NovelToon NovelToon
Satu Perempuan

Satu Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga / Satu wanita banyak pria
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nurcahyani Hayati

Bagaimana jadinya jika kamu menjadi anak tunggal perempuan di dalam keluarga yang memiliki 6 saudara laki-laki?
Yah, inilah yang dirasakan oleh Satu Putri Princes Permata Berharga. Namanya rumit, ya sama seperti perjuangan Abdul dan Marti yang menginginkan anak perempuan.

Ikuti kisah seru Satu Putri Princes Permata Berharga bersama dengan keenam saudara laki-lakinya yang memiliki karakter berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurcahyani Hayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Pagi Sibuk

Suara adzan subuh berkumandang terdengar dari toa masjid. Suara merdu adzan itu dikumandangkan oleh Prapat yang sudah berangkat sekitar setengah jam yang lalu.

Suasana rumah masih sangat sunyi. Hanya ada Marti yang sudah bergulat memasak di dapur untuk keperluan jualan hari ini. Menu yang sama dan rasa yang juga sama. Semuanya ia lakukan sendiri.

Aroma rempah yang ditumis oleh Marti tercium menyeruak ke seluruh penjuru rumah, menembus celah-celah pintu kamar namun, tak berhasil membuat penghuni kamar terbangun dari tidurnya.

Jam menunjukkan pukul enam pagi. Beberapa lauk pauk sudah tersedia dan siap untuk dijual hari ini. Untung saja ada Prapat yang membantu Marti sepulang dari sholat di masjid.

Suara mesin penghalus kayu juga terdengar di sela-sela Abdul bekerja di samping rumah. Menyiapkan beberapa kayu untuk bahan lemari pesanan orang.

Marti memukul pintu kamar, dimulai dengan pintu kamar Pratama yang ia pukul sekeras mungkin. Pria gendut itu seakan tak menerima suara kecil jadi memerlukan tenaga dalam untuk membangunkannya.

"Pratama!!!" teriak Marti.

Tak ada jawaban. Ia menopang pinggang sembari tangan sebelahnya yang memegang rotan. Rotan yang ia sudah siapkan untuk memukul anak-anaknya yang melawan.

"Pratama!" panggilnya lagi tapi tak ada sahutan.

Marti mendecapkan bibirnya kesal. Ia menghentak-hentakkan ganggang pintu lalu memukulnya lagi.

"Pakai dikunci lagi pintunya. Pratama!!! Mati kali, nih anak. Dipanggil-panggil nggak ngejawab."

"Pratama, kalau kamu nggak mau bangun nggak usah makan kamu, ya!"

Kedua mata Pratama membulat. Ia melompat dari tempat tidur lalu berlari membuka pintu kamar.

"Giliran makan aja cepet kamu!"

Pratama menguap lebar sambil menggaruk kepalanya membuat rambutnya menjadi berantakan.

"Duh, bauunya. Sana mandi! Bapak kamu mau pergi ngantar kursi."

"Makanan udah jadi Ma?"

"Makan melulu kamu. Cepetan mandi!"

Pratama mengangguk lalu berpaling untuk mengambil handuk bersiap untuk mandi.

Marti kini mengetuk kamar Pradu namun, baru satu ketukan pintu itu langsung dibuka oleh sang empunya.

"PraduAaaaaaaaaaaa!!!" jerit Marti menatap Pradu yang wajahnya berwarna putih.

"Aaa!!!"

Pradu ikut menjerit. Ia menyentuh dadanya yang berdebar-debar sembari nafasnya ngos-ngosan bagai telah berlari puluhan kilometer.

"Duh, Mama kenapa, swiihhh? Ah? Pakai teriak-teriak segala? Kan ekyee jadi kaget."

"Kamu yang bikin kaget. Itu apa sih di muka kamu? Udah kayak setan."

Pradu menyentuh pipinya kiri dan kanan dengan wajahnya yang masih syok. Bisa-bisanya wajah yang selama ini ia lihat cantik di cermin malah dimirip-miripkan dengan setan.

