Di masa depan distopia bernama Neo-Arcadia, ingatan adalah komoditas. Orang miskin menjual ingatan bahagia mereka untuk bertahan hidup, sementara elite membelinya untuk menikmati pengalaman yang tidak pernah mereka miliki. Elara, seorang remaja yatim piatu, menemukan dirinya memiliki kemampuan langka dan berbahaya: dia dapat mencuri, memindahkan, dan bahkan menghapus ingatan hanya dengan sentuhan kulit. Ketika kemampuan ini menarik perhatian Aether Corp, konglomerat yang mengendalikan pasar ingatan global, Elara harus melakukan perjalanan berbahaya melintasi realitas paralel untuk menemukan asal-usul kekuatannya—sebelum Aether Corp mencuri ingatan terakhirnya: ingatan tentang keluarganya yang hilang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoga Ards, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8: Konservatorium bisu dan ahli simbol
Drone Varian 7 melesat pergi meninggalkan awan debu di atas tempat yang dulunya adalah Perpustakaan Kaca. Dari kokpit, Elara dan Kael hanya bisa melihat asap samar yang mengepul—bekas dari purge data total yang dilakukan Tira.
"Dia benar-benar melakukannya," Kael bergumam, memegang erat kendali drone. Wajahnya pucat, bukan hanya karena kelelahan dari pertarungan Synth, tetapi karena menyaksikan kehancuran gudang data bersejarah.
Elara merasa hampa. Informasi yang ia butuhkan untuk mencari sekutu lain kini hilang. Namun, ingatan ibunya yang baru didapat menenangkan gejolak emosinya.
"Itu adalah pengorbanan, Kael. Untuk melindungi yang lain," kata Elara, menyentuh lengan Kael yang memar. "Setidaknya, kita punya Titik Dua. Konservatorium Bisu."
"Tira memberimu data koordinatnya?"
Elara menggeleng. "Tidak. Dia memberikannya secara langsung, melalui Neuro-Link kecil di pergelangan tangannya. Itu adalah patch darurat, bukan data digital. Hanya koordinat dan satu nama: Maestro Viridian."
Kael mengerutkan kening. "Maestro Viridian? Itu... gila. Itu hanya legenda di antara para seniman data. Dikatakan bahwa dia bisa membuat code menjadi seni, dan seni menjadi code."
"Ibu saya percaya padanya."
Mereka terbang selama sisa malam, melintasi padang gurun yang luas dan tandus di luar kendali Aether Corp. Elara menggunakan waktu itu untuk mempelajari dan memperkuat jangkar mental yang baru ia temukan. Dia menyadari bahwa setiap sentuhan di The Echoes akan menjadi perwujudan tujuan, bukan lagi ketakutan.
Fajar menyingsing, memancarkan cahaya oranye di atas cakrawala ketika Drone Varian 7 mulai turun.
Konservatorium Bisu, bertentangan dengan namanya, adalah sebuah bangunan kaca besar yang menjulang di atas Lembah Hydroponic yang gagal—struktur kubah yang dulunya adalah tempat bertumbuhnya makanan, kini hanyalah rangka kaca yang patah.
Kael mendaratkan drone itu di teras atas gedung yang sudah hancur.
Saat mereka keluar, udara terasa lembap dan dingin. Bangunan itu sunyi senyap. Tidak ada penjaga, tidak ada sensor, hanya keheningan yang total.
"Sangat sepi," bisik Elara. "Neuro-Sensor saya tidak mendeteksi ada noise ingatan di sini."
"Itu sebabnya tempat ini disebut Konservatorium Bisu," jawab Kael, memegang tongkatnya yang kini dilengkapi dengan pemindai. "Konon, Maestro Viridian telah menemukan cara untuk membuat pikiran bisik, tidak menghasilkan noise memori yang bisa dilacak."
Mereka berjalan masuk melalui serambi yang dipenuhi tanaman kering. Di tengah ruangan, Elara melihatnya: Maestro Viridian.
