Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. hasil tes DNA
3 hari kemudian.
Tuan jaksa dan istrinya tampak antusias ingin membuka amplop yang berwarna coklat itu. apalagi kalau bukan hasil tes DNA.
"cepetan Pah.. Mama sudah tidak sabar ingin melihatnya."
"sabar mah.. nanti kalau buru-buru jadi robek.." Nyonya Putri terdiam dan mengikuti serta melihat bagaimana suaminya membuka mop coklat itu. rasanya benar-benar sudah tidak sabar untuk melihat dan mengetahui hasil tes.
Ketika tuan jaksa berhasil dan membaca laporan tes DNA itu, seketika dia langsung terdiam. dia terdiam seribu bahasa dengan pikiran yang sudah campur aduk dan perasaan yang sudah menggebu. Nyonya Putri yang melihat hal itu, dan tidak sabar bertanya.
"bagaimana pah..? Apa hasilnya ?" tanya Nyonya Putri. sementara tiba-tiba ada sepasang suami istri yang sudah berumur hampir 50 tahun itu juga ikutan datang.
"assalamualaikum!! maaf ma, pa. kami terlambat.." ucap anak laki-laki tersebut. namun terlihat keduanya tidak merespon apalagi Nyonya Putri sudah merebut kertas yang berisi informasi laporan tes DNA yang mereka lakukan 3 hari yang lalu.
suami istri yang baru saja datang dan menyadari hal tersebut tanpa pikir panjang langsung mendekat. antara Nyonya Putri sudah meneteskan air matanya dan menutup mulutnya tidak percaya. ya hasil tes DNA itu menunjukkan kalau mereka memiliki hubungan kekerabatan. dan Devan itu adalah cucu mereka. semuanya sudah diselidiki dan tercantum di sana.
"ini tidak mungkin pa!! ini tidak mungkin!! tidak mungkin anakku telah meninggalkanku begitu saja..!!" seru Nyonya Putri dengan histeris. sementara putranya yang melihat hal itu langsung menenangkan ibunya dan disusul oleh istrinya.
"Mama tenang.. ini ada apa sih sebenarnya!!"
"Mama tenanglah.." ucap menantunya sambil mengusap-usap punggung mertuanya itu. sementara anak laki-laki langsung merebut kertas tersebut seketika matanya langsung berbinar dan bahagia tatkala melihat hasil laporan tes DNA itu.
"mama sama papa tes DNA anak itu? dan dia adalah keponakanku!! baguslah kalau begitu mah.." namun seketika raut wajah gembiranya langsung berubah tatkala mengingat cerita dari laki-laki itu tentang kedua orang tuanya.
dia mengingat laki-laki itu pernah mengatakan kalau ayah dan ibunya telah meninggal. adik perempuannya juga turut meninggal karena sakit. memikirkan hal itu, seketika dia langsung tidak bersemangat.
"Kakak dan kakak ipar telah meninggal..? percuma saja. pasti karena kehidupan mereka di luar sana sangat berat. bahkan dia juga pernah bilang, adik perempuannya juga ikut meninggal." ucapnya dengan lesu. laki-laki itu langsung meneteskan air matanya.
"mas.." panggil istrinya yang bernama Liora itu. seketika suasana langsung menjadi henning. tangisan Nyonya Putri juga langsung pecah.
"dia beneran cucuku.. dan anakku.. tidak mungkin.. kenapa bisa jadi seperti ini.." ucapnya dengan lirih. hatinya sakit ketika mengingat semua ini.
anak sulungnya telah meninggal bersama dengan istri dan anaknya. dan tinggallah cucu laki-lakinya itu. lantas apa gunanya lagi. tapi walau bagaimanapun, Devan juga adalah cucu mereka harta terakhir yang ditinggalkan oleh anak laki-lakinya.
"papa.. ayo kita pergi cari pemuda itu.. Mama sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya.." tiba-tiba suara Nyonya Putri kembali membuyarkan lamunan mereka.
begitu pula Tuan jaksa yang langsung menghela nafasnya.
"jangan sekarang mah.. Kita harus cari tahu dulu, bagaimana kehidupan cucu kita.." ucap tuan jaksa.
"kenapa pa..? Apa papa tidak ingin bertemu dengan cucu kita ? Apa papa akan melakukan hal yang sama dengan cucu kita.?" tanya Nyonya Putri. Tuan jaksa mencoba menghela nafasnya.
