NovelToon NovelToon
Bunga Yang Berdarah

Bunga Yang Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Selingkuh / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Chicklit
Popularitas:20.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ellani

“Diana … kamu akan diberi hukuman mati karena telah melakukan percobaan pembunuhan.”

Diana yang sudah sangat lemah diikat dan di arak ketengah tempat eksekusi. semua rakyat dan bangsawan melihatnya, mereka melemparnya dengan batu dan mengumpat kepadanya.

Kepala Diana ditaruh di tiang untuk di penggal.

Diana melihat kearah Wanita yang dicintai suaminya dan melihat ayah serta kakaknya yang masih tetap membencinya hingga akhir hayatnya.

“Kenapa kalian sangat membenciku?” gumam Diana.

Jika aku bisa mengulang waktu, maka aku tidak akan lagi mengemis cinta kepada kalian.

KRAK. Suara alat penggal terdengar keras memenggal kepala Diana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Di Balik Senyum Para Bangsawan

Pagi itu, istana dipenuhi ketegangan halus yang sulit dijelaskan. Para bangsawan dan penasihat kerajaan berkumpul di aula besar, menunggu kedatangan Raja yang baru saja kembali dari kunjungan ke wilayah utara. Cahaya matahari menembus kaca berwarna, memantulkan bayangan indah di lantai marmer putih. Namun di balik keindahan itu, mata penuh rasa curiga saling bertemu dan mengamati.

Diana melangkah masuk dengan tenang. Gaun merah mudanya bergoyang lembut setiap langkah, wajahnya teduh namun matanya menyimpan ketegasan. Di tangannya, ia membawa map hitam bukti kejahatan yang akan mengguncang salah satu keluarga bangsawan tertua di kerajaan.

Raja duduk di singgasananya, mengenakan jubah kebesaran. Suaranya berat namun lembut, “Putri Diana, kau memintaku mengadakan pertemuan ini. Apa yang ingin kau sampaikan?”

Diana melangkah ke depan, memberi hormat. “Yang Mulia, saya datang membawa laporan mengenai ketidakwajaran dalam penggunaan dana kerajaan di wilayah selatan, di bawah pengawasan keluarga Marques Lerky.”

Seketika ruangan menjadi sunyi. Beberapa bangsawan menatap ke arah Lerky, yang duduk di sisi kanan aula dengan senyum tenang, meski matanya tampak menajam.

Diana meletakkan map itu di atas meja panjang di depan Raja. “Laporan keuangan, catatan pengiriman, serta perbandingan data gudang pusat menunjukkan perbedaan signifikan. Dana bantuan yang seharusnya digunakan untuk pembangunan desa justru mengalir ke rekening pribadi. Gudang yang disebutkan dalam laporan bahkan tidak pernah menerima kiriman sebagaimana tercatat.”

Raja mengambil dokumen itu, menatap lembaran-lembaran yang disusun rapi oleh Diana. Wajahnya mulai mengeras. “Ini tuduhan besar, Putri. Apakah kau memiliki bukti pendukung?”

Diana menatap lurus ke depan, tanpa ragu. “Saya telah memerintahkan pemeriksaan diam-diam melalui orang-orang terpercaya di gudang pusat. Selain itu, beberapa pelayan yang dipekerjakan oleh keluarga Lerky bersaksi bahwa mereka diperintahkan untuk memalsukan catatan transaksi.”

Suara bergumam memenuhi aula. Para bangsawan saling bertukar pandang, sebagian mulai berbisik pelan.

Marques Lerky berdiri perlahan, senyumnya tak lagi seramah sebelumnya. “Yang Mulia, ini adalah fitnah yang kejam. Keluarga saya telah setia kepada kerajaan selama tiga generasi. Tuduhan ini hanyalah kesalahpahaman, atau mungkin ada pihak yang ingin menjatuhkan keluarga kami.”

Tatapan Raja beralih kepadanya. “Apakah kau menyangkal semua ini, Marques?”