Dia adalah pria paruh baya yang tenang, duduk di depan Harp Digital yang besar—instrumen aneh yang memancarkan cahaya data alih-alih suara. Dia mengenakan jubah sutra yang dicat dengan simbol-simbol code yang rumit. Viridian tidak menoleh ke arah mereka.
Dia hanya menggerakkan tangannya di atas Harp Digital. Alih-alih musik, yang terdengar adalah nada-nada yang sangat rendah, hampir di luar jangkauan pendengaran manusia.
"Kedatanganmu menciptakan noise yang keras, Chrono-Kid," kata Viridian, suaranya lembut, tanpa melihat ke belakang. "Aku sudah menunggu kalian."
"Anda tahu siapa kami?" tanya Kael, curiga.
"Setiap code memiliki irama, setiap ingatan memiliki melodi. Kalian adalah duet yang penuh disonansi. Perpaduan antara ketakutan yang terorganisir (dirimu, Kael) dan potensi yang tak terbatas (dirimu, Elara)." Viridian akhirnya menoleh, matanya yang berwarna hijau pucat menatap langsung ke tato spiral di lengan Elara.
"Aurora telah memberimu Tuning Fork. Tapi kau belum tahu cara menggunakannya untuk beresonansi dengan realitas," kata Viridian.
"Tuning Fork?" Elara menunjuk ke tato spiral. "Simbol ini?"
"Itu adalah Simbol Tuning. Kode alam semesta yang diakui oleh The Echoes. Ibuku tahu, untuk melawan Neva yang mencuri ingatan kolektif, kau harus menciptakan ingatan yang unik," jelas Viridian.
"Kami datang untuk bantuan, Maestro," sela Kael. "Kami butuh cara untuk melindungi Elara, dan cara untuk mengalahkan Neva di The Echoes."
Viridian tersenyum tipis. "Melawan Neva? Dengan belati kecil di tanganmu? Neva sekarang menguasai Krono-Cipta dan mulai memanifestasikan pasukan mentalnya. Kau membutuhkan lebih dari sekadar sentuhan. Kau membutuhkan simfoni."
Viridian membawa Elara ke ruang bawah tanah, sebuah ruangan gema yang kosong.
"Tira melatihmu untuk ketegasan. Aku akan melatihmu untuk harmoni. Neva menggunakan kekuatan mentah, paksaan. Kau harus menggunakan simbol," kata Viridian.
Dia menjelaskan bahwa setiap ingatan, ketika diproyeksikan ke The Echoes, memiliki simbol visual yang mendasarinya—seperti not balok pada musik. Ketakutan mungkin adalah garis bergerigi. Harapan adalah lingkaran yang memuai.
"Tugasmu: Gunakan Simbol Tuning di lenganmu. Itu adalah kunci harmonisasi. Sentuh dinding ini, Elara. Dan alih-alih mencuri ingatan, ciptakan simbol yang memproyeksikan sebuah emosi," perintah Viridian.
Elara melepas Neuro-Glove. Dia menyentuh dinding yang dingin.
Dia memejamkan mata dan memfokuskan pikirannya pada ingatan ibunya, dan kemudian pada perasaannya terhadap Kael—rasa aman yang aneh dan logis. Rasa Percaya.
Dia mencoba memproyeksikan "Percaya."
Di dinding, muncul glitch biru. Bukan simbol. Itu hanya gangguan.
"Tidak, Chrono-Kid! Itu noise! Kau mencoba memaksakan ingatan. Biarkan ingatan itu yang melukis dirinya sendiri!" tegur Viridian.
Elara mencoba lagi. Kali ini, dia ingat saat Kael mempertaruhkan nyawanya di Sektor Tua.
PROYEKSI.
Di dinding, perlahan, muncul sebuah simbol: Sebuah Segi Empat yang Tumpang Tindih dengan Garis Lurus.
"Segi Empat adalah Keteraturan (Kael). Garis Lurus adalah Jalur (Tujuan)," jelas Viridian. "Harmoninya adalah Percaya. Simbol yang indah. Sekarang, gunakan Simbol Tuning-mu sebagai penghubung. Sentuh Simbol Tuning itu di dinding, dan Proyeksikan Percaya ke dalam diriku."