"biarkan papa menyelidikinya dulu.." setelah Tuan jaksa mengatakan hal itu, dia pun langsung beranjak pergi. Nyonya Putri yang melihat suaminya bertingkah seperti itu langsung menangis tersedu-sedu diiringi dengan perasaan cemas di dalam hatinya.
dia tahu kalau cucunya itu telah menikah, dan mereka sudah dengan terang-terangan melihat hal itu. dan nyonya Putri takut kalau suaminya ini akan memisahkan cucunya lagi dengan istrinya. karena dia tahu, istri dari cucunya itu memiliki latar belakang keluarga yang tidak sepadan.
dia takut dan cemas kalau kejadian yang sama yang menimpa Rama akan terulang lagi kepada cucunya ini.
"tidak tidak..! jangan sampai papamu kembali melakukan hal yang sama kepada kakakmu.!!" ucapnya kepada Putra bungsunya. putra bungsu yang bernama Jeremy itu menenangkan sang mama.
"Mama tenanglah.. papa tidak akan melakukan hal itu lagi." ucap Jeremy. Jeremy sendiri juga sudah memiliki dua orang anak, namun dua-duanya adalah anak perempuan. dan otomatis, Devan kalau diakui oleh kakeknya tentunya akan menjadi satu-satunya pewaris dan penerus semua kekayaan keluarga prayuda.
andaikan dulu mereka tak menentang hubungan Rama dengan istrinya, pasti hal seperti ini tidak akan pernah terjadi. Nyonya Putri dan Tuan jaksa pasti masih melihat wajah Putra sulung mereka.
sementara Tuan jaksa sendiri masuk ke dalam ruangan pribadinya. yang digunakan untuk ruang kerjanya. di sana dia langsung duduk termenung tatkala mengingat hasil tes DNA itu. Devan adalah cucunya, cucu kandungnya. namun dia merasa miris, Karena dia sudah kehilangan Putra sulungnya. menyadari hal itu dia memejamkan matanya sambil mengepalkan tangannya.
dia juga kembali mengingat kenyataan, kalau Devan juga sudah menikah dengan perempuan sederhana yang tidak sederajat dengan keluarga mereka.
"ini sepertinya akan sangat sulit.." tutur Tuan jaksa. entah mengapa dia masih belum menerima kalau menantunya itu berasal dari kalangan bawah. namun dia bukan orang jahat. hanya saja hatinya tidak Ridho kalau anak-anaknya menikah dengan orang sederhana.
Apakah dia memikirkan gengsi ? ah mungkin saja begitu. Tuan jaksa mungkin terlalu gengsi untuk menjalin hubungan dengan orang yang latar belakangnya tidak sepadan dengan mereka.
*****
sementara di posisi Devan dan Desi. hubungan mereka semakin harmonis. mereka tidak peduli ada badai yang menghantam rumah tangga mereka, yang penting Devan dan Desi saling berpegang tangan agar tidak tercerai berai. mereka harus menggenggam tangan erat-erat, agar mereka tidak terpisah. mau itu hantaman sekuat dan sebesar apapun, kalau pondasi mereka sudah kuat maka hantaman itu tak akan pernah bisa menghancurkan hubungan mereka.
seperti saat ini, suami istri itu kembali pergi ke ladang. mereka harus pergi ke ladang anggur yang katanya sebentar lagi akan dipanen. walaupun Devan terlihat miskin dengan pakaian dan penampilan, tapi jangan kira kalau dirinya juga miskin dalam hal properti. namun properti tanahnya itu tak pernah ditunjukkan kepada siapapun.
jauh dari itu juga, dia juga sebenarnya adalah mahasiswa lulusan ilmu komputer. dan dari sampingannya sebagai seorang petani, dia juga adalah seorang pemain saham yang setiap kali menanamkan modal akan mendapatkan berlipat-lipat keuntungan. dan lagi-lagi hal ini tak ada seorangpun yang tahu termasuk istrinya. Desi hanya tahu kalau suaminya ini memang suka sekali bekerja di depan laptop, tapi setiap kali dia melihat suaminya hanya terlihat menggambar dan mendesain sesuatu yang sama sekali tidak dipahami olehnya.