NovelToon NovelToon
Satu Perempuan

Satu Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga / Satu wanita banyak pria
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nurcahyani Hayati

Bagaimana jadinya jika kamu menjadi anak tunggal perempuan di dalam keluarga yang memiliki 6 saudara laki-laki?
Yah, inilah yang dirasakan oleh Satu Putri Princes Permata Berharga. Namanya rumit, ya sama seperti perjuangan Abdul dan Marti yang menginginkan anak perempuan.

Ikuti kisah seru Satu Putri Princes Permata Berharga bersama dengan keenam saudara laki-lakinya yang memiliki karakter berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurcahyani Hayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Daftar Jadwal

...Daftar Jadwal Tugas...

Senin.

Mencuci piring : Pratama

Menyapu : Pradu

Mengepel: Praga

Mencuci baju: Prapat

...Selasa...

...Mencuci piring : Pradu...

...Menyapu : Praga...

...Mengepel: Prapatan ...

...Mencuci baju: Pralim...

^^^ Rabu^^^

^^^Mencuci piring : Praga^^^

^^^Menyapu : Prapat ^^^

^^^Mengepel: Pralim^^^

^^^Mencuci baju: Pranam^^^

Kamis

Mencuci piring : Prapat

Menyapu : Pralim

Mengepel: Pranam

Mencuci baju: Pratama

...Jumat...

...Mencuci piring : Pralim...

...Menyapu : Pranam...

...Mengepel: Pratama...

...Mencuci baju: Pradu...

^^^Sabtu^^^

^^^Mencuci piring : Pranam^^^

^^^Menyapu : Pratama ^^^

^^^Mengepel: Pradu^^^

^^^Mencuci baju: Prapat ^^^

Minggu

KERJA BAKTI

...----------------...

"Lah ini namanya!" tunjuknya pada permukaan kertas membuat Praga bangkit mendekat.

Praga menepuk jidat. Bisa-bisanya ia kena giliran malam ini. Ia lupa jika hari ini adalah hari rabu dan sekarang adalah gilirannya. Ah, kenapa harus sekarang ?

"Udah bang! Nggak usah kebanyakan mikir mending kerjain terus santai kayak saya," ujar Pranam dengan nada mengejek lalu menepuk bahu Praga yang langsung menghempaskan tangan Pranam.

Pranam tertawa kecil lalu melangkah dengan santai menuju ruang TV dimana mereka semua bersantai di sana sambil menonton acara televisi.

Praga melirik sejenak sosok Prapat yang masih membersihkan meja makan. Apa mungkin ia meminta bantuan pada saudara kembarnya yang sholeh itu saja, ya? Yap, mungkin saja.

"Prapat gue-"

"Ana tidak bisa membantu antum nanti kalau ana bantu antum maka ana akan kena marah sama Mama," potongnya lalu melangkah pergi bahkan saat Praga belum menyelesaikan kalimatnya.

Praga mendengus kesal sambil merema*s jemari tangannya yang sudah membentuk tinju. Kalau saja yang baru mengatakan hal itu adalah anggota geng motornya mungkin ia sudah menghajarnya habis-habisan.

"Sial!" umpatnya kesal lalu melangkah ke arah wastafel.

Suara tawa terdengar dari ruangan televisi dimana keluarga dengan anggota keluarga yang memiliki sifat unik itu sedang menonton.

Panas rasanya mendengar suara tawa itu di sela-sela Praga mencuci piring. Rasanya ia ingin mengamuk dan menghancurkan piring-piring yang masih kotor ini tapi jika ia melakukannya maka Marti juga akan menghancurkan kepalanya.

"Sial, bisa-bisanya gue nggak diajak nonton dan gak ada satupun yang manggil gue."

"Ah, kalau gue tau kalau hari ini jadwal gue cuci piring gue nggak bakalan makan malam di rumah."

"Mending gue makannya di warung dekat basecamp sama anak-anak. Udah gratis, nggak perlu cuci piring lagi. Kalau kayak gini mah gue kayak babu."

"Sial! Sial! Sial!"

Bruk!!!

Suara keras terdengar dari dapur. Kedua mata Praga membulat menatap piring yang pecah berhamburan di lantai.

Matanya membulat sempurna menatap tak percaya pada apa yang sudah terjadi. Bibir Praga terbuka lebar dengan jantungnya yang seakan tiba-tiba lenyap begitu saja.

