Aisyatus sauqillah gadis cantik dan manis berkulit putih memiliki satu lesung pipi dia seorang santri yang terjebak cinta segitiga antara cinta masa lalunya atau menerima pinangan dari putera Yai tempatnya menyantri...
Siapakah yang akan dia pilih Muhammad Rifki ubaydillah cinta masa lalu yang sempat menghilang dan kembali saat Muhammad Ilzham mubarok putera yai sedang berusaha mendapatkannya dengan meminangnya langsung ke orang tuanya ..?
Akankah Uqi memilih Rifki yang masih membayanginya atau membuka hati dan memilih Ilzham..?
Ikuti terus ceritanya di karyaku Cinta seindah senja di pesantren .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rifda mawardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat pertama Mas Zham
"Gimana kabar Mbak Uqi ?" tanya Bu Neng, meraih tanganku untuk duduk lebih dekat di sebelahnya.
"Alhmdulillah ... Baik Bu Neng" jawabku
Sekuat tenaga aku menormalkan detak jantungku. Sungguh duduk dan bebincang dengan Bu Neng jauh lebih mendebarkan di banding di introgasi Mas Zham.
"Mbak Uqi sekolah madrasah kelas berapa ?" Bu Neng kembali bertanya sambil tersenyum lembut memandangku.
"6 Diniyah Bu Neng" Sejujurnya hatiku masih berdebar berbincang dengan Bu Neng Zul yang notabennya istri Abah Yai pemilik pesantren padahal beliau berbicara dengan nada dan suara lembut dan di iringi senyum.
"Oh ... Sebentar lagi lulus ya ?"
"Iya Bu Neng"
"Ya sudah yang semangat belajarnya ya !" pesan Bu Neng
'Eh udah gitu aja ? astaghfirullah aku kira ada apa ? jantungku mau copot gara gara aku takut punya salah sampai Bu Neng. sampai beliau ngajak aku ngobrol gini' batinku
"Mbak Uqi !" panggil Bu Neng mencoba menyadarkanku yang sedari tadi sibuk dengan fikiranku sendiri
"Eh ... i~iya Bu Neng" jawabku gelagapan.
"Besok kamu Izin ke sekolah ya ikut Bu Neng !"
"Iya Bu Neng" Aku tak bisa menjawab apa apa selain hanya berkata Iya. Mungkin karena terlalu segan untuk banyak bicara takut salah juga.
"Siap - siap jam 7 langsung ke ndalem Bu Neng ya !" titahnya
"Iya Bu Neng"
"yasudah lanjutkan kegiatannya, kalau ada yang kurang berkenan atau kamu capek bilang sama Bu Neng" pamit Bu Neng melenggang pergi meninggalkan rumah aku hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi ucapannya.
Setelah kepergian Bu Neng kulanjutkan bersih bersih yang sempat tertunda. Sampailah aku di dapur saat membersihkan meja terlihat secarik kertas yang di taruh di bawah gelas kosong di atas meja bertuliskan namaku .
To : Uqi calon makmumku
"Ahh ini pasti kerjaan Mas Zham" lirihku
Dengan sedikit ragu aku mengambil dan membuka kertas yang terlipat rapi itu.
Isi surat
Assalamualaikum calon makmumku
*Se**lamat siang semangat ya bersih bersihnya*
kalau kamu buka surat ini itu artinya aku sudah ada di tempat tujuan ....
Uqi kemarin aku sempat membelikanmu susu kotak, coklat dan roti juga sedikit camilan. Aku menaruhnya di lemari es setelah selesai bersih bersih ambil dan makanlah .
JIKA LUSA SAAT AKU KEMBALI SEMUANYA MASIH UTUH DAN TIDAK KAMU BAWA MAKA TERIMALAH HUKUMANNYA !!!
^^^Salam sayang^^^
^^^❤^^^
^^^Ilzham^^^
"Ini beneran Mas Zham atau orang lain yang berpura pura jadi Mas Zham" gumamku
Sejak Mas Zham menyatakan perasaan dan keinginannya meminangku, sifat dan sikapnya jauh berbeda dia lebih lembut, lebih perhatian dan lebih sering tersenyum saat di dekatku.
Perlahan aku membuka lemari es terdapat satu kresek penuh makanan berlebelkan alf***rt. Aku mengambil dan membukanya di atas meja di dalamnya terdapat dua bungkus roti tawar dengan varian original dan gandum, satu bungkus besar susu kental manis kemasan praktis dibuka, satu buah susu kotak ukuran besar juga beberapa camilan ukuran besar.
"Ya ampun ini semua buat Aku ? Banyak banget kiriman Ibu Aku aja gak sebanyak ini" lirihku.