“Tentu saja, Yang Mulia.” Lerky membungkuk ringan. “Saya bersedia diperiksa, namun saya yakin laporan ini hanyalah hasil manipulasi.”

Diana menyilangkan tangan di depan dada. “Manipulasi? Jika begitu, izinkan audit dilakukan oleh pengawas kerajaan. Jika tak ada kesalahan, maka nama Anda akan bersih. Tapi jika ada bukti penyelewengan, maka Anda harus mempertanggungjawabkannya.”

Lerky terdiam, lalu tersenyum kaku. “Baiklah. Saya tidak keberatan.”

Raja menatap keduanya sejenak, lalu bersuara tegas, “Periksa laporan ini secara menyeluruh. Panggil kepala gudang, penanggung jawab pajak, dan pelayan yang disebutkan. Aku ingin kebenaran dalam tiga hari.”

“Siap, Yang Mulia,” ucap penasihat tertinggi, Tuan Calder.

Pertemuan pun berakhir, namun saat para bangsawan bubar, Diana tahu banyak mata tajam mengikutinya. Di balik senyum dan ucapan sopan, ada ketakutan dan kebencian yang mulai tumbuh. Mereka yang selama ini bersandar pada kekuasaan Lerky kini mulai merasa cemas.

Olim menghampiri Diana saat mereka keluar dari aula. “Yang Mulia, Anda sudah membuka medan perang baru.”

Diana tersenyum tipis. “Medan ini sudah ada sejak lama, Olim. Aku hanya menyingkap tirainya.”

Siangnya, di ruang kerja pribadinya, Diana menatap peta kerajaan yang terbentang di dinding. Ia menandai wilayah-wilayah yang berada di bawah pengaruh Lerky dan sekutunya. Satu demi satu titik merah muncul di peta itu.

“Jika keluarga Lerky jatuh, para sekutunya akan kehilangan pijakan. Tapi mereka tidak akan diam saja,” gumamnya.

Yurey muncul dari gelang dengan cahaya lembut, melayang di udara. “Kau sedang melawan manusia yang serakah, Diana. Mereka akan bersembunyi di balik hukum dan kehormatan, tapi niat mereka tetap busuk.”

Diana menatapnya dan Kembali melihat peta, senyum samar di bibirnya. “Itulah sebabnya aku butuh bukti, bukan sekadar tuduhan. Dunia politik ini kotor, tapi aku tahu cara berjalan di atas lumpur tanpa terperosok.”

Yurey mengangguk pelan. “Dan aku akan menjagamu berikan aku perintah jika kau ingin pertolonganku.”

Diana tersenyum “Aku tidak takut pada mereka. Aku hanya takut pada hari di mana aku berhenti berjuang.”

Sinar matahari menyinari di wajahnya, menampakkan mata yang bersinar tajam, mata seorang wanita yang tak lagi bisa dipermainkan oleh takdir. Di balik dinding istana yang megah, badai politik mulai berhembus, dan Diana sudah bersiap menjadi pusatnya.

Diana melihat Yurey yang terbang mengelilingi ruangan “Kau sudah pulih?” tanya Diana.

“Kekuatanku hampir Kembali sepenuhnya,” jawab Yurey dengan senyum diwajahnya.

“Baguslah kalau begitu.”

“Kita akan berlatih pada sore hari,” ucap Diana dengan semangat. Ia masih harus melatih kekuatannya.

“Ah!!” Diana mengingat sesuatu.

“Maksud perkataanmu terakhir kali, Ratu bunga berdarah? Apa itu?” tanya Diana.

“Oh … apa kau tahu bahwa leluhurmu adalah makhluk dari dunia spirit yang turun ke bumi?” tanya Yurey.

“Aku baru pertama mendengarnya,” jawab Diana. Didalam novel tidak menjelaskan apa – apa.

“Yah … kau akan tahu setelah kekuatanku pulih,” ucap Yurey.