"Anjrrtt!!! Kok pecah?"

Praga menjambak rambutnya sendiri. Harus apa sekarang? Kalau sampai Mamanya tahu maka tamatlah riwayatnya.

"Apa itu?!!"

Suara teriakan Marti terdengar membuat Praga gelagapan. Ia melangkah mondar-mandir tak tahu mau ke mana.

Apa ia kabur saja? Kabur dari jendela? Praga menggelengkan kepalanya. Ah, tapi itu tidak akan bertahan lama karena kalau dia pulang ke rumah pasti akan dipukul lagi.

"Praga!!!"

"Iya Ma!!!" jawabnya takut.

"Apa itu?!!"

"Nggak ada, kok Ma."

"Kamu mecahin piring, ya?"

Praga menggigit bibirnya dengan wajahnya yang sudah pucat mempias. Buru-buru ia berlari mengambil kantong kresek hitam yang ada di pojok lemari piring.

"Nggak Ma!!!" jawab Praga sambil membersihkan pecahan piring yang berserakan di lantai dengan buru-buru, takut Marti ke dapur.

"Bohong, ya?!!!"

Praga mendorong kantong kresek hitam berisi pecahan piring yang telah ia pungut tadi ke bawah lemari untuk menghilangkan jejak.

"Nggak Ma!!!" jawab Praga yang buru-buru bangkit.

Praga menghembuskan nafas panjang sekaligus lega. Semoga saja tidak ada yang menemukan barang bukti berbahaya itu.

15 Menit Kemudian...

Pranam melangkah mengendap-ngendap ke teras rumah. Semua orang sedang sibuk di sana dengan film sinetron kesukaan yang setiap hari selalu keluarganya tonton. Tak ada satu episode pun yang terlewat dari mereka.

"Aman."

Pranam mengeluarkan ponselnya lalu menekan nomor kontak wanita yang ada diberi nama Babyku dengan emoji love berwarna merah.

Kini saatnya.

"Halo Babyku, selamat malam."

"Lagi apa, sih kamu?"

"Sudah mam belum?"

Pranam tertawa kecil saat suara dari sebrang menjawab setiap pertanyaannya. Ia mencungkil-cungkil tiang rumah yang sudah berlubang kecil itu lalu memukul-mukulnya dengan manja saat komunikasi bucinnya terjadi.

Praga melangkah keluar dari rumah sekedar untuk mencari angin dan sekaligus untuk menghisap sebatang rokok yang sudah sejak tadi ia idamkan.

Langkahnya tertahan saat ia mendengar suara cekikikan yang ada di sudut teras rumah. Ia menyipitkan kedua mata berusaha menatap dengan jelas sosok Pranam yang sedang senyum-senyum sendiri sambil mencungkil-cungkil tiang dan bahkan memeluknya beberapa kali.

"Gila, nih orang. Oh gue tau, pasti ini orang lagi pacaran, nih."

Praga melangkah mengendap-ngendap mendekati Pranam yang belum menyadari kehadiran sosok Praga yang sudah mendekatinya bagai sosok singa yang mengincar mangsa.

"Woy!!!"

"Aaaa Baby kuuuu!!!" teriak Pranam membuat ponsel itu terlempar ke atas tetapi dengan cepat Pranam menangkap dan menyembunyikan di balik tubuhnya.

Takut sekali rasanya jika Praga mengambil ponsel ini dan membaca semua isi chat-nya. Tentu saja ia akan menjadi bulan bulanan pembullyan yang tidak akan ada habisnya.

Praga tertawa. Rupanya ada yang tertangkap basah di sini.

"Babyku baby ku, Babi kali. Pacaran lo, ya!" tunjuknya dengan nada mengejek.

Pranam gelagapan. Tak tahu harus mengatakan apa.

"Nggak. Siapa juga yang pacaran," bantahnya.

"Ah elah, pakai ngelag lagi lu. Udahlah ngaku aja kalau lu itu pacaran. Lo pacaran, kan?"

Pranam mendecapkan bibirnya. Ditambah lagi disaat Praga malah duduk di sampingnya. Habis sudah waktunya untuk menelpon sang kekasih. Padahal masih ada tiga pacarnya lagi yang harus ia telpon.

Praga tertawa sambil memukul-mukul punggung Pranam yang diam seribu bahasa itu seakan telah menjawab semua pertanyaan Praga.

