NovelToon NovelToon
My Ex Boyfriend

My Ex Boyfriend

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Kaya Raya
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: lailararista

Auristella Queensha Syahreza

Stella. Primadona sekolah,siapa yang tidak terpesona dengannya? Gadis cantik dan tajir semua orang mengaguminya.

Kenan Alvaro Melviano

Kenan. Mostwanted yang dikagumi para gadis. Tetapi memiliki sifat dingin yang tak tersentuh.

Sebuah keberuntungan bagi stella dapat berpacaran dengan kenan. Lelaki yang menurutnya romantis walaupun terkadang menjadi posesif Namun semua kandas ketika dia tahu bahwa kenan hanya menjadikannya bahan taruhan.

Seperti tidak ada rasa bersalah. Kenan tetaplah kanan,selalu mengekang stella walaupun tidak ada hubungan apa-apa.

🌸

"Gue ngak ijinin lo makan ini."

"Dan gue ngak perlu ijin lo." Sinis Stella.

"Gue ngak suka penolakan."

"Gue ngak perduli."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lailararista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jadian

Hari ini sekolah digemparkan dengan kabar Kenan dan Marsya yang resmi jadian.

"Kenan sama Marsya beneran jadian?"

"Iya, couple goals bangetkan? cowoknya ganteng ceweknya cantik."

"Yah kenapa gak sama gue aja sih?"

"Apa kabar Stella yah?"

"Pasti sakit banget tuh jadi Stella."

Begitu lah celotehan siswi-siswi disana.

"Lo tau gak?"

"Gak."

"Gue belum selesai ngomong, bangke!" Axel meringis karena pukulan Felix.

Mereka berlima sedang duduk didepan kelas. Nicholas dan Dilan yang main game di ponselnya, Kendrick yang asik makan, Axel dan Felix yang selalu menggoda cewek ketika lewat, sedang kan Kenan belum datang.

"Biasa aja dong, nanti kalau gue amnesia gimana?"

"Gak usah ribut. lo mau ngomong apa?" Kata Dilan menengahi.

"Jadi gini, tadi gue ketemu cewek cantik banget."

"Wow.... boleh dong buat gue."

"Enak aja loh gebetan gue itu. gak terima gue."

"Wah ternyata babang Felix udah move on nih." Kata Kendrick yang sedari tadi asik dengan makanannya.

"Gue udah move on dari dulu kali." Felix mencomot makanan Kendrick.

"Pelit banget sih lo." Kata Felix ketika Kendrick menjauhkan makanannya agar tidak diambil.

"Kalo mau, beli sendiri."

"Lo juga sering kali ngambil makanan gue. Giliran gue yang minta, pelit banget."

"Bodo amat,..wlek." Kendrick mengejek Felix.

"Hai semua."

Mereka berlima menoleh, disana m

Mersya dan Kenan berjalan bergandengan tangan.

Marsya tersenyum manis.

"Gercep banget lo, udah ada gandengan aja."

"Kalo gitu, dedek Stella buat gue aja. Kan sayang, cantik-cantik kok jomblo. Mendingan buat gue dari pada mubazir."

Marsya melunturkan senyumnya. "Stella lagi, Stella lagi." Marsya kembali mengubah eksprsinya menjadi tersenyum.

"Dih mana mau dia sama lo, bule nyasar." Ejek Felix.

"Siapa tau dia doyan bule kayak gue. Emang kayak lo mungka kayak anak kecil, mana mau lah cewek."

Karena wajah Felix yang imut,bahkan orang mengira dia anak smp.

"Biarin, yang penting gue imut-imut."

"Ck, dari pada berantem mendingan kita minta pj sama yang baru jadian nih"Kendrick menaik turunkan alisnya.

"Pj mulu isi otak lo." Kata Axel.

"Biarin, yang penting ganteng." Kata Kendrick dengan pedenya.

"Biasa aja kali lebay banget kalian." Dilan menatap malas teman-temannya.

"Idih sok-sok an lo, emang lo gak mau dapet pj?" Sinis Kendrick.

"Ya mau lah."

"Keparat!"

"Gak usah berisik! nih kalian ambil. Tapi inget, jangan dihabisin." Kenan memberikan kartu kreditnya dan disambut dengan sorakan keempat pemuda itu.

"Asik makan gratis nih kita."

"Habisin aja isinya,kapan lagi."

"Iya, lumayan."

"Nic, lo ngak ikut.?" Tanya Felix.

"Batu es, gak usah diaajak. gak bakal mau dia." Ucap Kendrick.

"Iya kita aja. Yok lah capcus."

Setelah kepergian mereka berempat, tingallah Kenan, Marsya dan Nicholas.

"Kamu kekelas sana, bentar lagi masuk." Kenan mengelus kepala Marsya.

"Iya, yaudah kalau gitu aku kekelas dulu yah."

Cup

Marsya berlalu dari sana dengan pipi merah setelah mencium pipi Kenan.

Kenan duduk disebelah Nicholas.

"Kalian udah jadian?" Tanya Nicholas sambil memasukan ponselnya kedalam jaket.

"Seperti yang lo liat." Jawab Kenan tanpa menoleh kearah Nicholas.

"Gue peringatin lo, jangan pernah nyakitin Marsya. Gue mau lo belajar mencintai Marsya dan lupain Stella."

Kenan tersenyum miring.

"Itu urusan gue, lo gak berhak ikut campur."

"Marsya adek gue dan gue ngak akan biarin lo nyakitin dia."

