang bergetar.

  Dada Alaska bergetar hebat mendengar nada panggilan itu, nada panggilan yang terdengar begitu teduh, berbeda dengan pertama kalinya ia dipertemukan dengan Alice, hal pertama yang diingatnya adalah, muka judes dan nada yang meremehkan.

  Tapi semua itu terbantahkan, Alice yang dulu kini berubah semenjak tahu kalau Alaska merupakan saudara satu ayahnya. "Kak maaf, hanya kata-kata itu yang mampu keluar dari mulut Alice.

   Alaska mencoba untuk membuka hati meskipun luka masih tersemat, namun ketika melihat wajah adiknya secara bergantian, hatinya mulai bergetar hebat, bukan karena luka lagi, melainkan rasa ingin mengasihi dan melindungi.

   "Sudah jangan nangis, bukannya kamu adikku, tak pantaslah kau menangis, seharusnya di hari ini kita happy, bukan malah menangis seperti ini," ucapnya sambil menyembunyikan rasa sedihnya.

  Alice tertunduk tangannya langsung meraih tangan Alaska. "Aku menangis ... karena terlambat tahu keberadaan Kakak," ucapnya dengan nada yang bergetar.

  Seketika Alaska tersenyum getir. "Kalian tidak terlibat kok, justru aku yang terlambat mendatangi kalian," sahut Alaska.

 "Tidak Kak ..., seharusnya kami berdua yang mencarimu, karena kami pun tidak bisa membayangkan hidup tanpa seseorang yang sudah membuat kita ada di dunia ini," ungkap Alice.

  "Ini sudah menjadi garis takdir aku, dan sekarang, berkat kehadiran kalian berdua, Kakak merasa diakui di dalam keluarga itu, meskipun tidak sepenuhnya," sahut Alaska.

  "Maafkan keluarga kami ya Kak ...," sahut Alula.

  "Heeeemb ..." Alaska hanya berdehem saja.

 Saat ini Alaska mulai kehilangan kata-kata. Matanya menatap kedua gadis di hadapannya, saudaranya sendiri yang selama ini hanya ia kenal dari jauh. Ada rasa ingin marah, ada luka lama yang berdenyut, tetapi lebih besar dari itu ada kehangatan yang tiba-tiba menyeruak, menembus tembok yang selama ini ia bangun tinggi-tinggi.

Pelan, Alaska meraih kedua tangan adiknya, menggenggam erat seolah takut kehilangan lagi. “Kalian tahu … hidupku selama ini penuh gelap. Aku belajar menelan sepi, belajar bertahan tanpa siapa pun. Tapi sekarang … kalian berdiri di sini, dan aku … aku seperti menemukan cahaya.”

Alice tak sanggup lagi menahan tangis. Ia menunduk, air matanya menetes deras, membasahi tangan Alaska yang ia genggam erat-erat. “Kak … izinkan aku menebus semua salahku. Meskipun butuh waktu lama, aku akan terus berusaha, sampai Kakak percaya kalau aku benar-benar tulus.”

Alula pun menambahkan dengan suara bergetar, “Aku janji … aku tidak akan pernah lagi membiarkan Kakak sendirian. Apa pun yang terjadi, aku akan berdiri di samping Kakak.”

Alaska tersenyum samar, senyum yang penuh luka namun juga penuh harapan. Ia mendekap mereka berdua dalam pelukan yang erat, hangat, dan penuh isak tangis. Bahunya bergetar hebat, suaranya pecah di antara isakan, “Terima kasih … akhirnya aku tidak sendirian lagi. Terima kasih … kalian datang di saat aku hampir berhenti berharap.”

Siang itu menjadi saksi. Untuk pertama kalinya, Alaska, Alice, dan Alula merasakan apa artinya menjadi keluarga. Bukan keluarga yang sempurna, bukan pula keluarga yang direstui seluruh dunia, tetapi keluarga yang disatukan oleh darah, air mata, dan penyesalan yang berubah menjadi tekad.

Dan di balik keheningan itu, Alaska membatin, “Mungkin Tuhan masih sayang padaku … karena Ia mengirimkan mereka kembali ke pelukanku, meskipun dengan cara diam-diam

seperti ini.

Di saat mereka sedang merasakan hangatnya sebuah keluarga, yang baru saja mereka temukan. Namun tanpa mereka sadari, dari kejauhan, sepasang mata memperhatikan dengan seksama. Seseorang berdiri di balik bayangan pohon, menatap pertemuan itu dengan sorot mata penuh amarah sekaligus kepuasan terselubung. Bibirnya melengkung tipis, mengisyaratkan sesuatu.

“Jadi … akhirnya mereka bertemu juga,” gumam suara itu pelan. “Kalau Mami tahu, semuanya akan hancur ….”

☘️☘️☘️☘️

Sementara di tempat lain tepatnya di rumah Seno, Nadira menatap ruangan kamarnya dengan tatapan yang penuh dengan amarah tangannya mengepal kuat, suara teriakan kini mulai terdengar di ruangan itu.

"Sial ... kenapa anakku menjadi nekad seperti ini, kenapa mereka malah memilih anak dari wanita itu!" teriaknya menggema, matanya memerah penuh amarah dan luka.

