Aletta seorang gadis cantik primadona SMANSA dan periang yang berusia 18 tahun masih duduk di sekolah SMA kelas 3 terpaksa menikah paksa karena wasiat dari almarhum sang ayah.
ia menikah dengan pria tampan nan dingin bernama Lucien Bryan yang berusia 25 tahun. seorang kapten pilot yang ber kharisma dan sudah memiliki kekasih.
bagaimana kisah kehidupan rumah tangga aletta. yuk simak ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom beauty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kabar duka
pagi ini aletta sedang duduk di taman belakang seorang diri. menikmati hembusan angin pagi yang sejuk. ia menatap hamparan rumput hijau yang ada di depannya dengan wajah ditekuk. ditemani suara ciutan burung kecil yang bertengger diranting pohon cemara.
"apakah aku bisa ayah? " bisik aletta amat lirih.
"semua orang sedang bersibuk di dalam rumah mempersiapkan semuanya untuk pernikahanku. begitu juga ibu yang beberapa hari ini amat sibuk. apa aku bisa keluar dari jeratan pernikahan ini nantinya. hei... rumput yang bergoyang. tolong beri aku jawaban."
aletta mendesah kasar. "ya ampun.. aku sudah gila rasanya menghadapi situasi ini. atau.. aku kabur aja kali ya? tapi kasihan ibu nanti akan mendapat hujatan dari orang-orang. "
aletta yang sedang meratapi nasibnya tiba-tiba terlonjak kaget karena getaran ponsel disaku celananya. ia mengambil benda pipih tersebut dan melihat si penelepon.
"mona."bisiknya. aletta segera mengangkat panggilan.
" halo mon, ada apa? "
"cepetan kemari. si yola sekarang dirumah sakit. si yola manggil nama lo terus. "
"eh.. sejak kapan yola masuk rumah sakit? pantesan udah berapa hari ini gak ada kabarnya."
"udah cepetan. ke rumah sakit peluk kasih mama, " balas mona.
"oke!! gue OTW, "aletta buru-buru masuk ke rumah setelah menyimpan benda pipih di saku celana.
" bu.... ibu..., "ia berteriak memanggil ibunya dengan perasaan kalut terhadap keadaan yola. sang sahabat yang selalu menemaninya sejak duduk di bangku SMP.
" apa sih ta, pagi-pagi udah teriak-teriak, " sahut bu mimi yang sedang sibuk mengatur tim wedding organizer.
"bu letta mau kerumah sakit jenguk yola."
"ya sudah jangan lama-lama. kamu sebentar lagi jadi pengantin maka gak boleh diluar terlalu lama, " ujar bu mimi.
CUP
aletta mengecup pipi ibunya kemudian mengangguk. "oke bu. letta gak lama kok, " ucapnya yang sudah berlari keluar.
......................
RS PELUK KASIH MAMA
aletta berlari memasuki rumah sakit. ia berlari ke ruangan melati nomor lima yang sudah di chat oleh mona tadi di aplikasi hijau.
di ujung lorong duduk sosok pria tampan bertubuh tegap dan jangkung mengenakan setelan jas berwarna hitam. ia menundukkan pandangannya ke bawah.
"kak Aiden, " panggilnya saat sudah dekat dengan ruangan yola. ia menghampiri Aiden yang sedang duduk seorang diri di luar kamar rawat yola.
Aiden menoleh pada sahabat adiknya, " aletta, " ucapnya sembari tersenyum tipis.
"sejak kapan yola masuk rumah sakit kak? setiap di telpon ponselnya gak pernah aktif. "cecar aletta pada kakaknya yola.
" sudah sana masuk dulu. nanti yola yang akan menjelaskan padamu, " Aiden mendorong tubuh mungil aletta memasuki ruangan. kemudian Aiden menutup pintu ruangan dan menunggu diluar. ia memberikan waktu buat adiknya dengan para sahabatnya.
didalam sana, yola sedang terbaring lemah. wajahnya pucat. mona dan Amoy juga ada didalam. mereka duduk disamping brankar.
"hai yola, " sapanya yang berjalan mendekat. ia berdiri disamping Amoy.
"gimana keadaan lo? kenapa gak kasi kabar? udah berapa lama disini?, " tanya aletta beruntun membuat yola terkekeh pelan.
"satu-satu letta tanyanya, " ujar Amoy.
yola tersenyum sebelum berbicara. kemudian ia mengambil tangan aletta dan menggenggamnya. "maaf.. gak kasi kamu kabar. aku gak mau buat kamu khawatir. mona dan Amoy juga baru aku kasi kabar kok."
"kita ini temenan udah lama yola. kamu buat aku khawatir gak. "
"iya maaf ya ta. aku sakit kanker stadium akhir ta, " jelas yola yang membuat tiga pasang mata itu membelalak kaget.
"yola... ,"ucap ketiga temannya dengan wajah sedih.
" letta.. mungkin waktuku sudah dekat.. "
"nggak. lo nggak boleh ngomong gitu, " ucap aletta yang sudah meneteskan air mata. begitu juga dengan Amoy dan mona yang juga sudah menangis lirih.
yola tersenyum, " aku udah gak kuat ta. aku titip kak Aiden ya. jaga dia buat aku, " pinta yola pada letta yang masih menggenggam jemari letta. yola tahu bahwa sebenarnya kakanya menaruh perasaan pada sahabatnya ini. tapi Aiden memilih menyembunyikannya dalam diam.