“Saat kekuatanku pulih kau akan mewarisi ingatan, kekuatan dan takdir yang diturunkan dari leluhurmu,” lanjutnya.

“Takdir? Aku akan membuat takdirku sendiri,” ucap Diana.

Yurey hanya tersenyum. “Kau akan menerimanya nanti.”

Diana bingung dengan itu dan tidak ingin melanjutkan percakapan ini.

TOK TOK TOK. Terdengar ketukan pintu yang terburu – buru.

“Masuk.”

Olim masuk kedalam ruangan dengan wajah tegang. “Yang Mulia! Seorang pengawal menemukan surat rahasia di kamar pelayan Lerky. Mereka tampaknya merencanakan sesuatu.”

Diana berdiri. “Bawa aku ke sana.”

Beberapa jam kemudian, di halaman belakang istana, Diana berdiri di balik bayangan pohon besar. Ia melihat dua orang berpakaian gelap sedang bertukar surat di dekat kandang kuda. Olim memberi isyarat dan pengawal kerajaan segera menangkap mereka.

Ketika surat itu dibuka, isinya jelas: “Musnahkan semua catatan dan saksi sebelum audit dimulai. Gunakan semua cara yang diperlukan.”

Diana menggenggam surat itu dengan erat. “Mereka mulai panik… Ini justru bukti tambahan.”

Sore hari, kabar tentang surat rahasia itu menyebar dengan cepat dalam hitungan jam. Raja memerintahkan penahanan sementara keluarga Lerky untuk penyelidikan lebih lanjut. Para bangsawan mulai berjarak, tak ada yang berani lagi membela mereka secara terbuka.

Di ruang kerja istana, Raja memanggil Diana secara pribadi. “Putri Diana, kau telah membuka kebenaran yang nyaris tersembunyi. Tapi ingat, apa yang kau mulai ini akan mengguncang banyak pihak. Bersiaplah, karena kau tak hanya melawan satu keluarga, tapi seluruh sistem yang mereka bangun.”

Diana menunduk hormat. “Saya sudah siap, Yang Mulia. Keadilan tidak akan berarti apa-apa jika kita takut memperjuangkannya.”

Raja menatapnya dengan mata penuh rasa hormat. “Kau adalah harapan baru bagi istana ini.”

Saat Diana keluar dari ruangan itu, langit kerajaan tampak cerah. Namun di balik tembok megah istana, awan gelap mulai berkumpul, tanda bahwa pertarungan politik baru saja dimulai.

“Diana.” Saat Diana keluar dari ruangan, seseorang memanggil Namanya.

Diana berbalik dan melihat dua orang pria yang ia kenal

“Selamat sore ayah dan … kakak,” ucap Diana.

1
Jojo Blackdevil
cepet sembuh KK author semangat
𝓡𝓪𝓲𝓷𝓪 (来奈)
Lanjut 😊😊
𝓡𝓪𝓲𝓷𝓪 (来奈)
😊😊💪
𝓡𝓪𝓲𝓷𝓪 (来奈)
😊😊
𝓡𝓪𝓲𝓷𝓪 (来奈)
👍🏻😊
Tuxepos Jasmine
yahhh....blm up lagi..padahal pagi2 buka NT lsng cek nib novel🥲🥲🥲
Biyan Narendra
Semangat Diana
jangan lengah jangan lelah
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Tuxepos Jasmine
crazy up lagi thor🤭🤭🤭🤭🤭🤭 seru bgt soalnya
Ayudya
Diana kamu harus hati hati dan tetap waspada
Lydia
Bagus
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Ayudya
seru dan ga ngebosenin.lanjut kaka
Ayudya
lanjut kak
Sri wanti
bagus
Sri wanti
good
Mineaa
GWS Thorr....🤲💪
Sri wanti
oke
Sri wanti
ok thor cepat sembuh biar cepet update nya😍
Puspa Wati
semoga cepat sehat ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!