Sekarang Aku bimbang antara membawanya ke asrama atau meninggalkannya di sini. Kalau Aku bawa ke asrama entar di tanya anak anak aku harus jawab apa ? Kalau gak di bawa takut di hukum sama Mas Zham, meskipun Aku belum tau pasti hukuman macam apa yang akan di berikan, tapi tetap saja aku takut.
Memikirkannya membuatku pusing, Ku biarkan semua makanan itu dimeja dan melanjutkan bersih bersih yang sempat tertunda tadi.
Semua tugas sudah terselesaikan. Aku kembali ke asrama dengan satu kantong kresek penuh makanan di tangan, Ku putuskan untuk membawa makanan yang di sediakan Mas Zham. Dari pada harus menerima hukuman mending mencari alasan utuk menjawab pertanyaan temen temen di asrama.
Aku berjalan lebih cepat dari biasanya. Di jam segini biasanya anak anak santri masih banyak yang sekolah jadi asrama pasti masih sepi.
'Syukurlah mereka masih belum pulang' batinku
Mereka yang ku maksud adalah Trio I dan Mbak Imah. Karena mereka berempatlah yang paling dekat dan suka ceplas ceplos kalo ngomong sama aku, setelah sampai di asrama ku simpan semua makanan yang ku bawa di tempat penyimpanan makanan dengan gerakan kilat aku menatanya.
"Akhirnya selesai sudah" lirihku
Aku bersandar pada bantal dan kasur yang tertata rapi di pojok kamar memejamkan mata mengistirahatkan badan.
"Wihhh yang lagi leyeh leyeh sampek ketiduran dan gak sadar sama kedatangan kita" ucap Ika sedikit berteriak melihatku yang beristirahat di tempat favoritku.
"Apaan sih Ika ! Aku lagi capek ini !" Uqi menjawab ucapan Ika dengan mata masih tertutup.
"Kamu pasti capek gara gara kebanyakan kefikiran dan rindu sama Mas Zham ya Uqi ?" sela Mbak Imah
"Idih apaan sih Mbak Gak ya !" Mendengar ucapan Mbak Imah membuatku reflek membuka mata dan menyahutinya.
"Tu ... Kan Ika kalo nyebut Mas Zham langsung nyaut dan ngerespon kita dengan bener" Mbak Imah berucap sembari menunjukkan jari telunjuknya ke arah Ika.
"Wahh bener juga Mbak dari tadi aku ngomong di jawab tapi masih asyik merem, giliran nama Mas Zham di sebut, langsung melek aja tu mata" Sungguh keempat orang ini tak pernah jengah menggodaku.
"Sudahlah aku laper siapa yang mau ikut bareng aku antri makanan ?" Untuk mengalihkan pembicaraan aku mengajak mereka mengantri makanan.
Mengantri makanan sudah menjadi rutinitasku setiap hari.
"Aku ikut !" ucap Imel yang dari tadi sibuk menata buku di kardus penyimpanan buku, Imel termasuk perfeksionis menata segala barangnya dengan sangat rapi.
"Ya sudah kita barengan aja antrinya !" Kini Ika yang berucap.
Kantin tempat mengantri makanan akan buka setelah pulang sekolah madrasah bagi yang sekolah formal. Hampir semua santri akan makan setelah pulang sekolah, meskipun ada juga yang mandi terlebih dulu atau leyeh leyeh meregangkan otot yang kaku.
Setelah melewati antrian panjang akhirnya kami mendapatkan makanan menu hari ini oseng kangkung lauk tempe, tahu dan telor dadar campur tepung. menu yang sederhana tapi percayalah rasanya itu nikmat sekali.
Usai makan kita berempat mengantri untuk mandi karena terlalu asyik mengobrol usai makan tadi, waktu yang kita punya untuk mandi sangat sedikit. Sedangkan kamar mandi masih banyak yang mengantri, keadaan seperti ini sering kita alami.
"Uqi kamu mau cari antrian lagi atau mandi bareng aku ?" Ika berteriak dari dalam kamar mandi.
"Aku bareng aja biar cepet !" ucapku .
Kami memang sering berbagi kamar mandi saat dalam keadaan kepepet seperti ini.
"Ya udah ... Aku pakek pasatan dulu ya" Setiap kami berbagi kamar mandi kami akan menggunakan pasatan (sarung) untuk menutupi tubuh kami.
"Uqi sekarang kamu yang masuk pakai pasatan !" Ika keluar dari kamar mandi setelah memakai pasatan.
Dan akhirnya drama di kamar mandi terlewati sudah .
Aku dan Trio I melanjutkan kegiatan seperti biasa sampai malampun tiba, seperti biasa sebelum tidur kami mengobrol di halaman mushollah, bercerita dan bercanda menghilangkan penat setelah seharian beraktifitas.