Water Teapot

Badan Taca langsung merosot, tulang-tulang ditubuhnya tidak mampu lagi menopang tubuh Taca. Taca ambruk ditempat melihat pemandangan didepannya. Taca melihat kaki Tasya yang mengelantung dihadapannya. Rasa sesak otomatis menerpa Taca detik itu juga.

Taca melihat dengan mata kepalanya sendiri Tasya tergantung, Tasya gantung diri, tidak ada lagi tatapan manja Tasya, tidak ada lagi senyuman diwajah Tasya.

"TETEHHHHH...GUSTIIII TETEHHHHH...!!! AA RIKI, TETEHHHHH...!!!!"

Taca berteriak keras terus menerus membuat keributan, membuat Aa Riki dan beberapa tetangga yang ada masuk dan terkaget-kaget melihat Tasya yang tergelantung dilangit-langit kamar mandi.

"ASTAGFIRULLAH HAL ADZIM."

Tiba-tiba saja ruangan tersebut menjadi chaos, beberapa orang menurunkan badan Tasya dari tali yang menjerat lehernya. Aa Riki pingsan. Iis memeluk Taca kencang.

Taca terus mengenggam test pact ditangan kanannya sambil menjerit histeris, detik itu juga, Taca bersumpah tidak mau berdekatan dengan lelaki sejenis Ryan. Dia tidak mau hidupnya hancur berantakan. TIDAK...

•••

3 minggu setelah kejadian bunuh diri Tasya yang mengemparkan kampung Taca, apalagi saat diketahui Tasya bunuh diri dalam keadaan hamil.

Taca menantap Abah yang sedang menyuapinya makanan. Hampir 3 minggu Taca diam tak bergerak. Taca hanya bisa menatap satu titik di dinding kamarnya, responnya hilang. Berbagai macam usaha sudah di lakukan oleh keluarganya untuk menyadarkan Taca, tapi hasilnya nihil. Taca tetap diam tak bergerak. Kosong...

Bagai raga tanpa jiwa, bagai boneka yang pasrah digerakkan seperti apapun juga oleh orang lain. Taca benar-benar hancur.

Abah terus menyuapi Taca dengan telaten, sesekali terdengat suara isak tangis dari Abah. Abah sudah tidak mampu lagi berkata apapun. Yang terpenting satu, Abah ingin Taca sehat.

"Abah, udah sini sama Aa aja," ujar Aa Riki sambil mengambil sendok dan piring dari tangan Abah. Abah hanya menatap Aa Riki, raut wajah lelah terlihat jelas dari wajahnya.

"Abah, keluar dulu yah," Abah langsung pergi keluar kamar, sambil menahan tangisnya.

"Ta.. makan, yah. Kalau makannya abis, Aa punya surat dari Teh Tasya."

Taca melirik Aa Riki tiba-tiba, " Teh Tasya, surat ?" tanya Taca tiba-tiba sambil menatap Aa Riki.

Aa Riki langsung menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

"Makan, yah."

Taca langsung menghabiskan makanan yang ada dipikirannya, kesadarannya sedikit kembali. Taca ingin membaca surat dari Tasya. Tak berselang lama, Taca sudah menghabiskan semua makanannya dengan cepat. Setelah habis Aa Riki tersenyum, kemudian beranjak dari kasur Taca, berniat meningalkan Taca.

"Aa.."

Aa Riki menghentikan langkahnya, kemudian menatap Taca.

"Surat."

"Oh iyah lupa, ini," ujar Aa Riki sambil menyerahkan surat ketangan Taca. "Aa, nemuin ini pas beres-beres kamar Taca, kemarin."

Taca mengambil surat dari Aa Riki, kemudian menunggu Aa Riki keluar kamarnya sebelum membaca surat dari Aa Riki.

Hai Taca...

Kalau kamu baca surat ini, berarti Teteh udah ngak ada lagi. Teteh lagi nunguin kamu ditempat yang lain. Ditempat yang mungkin lebih baik.

Maaf Teteh ningalin kamu, maaf Teteh ngak bisa bareng kamu lagi. Teteh ngak bisa nolongin kamu lagi. Teteh minta maaf.

Maaf, maaf Teteh sudah bikin kamu terpuruk, Teteh minta maaf. Andai, andai Teteh dengerin omongan kamu untuk tidak pacaran dengan Ryan. Ini salah Teteh, jangan salahin orang lain. Maaf.

Taca, kamu jangan pernah trauma, mungkin Teteh bukan contoh yang baik. Tapi, teteh ingin kamu menenukan laki-laki yang menyayangi kamu dengan tulus, berjuang untuk kamu. Teteh akan selalu berdoa untuk kamu, Teteh sayang sama kamu Taca.

Jangan sedih, tetep maju kedepan, tetep semangat. Jangan menyerah, jangan kaya Teteh, maaf Teteh mengambil jalan pintas. Tapi, Teteh ngak sangup untuk memberikan aib lainnya. Maafkan Teteh yah.

Teteh sayang kamu Taca, tetap hidup, makan dengan baik, berjuang Taca. HIDUPLAH UNTUK TETEH...!!

Teteh mohon dengan sangat, ikhlas kan Teteh, berjuanglah, tetap hidup dengan baik. Lakukan segalanya dengan baik.

HIDUPLAH DEMI TETEH...!!

Love,

Tasya

Taca terdiam menatap surat dari Tasya, Taca membacanya kembali berulang-ulang, terus menerus menelaah arti dari tulisan tersebut.

Taca terdiam sesaat.

Taca beranjak dari kasurnya sambil membawa surat dari Tasya, berjalan keluar dari kamarnya. Bertemu dengan Aa Riki dan Kang Rozak yang berdiri didepan pintu kamar Taca.

"Mau kemana, Neng ?" tanya Kang Rozak bingung.

Taca terus berjalan, tidak menghiraukan panggilan Kang Rozak sama sekali. Taca berbelok kekamar Tasya, kemudian menatap sekelilingnya. Taca mengambil baju kesayangan Tasya memeluknya.

"Teteh, jangan tingalin Taca, Teteh jahat tingalin Taca. Teteh, Taca sama siapa ? TACA SAMA SIAPAAAAAAA ?!" Taca menjerit sambil memeluk baju kesayangan Tasya.

Tangisan taca terdengar pilu, Aa Riki dan Kang Rozak hanya bisa menantap Taca, menahan tangis melihat adik kecil mereka harus bernasib tragis.

•••

Sayang-sayangku maaf ceritanya dikit, klo dipanjangin makin amburadul hahahahaa...

Author kewalahan bikin cerita sedih, Author bisanya bikin cerita baku hantam sama cerita nyerempet-nyerempet manjah 🤣.

Jadi mohon maaf klo ngak dapet rasa sedihnya yah. Udah ini happy-happy aja dulu yah. Heheeee

Terima kasih sudah membaca maaf klo masih banyak typo...

Add ig author yah storyby_gallon

Jangan lupa comment,like, kasih bintang, kasih tau juga orang-orang satu kampung buat baca karya author and vote yah ❤️❤️

Comment yang banyak, author suka keributan hehehe...

Salam sayang Gallon