"Hadehhhh, cebok belum bersih aja udah mau pacaran. Minimal belajar dulu cebok baru pacaran!" ejeknya sambil mendorong kepala Pranam dengan jari telunjuknya.

"Apaan, sih bang. Ah!" keluhnya sambil mendorong tangan Praga agar tidak menyentuh kepalanya lagi.

Pranam menjeling tak suka. Bisanya cuman mengganggu kesenangan orang saja.

"Makanya nggak usah pacaran!"

"Emang kenapa, sih? Namanya juga anak muda. Ini tuh normal wajarlah kalau ada rasa suka."

"Oh maksudnya gue nggak normal gitu?"

"Bukan nggak normal tapi Abang terlalu nyeremin bang buat disukai sama perempuan makanya Abang nggak punya pacar."

Praga terdiam. Berani sekali Pranam.

"Lagian nih ya gak ada perempuan yang mau jadi pacar kamu bang. Karena penampilan Abang yang udah kayak pembunuh-"

"Oh berani lo ngomong kayak gitu sama gua? Gue-"

"Ma!!!!" teriak Pranam saat Praga berniat melayangkan tinjunya ke arah wajah Pranam.

Praga mendecapkan bibirnya kesal. Bisanya hanya mengadu saja.

"Nih, kayak sekarang bisanya cuma mukul orang. Perempuan pada takut kalau pacaran atau nikah sama kamu, bang. Nanti takutnya jadi KDRT," ocehnya lalu berlari pergi takut jika Praga memukulnya.

Ia meninggalkan Praga yang kini terdiam disuruh teras rumah.

"Apa iya, yah?"

Suara tawa terdengar dari dalam rumah keluarga mereka yang masih sibuk menonton televisi. Praga mendengus kesal. Ia tidak terima jika keluarganya tertawa tanpa dirinya ditambah lagi dengan kalimat Pranam.

Praga bangkit dari tempat duduknya lalu mematikan saklar listrik membuat seluruh lampu rumah menjadi mati, sunyi serta gelap.

"Aaaaa!!!!"

"Kok mati!!!"

Suara teriakan terdengar di dalam rumah. Seketika rumah yang penuh canda tawa itu kini mendadak heboh. Suara jeritan tangisan Incces terdengar. Praga baru ingat jika satu adik perempuannya itu takut kegelapan.

"Saya mau kentut!" teriak Pratama membuat semuanya makin heboh.

Mereka semua tahu jika suasana gelap gulita seperti ini pasti Pratama ingin buang angin. Ini merupakan kebiasaan dari kecil.

"Oh mayyyy goaaaad!!!" teriak Pradu yang menjerit manja, takut sekali jika harus mencium bau kentut yang mirip bau aroma telur busuk.

Praga tertawa kecil di luar sana lalu dengan cepat berlari pergi meninggalkan rumah sebelum salah satu di antara keluarganya itu mendapatinya di sini.

Marti menoleh ke arah jendela dimana lampu rumah para tetangga terlihat menyala. Sudah jelas pasti pelakunya adalah bocah nakal itu. Bukan pertama kalinya hal ini terjadi.

"Pragaaaa!!!" jerit Marti.

Praga menghentikan larinya tepat di depan pagar rumah. Ia menoleh sejenak lalu tertawa cekikan dan kembali melanjutkan larinya meninggalkan rumah.

1
balabulu
semangat yah Thor upnya
balabulu
ada² aja kelakuan praga
balabulu
semua keluarganya pada lucu² ahahah
Sena Safinia
kocak suka ........gimana klo ad cwok naksir incess .....ga sabar nunggu next
balabulu
lanjut Thor
balabulu
semngat thor punya
balabulu
aduh kapan yah semua anaknya kumpul duduk bareng
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
nggak sabar ni pengen tau kelanjutannya
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
giginya kakak
balabulu
ahahahha 🤣, salah tangkap kamu pak 🤣
balabulu
semangat Thor up. ya kalau perlu dobel deh yah 🥹
balabulu
kasian kamu Prapat nasip punya kembaran
balabulu
aduh kasian praga semangat Thor up nya
balabulu
next thoorrr heheh seruh niii
Salju
next thoor
Salju
Pratama jadi anak pemalas nh
Salju
Next thoor
Seru juga bacanya
Salju
kasian banget si kabo tapi lucu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!