Elara ragu. Memproyeksikan ke manusia?
"Ini adalah kepercayaanku padamu. Lakukan!" desak Viridian.
Elara menyentuh dinding lagi, kemudian menyentuh Simbol Tuning yang baru ia ciptakan di dinding, dan mendorong emosi 'Percaya' ke dalam pikiran Viridian.
Viridian tersentak, tetapi tersenyum. "Bagus. Aku merasakan fondasimu. Kau tidak hanya mencuri data, kau mencuri makna."
Saat Elara berlatih di ruang bawah tanah, Kael sedang memperbaiki Drone Varian 7 di teras atas, mem-patch lubang peluru panas dari UEK.
Alarmnya berbunyi. Bukan alarm Aether Corp, tetapi alarm firewall lokal yang dipasang Tira.
"Peringatan: Penetrasi firewall Sektor Delta-6. Neva datang. Sial, dia sudah melewati pertahanan Tira!" Kael menggertakkan gigi.
Kael melihat pemindai: Neva tidak mengirimkan pasukan. Neva mengirimkan Satelit Memori—alat rahasia yang dapat memindai seluruh wilayah untuk fluktuasi Kronometri. Satelit itu akan segera mendeteksi drone mereka.
Kael berlari ke bawah, ke ruang Viridian.
"Maestro! Kita harus pergi! Neva mengirimkan Satelit Memori! Dia akan menemukan drone kita!"
Viridian menatap Elara. "Waktunya habis, Chrono-Kid. Kau hanya punya satu Simbol. Tapi itu cukup."
"Kita harus menghancurkan drone itu sebelum Neva mendapatkannya," kata Kael.
"Tidak perlu," kata Viridian. "Aku akan membisukan drone itu. Aku akan membuat drone itu tidak ada dalam memori kolektif. Neva akan mencarinya, tapi pikirannya akan lupa di mana mencarinya."
Viridian kembali ke Harp Digital-nya. Dia memanggil simbol-simbol code di udara dan mulai memainkan melodi yang lambat dan kompleks.
Di luar, Drone Varian 7 mulai diselimuti kabut data, warnanya memudar, noise memorinya terhenti.
"Kita tidak bisa terbang lagi. Tapi kita aman untuk sementara," kata Viridian.
"Lalu bagaimana kita pergi?" tanya Elara.
Viridian menatap Elara dengan pandangan serius. "Kau adalah kunci Rute Sembilan. Aku akan memberi tahu kalian tujuan berikutnya. Titik Tiga: Menara Observasi yang Hilang."
Viridian menyerahkan sebuah buku tua kepada Elara. Bukan buku data, melainkan buku catatan yang dipenuhi simbol-simbol yang sama yang ia gunakan di Harp Digital.
"Di dalam buku ini ada Simbol Teleportasi sederhana. Simbol yang dipelajari ibumu. Itu akan membawamu ke Titik Tiga," jelas Viridian. "Tapi kau harus melakukannya dengan sempurna. Jika kau membuat glitch pada simbol itu, kau tidak hanya akan berakhir di tempat yang salah, kau akan berakhir di tempat yang tidak pernah ada."
Elara mengambil buku itu. Dia menyadari ini adalah langkah selanjutnya dalam pertempuran: mengubah ingatan yang abstrak menjadi tindakan nyata.
"Aether Corp akan segera mendatangi Perpustakaan ini. Neva tidak akan senang setelah purge Tira. Kita harus pergi sekarang, Elara. Gunakan Simbol itu." Kael mendesak.
Elara membuka buku tua itu. Dia melihat simbol-simbol rumit yang harus ia proyeksikan dengan sentuhannya. Dia merasakan tekanan yang luar biasa. Jika dia salah, tidak ada jalan kembali.
"Pergilah, Elara. Bawa harmoni pada kekacauan," bisik Maestro Viridian.