Jemarinya gemetar saat menekan layar kembali Matanya membelalak melihat jelas kebersamaan Alaska dengan Alice dan Alula. Senyum mereka, pelukan hangat, tangan yang saling menggenggam, semua seolah menampar harga dirinya, sebagai seorang istri sah ia merasa kedua anaknya berpihak kepada anak yang jelas hasil dari istri siri suaminya itu.

“Ya Tuhan … berani-beraninya mereka!” Nadira meletakkan ponsel dengan kasar hingga membentur meja.

Seno yang baru masuk ke ruangan sontak menoleh. “Ada apa lagi, Nadira?”

“Lihat ini, Pi!” Nadira menyodorkan ponsel dengan mata berkilat marah. Suaranya bergetar menahan emosi. “Anakmu … anak hasil perselingkuhan itu … berani-beraninya mendekati Alice dan Alula! Mereka bertiga berpelukan, seperti keluarga bahagia … di depan orang banyak!”

Seno terdiam, menatap layar itu dengan wajah kaku. Ada getir, ada rasa bersalah, tapi ia menahan diri.

“Kenapa diam?!” bentak Nadira, suaranya meninggi. “Kau lihat sendiri kan, Pi? Anak-anak kita sudah kau racuni dengan keberadaan dia! Aku sudah bilang, aku tidak mau Alaska masuk ke dalam keluarga ini. Tapi apa yang mereka lakukan? Mereka malah menentangku, mempermalukanku di depan orang banyak!”

Nafasnya memburu, dadanya naik turun dengan cepat. “Kalau begini terus, aku akan ambil tindakan. Aku tidak peduli! Mau itu Alice atau Alula, mereka harus tahu siapa ibunya. Aku akan beri mereka peringatan, biar mereka sadar, aku tidak main-main!”

Seno mencoba menenangkan. “Nadira, jangan gegabah. Mereka hanya .....” suara Seno tercekat.

“Diam, Pi!” Nadira memotong dengan mata berkilat. “Kalau kau tak bisa kendalikan anakmu itu, aku yang akan turun tangan. Aku akan buat Alaska menyesal sudah berani merusak keharmonisan keluargaku. Dan anak-anak … akan kupaksa memilih, siapa yang sebenarnya pantas jadi keluarganya.”

"Jangan nekad, sekali saja kau menyakiti Alaska ..."

"Kenapa memang, dia sudah menginjak-injak harga diriku," ucapnya penuh dengan amarah

Suara Nadira pecah, antara tangis dan amarah. Ponsel itu diremasnya kuat, seolah ingin menghancurkan bukti yang membuatnya semakin sakit hati.

1
Ayi
benar-benar wanita pendendam dia, padahal Nirmala susah menjauh dan tidak menuntut apapun dari suaminya tapi dendam Nadira benar-benar tidak terkalahkan
Ayi
ikut sedih bacanya
Ayi
Haduh Nadira
Les Tary
nirmala ngomong aja SM Alaska
🌸ReeN🌸
bagus ceritanya, gak sabar nunggu update tiap hari
🌸ReeN🌸
nadira ngatain nirmala wanita gak bener...lah dia sendiri apa
🌸ReeN🌸
airin kadang manggil alaska pake mas kadang manggil nama aja
Sri Rahayu
kenapa nadira bgitu kekeh bgt hancurkan alaska dn nirmala? masa hanya krn nirmala pernah jd simpanan suaminy? psti ada alasan lainnt ini
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
Ma Em
Begitu Seno kamu jgn jadi lelaki pengecut diam saja kamu harus berani lawan si Nadira , Nadira berani karena Seno selalu diam dan takut tdk berani bicara masa seorang ayah tdk bisa melindungi anaknya sendiri , dihina selalu direndahkan masa diam saja , kamu hrs tegas sama Nadira agar dia tdk berani lagi ungkit2 semua kesalahanmu Seno .
🌸ReeN🌸
jangan aja alula suka sama alaska...masih sedarah
Ma Em
Kesalahan apa yg Nadira lakukan sehingga Seno sampai berselingkuh dgn Nirmala dan Nadira kesalahannya tdk mau diungkit lagi tapi kesalahan Seno selalu Nadira sebut2, Nadira licik mau menang sendiri
refinorman norman
nah gitu dong pak Seno jgn diam trs
Les Tary
lanjut
Ani Basiati
lanjut thor
partini
ga tau kenapa aku tuh ga ada fil sama Seno mungkin nanti untuk saat ini kamu tuh cuma seorang pecundang punya orang dari dulu tapi O besar
😂😂😂😂
Bak Mis
ngatain orang lain kotor ngacalah diri sendiri ya
Bak Mis
dasar wanita gila' orang anak pengin ketemu kakak nya
Bak Mis
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
nonoyy
nadira sungguh berbahaya psikopat menjijikkan, g cukup k penderitaan nirmala kenapa skrg harus anaknya juga alaska yg kena imbasnya..
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
nonoyy
haishh.. lemah si seno jadi suami g ada harga dirinya, mau aja di injak2 oleh istri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!