Kami saling mencintai , pernikahan kami sudah tinggal menunggu hari, tapi sepertinya takdir ku harus berpisah darinya. Karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan calon suami ku meninggal dunia.
Damian, adalah putra semata wayang keluarga Adi ningrat, karena itulah aku terseret dalam masalah keluarga mertuaku saat calon pewaris tunggal mereka telah tiada.
Orang yang telah kuanggap Ibu kandungku sendiri memintaku bahkan memohon kepadaku agar aku mau membantu keluarga mereka.
Betapa terkejutnya aku mendengar permintaan dari calon Ibu mertua ku. Beliau memintaku untuk tidak membatalkan pernikahan .
Aku akan tetap menikah bukan dengan calon suamiku tapi dengan calon Papa mertuaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Damar merapatkan tubuh nya pada Bening
membuat Bening sedikit gugup.
" Bilang jika kamu keberatan!!" ucap Damar tepat di telinga Bening.
Bening hanya mampu mengelengkan kepalanya, tanda tak menolak Damar.
Senyum segaris terbit di bibir Damar
Mereka begitu dekat , jarak telah terkikis Damar dan Bening saling merapat.
Bening terkejut saat tiba-tiba Damar menciumnya, ciuman yang belum pernah Bening dapatkan dari siapapun.
Damar POV
Aku mendekati tubuh istri mudaku, tanpa ragu segera aku menciumnya, kurasakan Bening terkejut dengan perbuatan ku
Ciuman ku tak mendapatkan balasan, aku merasa Bening belum pernah berciuman sebelumnya, hatiku bertanya-tanya se sehat itu kah hubungan putraku dan Bening.
Putraku Damian ternyata pria yang pandai menjaga miliknya, bangga dan ada rasa haru dihatiku, di usiaku yang kelewat matang ini aku bisa mendapatkan ciuman pertama seorang wanita muda seperti Bening.
Harum tubuh istri mudaku begitu menenangkan membuat rasa rindu akan kehangatan ranjang membara di dada ku.
Perlahan namun pasti aku mendatangi Bening layaknya seorang Suami.
Hingga terjadilah persatuan kami yang sesungguhnya, aku benar-benar telah mendapatkan hak ku sebagai suami Bening, wanita yang seharusnya akan menjadi anak menantu ku sendiri
Usain dengan penyatuan kami, aku menghapus bekas air matanya, kuberikan kecupan cukup lama di kening istriku yang terbaring di sisiku.
Perasaan lega dan bersalah menjadi satu di benak ku, andai aku bisa sedikit berhati-hati pasti Bening bisa lebih rileks, dan nyatanya ketegangan itu tetap Bening rasakan, yang membuatnya merasakan sakit saat pertama kali aku mendatanginya sebagai seorang suami, Setelah kurasakan Bening terlelap aku berlalu membersihkan diri, berdekatan dengan Bening, membuat perasaan ku Kembali terbakar gairah
Aku mencari tiket pesawat malam ini juga, Aku akan membawa pulang Widuri ketanah air, aku telah menuntaskan keinginan nya untuk memenuhi kewajiban ku pada Bening, tidak ada lagi alasan dirinya untuk tetap tinggal di negri orang.
Aku segera bersiap untuk melakukan perjalananku, setelah semua siap aku melihat sekilas Bening yang masih terlelap dalam tidurnya, menghela nafas berat aku mendekati tubuh istri mudaku menatap lekat sebelum akhirnya aku memutuskan untuk segera meninggalkan kamar nya, tidak hanya meninggalkan kamar Bening namun juga aku meninggalkan negri ku untuk sementara.
_____________
Bening POV
Suara adzan subuh terdengar di telingaku, perlahan ku subak selimut tebal yang menutupi sebagian tubuhku, dingin AC langsung menusuk kedalam raga, kuedarkan pandangan ku, aku tak mendapati kehadiran Pak Damar, orang yang membuatku terbangun dalam keadaan tidak berbusana
"kemana Beliau??" apa pergi ke masjid kah??batinku
Aku melangkah menuju kamar mandi, perih itu terasa nyata, perih yang sebanding dengan perilaku lembut pak Damar tadi malam, pandangan beliau begitu berbeda saat menatapku semalam, ada rasa haru mendapati tatapan sayang itu, namun kemanakah suamiku sekarang??.
Usai mandi, aku bergegas melaksanakan shalat, dan memasak untuk kami, namun hingga jam 6 pagi, Pak Damar tak juga datang, kemanakah beliau??"
Ponsel ku berdering, membuat aku sedikit melupakan tentang pak Damar, terlihat Ibu Widuri menghubungi ku, segera ku angkat pangilan dari beliau, hatiku sakit saat mendengar ucapan beliau bahwa tadi malam pak Damar pergi meninggalkan negara ini untuk menjemput dirinya
Bukan apa, aku merasa seperti bahan pelampiasan nafsu saja, saat usai dengan ku, aku ditingakan begitu saja, di anggap seperti apakah aku ini oleh pak Damar, bahkan beliau pergi tanpa sepatah katapun, tidak bisakah Pak Damar berpamitan meski hanya sepatah kata?? tidak ada kah perasaan iba nya untuk ku??" tak terasa bulir air mataku menetes, sedangkan aku melupakan bahwa pangilan dari ibu Widuri masih tersambung, aku segera berlari menuju kamar ku, aku hanya ingin menangis saat ini, aku terluka aku dianggap seperti wanita bayaran saja.....