"yola.. apa-apaan sih. aku gak bisa yol. tiga hari lagi aku harus menikah dengan pria konyol wasiat ayahku, " tolak nya halus.
"aku doain semoga kamu cerai. jadi janda terus married sama kak Aiden deh, " ucap yola enteng.
"eh.. lu doain gue jadi janda, " pekik aletta.
"katanya lu gak cinta ta. gimana sih! " mona memutar bola matanya jengah.
"ya memang enggak. tapi masak aku jadi janda bohai nan mempesona di usiaku yang masih 18 tahun, " letta mengerucutkan bibirnya manyun.
sontak mereka bertiga yang ada didalam ruangan itu tertawa melihat kelakuan aletta.
"ta.. aku serius ta. kalaupun gak bisa jadi pasangan kak Aiden. aku harap kalian selalu dekat ya. jaga dia. tolong perhatikan kesehariannya ya, karena dia suka telat makan. Mag nya juga sering kambuh, " yola berharap pada letta.
"kenapa harus gue yola. noh ada mona sama Amoy, " tunjuknya pada dua sahabatnya.
"aku percaya sama kamu letta. kalau sama mereka berdua bisa habis kak Aiden nanti," yola tertawa kecil.
"eh.. emang kita pemangsa ya, " balas mona.
"aku gak bisa janji yola. tapi aku akan berusaha menjaga kak Aiden buat kamu, " sahut letta.
"makasih ya. kalau begitu aku bisa pergi dengan tenang. " tak lama, yola pun bernapas dengan tersengal-sengal. wajahnya semakin pucat. cekalan tangannya semakin kencang meremas jemari letta dengan tubuh yang terlihat menegang.
Amoy, mona dan letta pun panik. letta berteriak memanggil Aiden.
"KAK AIDEN!! "
"KAK TOLONGIN YOLA!! "
Aiden mendengar teriakan dari dalam bergegas masuk. ia berlari menghampiri adiknya yang sudah menghembuskan napas terakhirnya.
yola sudah terlelap dalam damai. matanya terpejam dengan bibir yang sedikit tersenyum. cekalan tangannya di jemari letta pun mengendur.
mereka yang berada didalam ruangan itu meraung hebat. menangisi kepergian sahabat mereka.
...****************...
dikediaman rumah duka.
mona, letta dan Amoy duduk terdiam diberanda depan bersama Aiden setelah pulang pemakaman yola.
Aiden yang sedari tadi diam tak bersuara membuat letta tersentuh. ia merasa iba.
'kasihan kak Aiden. sudah kedua orangtuanya meninggal. sekarang yola juga. pasti dia sangat terpukul, ' batin letta berbisik.
letta pun memberanikan diri. ia bangkit dan berjalan mendekati Aiden. mendudukkan bokongnya disamping Aiden.
"kak.., " tegur nya.
"hmm." sahut Aiden tak menoleh. ia hanya menatap depan dengan pandangan kosong.
"jangan lama-lama sedihnya kak. kita semua juga sedih tapi hidup harus tetep jalan terus. ingat.. ada karyawan kakak yang harus diberi makan, " ujar letta memberi semangat.
"iya kaka tau. makasih ya sudah menjadi sahabat baik yola, " Aiden menoleh dan menatap wajah cantik aletta.
"ekhm.. kak sebenarnya ada sesuatu yang mau letta sampaikan. "
"apa itu?, " Aiden sudah dag dig dug mendengar sesuatu yang akan disampaikan letta.
"emm.. tuga hari lagi letta akan menikah kak, " ucapnya pelan.
"APA!! " Aiden sontak terkejut. tubuhnya menegang kaku. serasa jantungnya berhenti berdetak mendengar kata-kata yang baru saja meluncur dari mulut manis aletta.
"kamu hamil?, " tuduh Aiden spontan.
aletta langsung memukul punggung kokoh Aiden.
PLAKK
"sembarangan. aku bukan wanita gampangan ya kak, " letta mendengus kesal. ia membuang muka tak mau melihat Aiden.
Aiden meringis. ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "iya.. iya maaf. jadi apa alasannya kamu buru-buru menikah? padahal rencananya setelah kamu lulus kakak mau melamar kamu, " ucapnya dengan santai.
aletta yang mendengar tertawa kecil. "garing candaan kakak."
"iya.. garing, " padahal Aiden menyatakan itu benar-benar dari hatinya. ia memang sudah mempersiapkan nya. tapi tunas yang bertumbuh subur itu buru-buru dibabat habis oleh kenyataan pahit.
akhirnya aletta pun menceritakan kejadian seluruhnya pada Aiden.
Aiden merasa frustasi. ia baru saja kehilangan adiknya. sekarang ditambah lagi ia harus kehilangan cinta diam-diam nya diambil orang. tapi biasanya berusaha semaksimal mungkin menetralkan wajahnya agar aletta tidak curiga dengan isi hatinya sekarang yang sedang redam.
"iya nanti kakak akan datang ke acara kamu. " jawabnya tanpa menatap wajah letta.
"kalo gitu letta pamit ya kak. udah sore juga. ntar ibu ngereog sama letta. " letta sudah berdiri.
"iya.hati-hati." aideng yang ikut berdiri mengacak-acak surai lebat aletta.
"moy.. mon, gue duluan ya. takut dicariin nyai, " pamitnya.
"hm.. hati-hati lo, " sahut Amoy dan mona bersamaan.
tak lama setelah letta pamit. Amoy dan mona juga pamit pulang.
****************