"Alexa adik kandung lo, kalau lo lupa. Yang jelas lo lupain dia, atau lo mau kejadian tiga tahun lalu terulang lagi."

Nicholas mengepalkan tangannya, memandang tajam punggung kanan yang menjauh.

"Gue ngak akan pernah lupain dia, lo gak akan bisa menang kali ini." Nicholas tersenyum miring kala mendapatkan sebuah ide yang menarik.

...🌸...

"Lo beruntung banget sih, bisa pacaran cowok kayak Kenan."

"Iya, apa sih rahasianya. Gue juga mau kali."

Alexa memutar bola matanya malas, melihat cewek-cewek dikelas mengerubungi meja Marsya.

Apalagi melihat wajah Marsya yang tersenyum malu-malu, serasa ingin mencekik.

"Gak usah kampungan deh, malu-maluin aja."

"Dih sensi amat lo."

"Tau, Bukan urusan dia juga."

Alexa menghampiri mereka.

"Biasa aja dong gak usah sewot."

"Lo duluan yang mulai."

"Udah, gak usah berantem." Marsya melerai

"Ngak usah sok baik lo didepan gue."

"Lo kenapa sih jahat banget sama Marsya padahal dia sepupu lo sendiri?" Kata sisi.

"Iya, padahal Marsya udah baik sama lo." Balas Naila.

Cewek-cewek disana juga ikut menyetujui.

Disaat Alexa ingin membalas ucapan mereka Stella lebih dulu menarik tangan Alexa keluar kelas.

"Lo apaansih sih Stella! main tarik aja."

"Lo tu yang apaan, ngapain sih pakai adu bacot segala."

"Gue gedek sama mereka, pada lebay. Baru juga gue mau hajar mulut mereka, sama tu cewek yang sok polos." Alexa mengepalkan tangannya membayangkan memukul mereka.

"Gak usah kayak gitu juga, nanti yang ada mereka tambah memihak Marsya. Lo gak suka kan sama Marsya?"

"Ya nggak lah, malahan benci banget."

"Maka dari itu, dari pada capek bacot mulu. Mendiangan cari cara untuk membongkar sifat sebenarnya Marsya!"

"Bagus juga tuh, tapi gimana caranya?"

"Ya lo cari tau aja sendiri. Pusing Queen mikir, Queen mau balik kekelas aja bye." Stella melambaikan tangannya dan berjalan seperti model.

"Dasar otak sengklek." Umpat alexa.

...🌸...

Stella sampai dikafe tempat dia bekerja. Dia memang sudah diterima bekerja disini. Dia bekerja setelah pulang sekolah sampai jam 9 malam. Stella bekerja sebagai pelayan.

Setelah mengganti seragam sekolahnya. Stella menghampiri Leora, karyawan dikafe ini.

Disini tedapat tiga karyawan Stella, Leora dan satu lagi Arlan yang bertugas sebagai juru masak.

"Pagi Ra."

"Udah siang Stel."

"Typo Ra. Hehe" Stella menyengir.

Stella membantu Leora membersihkan meja-meja.

Leora gadis manis berasal dari keluarga tidak mampu. Dia bekerja paruh waktu untuk mencukupi kebutuhannya. Leora gadis sebaya Stella.

"Pak bos mana?" Stella menolehkan kepalanya kesegala arah ketika tidak menemukan pemilik kafe ini.

"Pergi, gak tau kemana." Stella ber oh ria saja

Stella dan Leora mulai melayani orang yang berdatangan. Tidak terasa sudah malam. Stella menganti bajunya dan bersiap untuk pulang.

"Kamu pulang sama siapa?"

"Ngak tau, mungkin cari angkutan umum. Lo duluan aja gue nggak papa kok." Jawab Stella.

Leora tersenyum nggak enak.

"Beneran nih gak papa aku tinggal?"

"Iya Ra,lo duluan aja."

"Yaudah kalau gitu aku duluan yah."

Stella mengangguk sambil menatap Leora yang sudah dijemput.

"Belum pulang."

Stella tersentak kaget, muncul pria dengan tatapan datarnya. Masih ingat kah kalian dengan cowok yang bertabrakan dengan Stella di mall. Cowok itu adalah bosnya ditempat dia bekerja, namanya Gavin.

Gavin, cowok tampan beda satu tahun dengan Stella. Diumurnya yang masih remaja dia bisa membangun kafe ini tanpa bantuan kedua orang tuanya.

Siapa yang tidak tergila-gila dengannya? Apalagi parasnya yang tanpan mampu memikat hati wanita, termasuk Stella. Karena sifat dinginnya yang sebelas duabelas dengan Kenan, Stella mundur.

"Udah,udah sampe dirumah." Jawab Stella asal. Lagian pakai nanya segala.

"Oh." Stella membulat mata meliat reaksi Gavin.

"Eeh mau kemana?" Tanya Stella saat Gavin menaiki motornya.

"Mau pulang."

"Iih lo jadi cowok gak peka banget sih. Tawarin kek. Malah nyelonong aja."

Gavin menaikan alisnya.

"Katanya lo udah sampai dirumah."

Stella menggembungkan pipinya.

"Iih, itu kan gue gak serius. Lo gak bisa diajak bercanda."

"Naik."

"Apa."

"Lima detik lo ngak naik. Gue pergi."

"Iya-iya gue naik. Makasih lo baik banget deh."

Gavin melaju motornya setelah Stella naik.

1
Dewi Saptiani
ini rada aneh niy...cctv mana?model orkay tapi rumah minim cctv.hidup ditahun brp thor ini ceritanya???
Samiatik
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!