"Setan apa sih Ma? Ini itu masker biar muka ekyye itu jadi bersinar and glowing."

Marti menggelengkan kepalanya. Ada-ada saja anaknya ini. Kemarin masker bibir sekarang masker wajah.

"Terserah. Yang penting bangun. Liat di jadwal siapa yang dapat tugas hari ini!" pintanya lalu melangkahkan kakinya untuk membangunkan semua anaknya.

"Praga!!!"

Bruk!!!

Bruk!!!

Brruk!!!

Marti mengetuk pintu dengan keras bahkan Marti mengeluarkan seluruh tenaganya untuk memukul pintu yang berwarna hitam pekat itu. Tak ada jawaban, akhirnya Marti menyerah. Hanya buang-buang waktu saja.

"Pral-"

Panggil Marti itu terhenti saat menatap Pralim yang sudah merapikan tempat tidurnya. Untungnya masih ada anaknya yang waras daripada anak yang lainnya. Jika semua anaknya memiliki sikap seperti Pratama, Pradu bahkan Praga maka bisa-bisa ia menjadi gila.

"Selamat pagi Mama ku yang cantik!" sapa Pranam dengan handuk yang sudah ada di bahunya.

"Em," sahutnya lalu melangkah menuju kamar satu anak perempuannya.

Pranam melangkah ke teras rumah. Ia merentangkan kedua tangannya ke atas sambil menguap. Menghirup udara segar dalam-dalam lalu tersenyum.

"Selamat pagi Tante Santi!" sapa Pranam membuat Santi, si janda bohay yang sedang berolahraga dengan pakaian ketat itu menoleh.

"Makin hari makin cantik aja, nih," godanya membuat janda anak satu itu tertawa dengan centil.

"Ehem," tegur Abdul membuat kedua mata Pranam membelalak.

Ia tak menyangka jika bapaknya ada di samping rumah dan bahkan kini menatapnya dengan wajah datar.

"Becanda doang," ujarnya membela diri lalu melangkah masuk ke dalam rumah.

Marti mengetuk pintu itu dengan pelan dan penuh dengan kehati-hatian. Ia tidak ingin membuat anak yang terkejut.

"Incess ku sayang. Bangun, nak! Hari ini hari kamis, sekolah kan."

Incces menyingkirkan selimut pink dari wajahnya. Ia bangun dari tempat tidur dengan rambutnya yang acak-acakan. Ia merentangkan kedua tangannya ke atas, merenggangkan setiap sendi-sendi tulangnya.

Pintu terbuka perlahan membuat Incces menoleh mendapati Marti yang mengintip sambil tersenyum lebar memperlihatkan giginya tersusun rapi.

"Udah bangun anak kesayangan Mama, ya," ujarnya sambil melangkah masuk ke dalam kamar.

Ia duduk di piring kasur lalu mengusap lembut kepala Incces yang masih menguap.

"Hari ini sekolah, ya. Mama sudah siapkan bekal dan seragam sekolah Incces jadi Inccess mandi dulu, ya nak."

Incces mengangguk lalu bangkit dari kasur disusul oleh Marti yang mengambil handuk mandi milik Incces.

...----------------...

"Abang!"

Bruk! Bruk! Bruk!

Pranam berteriak sambil memukul pintu wc dimana ada Pratama di dalam sana. Ia mondar mandir sambil sesekali mendongak menatap jam. Sejam lagi bel sekolah akan berbunyi tapi pria yang nyaris seperti kerbau ini tak kunjung juga keluar.

"Abang Tama! Cepetan dong! Nanti saya telat masuk sekolah!!!"

"Kalau telat kami semua bakalan dihukum!!!"

"Sabar!" sahut Pratama dari dalam sana.

Suara air yang jatuh ke lantai terdengar membuat Pranam makin gelisah sementara Pralim hanya duduk diam di kursi sambil memandangi Pranam yang masih berjalan mondar-mandir tak jelas sambil sesekali berteriak.

"Lah, kalian belum mandi? Udah jam berapa ini, kalian mau telat ke sekolah?"

Pranam dan Pralim menoleh menatap Marti yang berjalan dengan Inccee yang masih menguap.

"Tuh abang Pratama masih mandi. Udah satu jam di dalam nggak keluar-keluar," adu Pranam.

Marti mendecapkan bibirnya. Pagi ini Pratama selalu saja membuat ulah. Kalau tidak bangun pagi pasti akan menyusahkan Marti untuk membangunkannya tapi giliran bangun pagi maka ia menyusahkan satu rumah.

"Pratama!" teriak Marti sambil memutar ganggang pintu wc, pintu itu terkunci membuat Marti memukul dengan keras.

"Pratama!"

Pratama menghentikan gerakan tangannya yang sedang menyabungi kepalanya dengan shampo. Terdiam sejenak ketika suara teriakan familiar itu terdengar tapi beberapa saat kemudian ia kembali melanjutkan kegiatan mandinya sambil bersiul.

Marti mendengus kesal sambil menopang pinggang. Sepagi ini kesabarannya sudah diuji.

"Tuh anak mandi apa nyuci wc, sih?"

"Kesurupan kali. Baru kali ini nih si abang Pratama mandi udah kayak rapat pembagian sembako. Biasanya cuman semenit itu pun nggak pakai sabun," cerocos Pranam memanas manasi Marti.

Marti memukul pintu itu dengan keras sambil meneriaki Pratama yang tak kunjung menyahut. Pria gendut itu masih bersiul di dalam sana.

"Abang Tama!!!!" panggil Pratama juga.

Pralim menghela nafas. Ia menaikkan handuk ke kepalanya lalu menutup kedua telinganya rapat-rapat. Sepertinya kebiasaan Marti yang suka berteriak turun ke Pranam.

Marti mendengus dengan kesal lalu ia melangkah mundur menjauhi pintu wc.

"Minggir Pranam! Biar mama dobrak pintunya," pinta Marti membuat Pranam terkejut bukan main.

Dengan cepat ia melangkah mundur lalu menatap Marti yang tengah mengambil ancang-ancang lalu menendang permukaan pintu wc sehingga terbuka paksa.

Bruak!!!

"Aaaaa!!!" jerit Incces yang langsung menutup kedua matanya lalu berbalik badan.

Pratama yang kepalanya masih dipenuhi sabun itu menoleh. Kedua matanya membulat begitu terkejut ketika Marti sudah menopang pinggang menatapnya dengan marah.

Pranam tertawa cekikikan. Saudaranya itu tak memakai baju bahkan sehelai kain pun.

"Aaaa!!!" teriak Pratama lalu menutup bagian bawah perutnya.

"Mama kok disini?!!!"

"Keluar! Adik kamu mau mandi!" pinta Marti lalu menarik pergelangan tangan Pratama yang berusaha menahan, menolak untuk dikeluarkan. Ia belum selesai mandi.

"Cepetan!"

"Tapi-"

"Nih!" Marti meraih handuk yang tergantung milik Pratama membuat Pratama yang masih syok itu mengambil lalu melilitkan ke tubuhnya yang belum dibilas.

"Tapi belum selesai Ma."

"Selesaikannya di luar sana di kerang depan!" tunjuknya lalu menarik pelan Incess yang masih menutup matanya dengan tangan.

Pranam tertawa terbahak-bahak. Menertawakan nasib saudaranya yang menyedihkan ditambah lagi di saat pria gendut itu melangkah dengan kepala dan tubuhnya yang masih berbusa.

1
balabulu
Thor knp nggak pernah up
balabulu
hayo loh Zen nanti kena amuk sama Abang praga
balabulu
ahahaha ada² aja kelakuan pradu 🤣
Salju
ah si Prapat di tangkap ahha
Salju
Praha keren banget aaaaa
Salju: praga
total 1 replies
balabulu
wah wah wah apa yah yang akan di lakukan pranam
balabulu
nggak sabar ni tau kelanjutannya
balabulu
semangat Thor upnya
balabulu
semangat yah Thor upnya
balabulu
ada² aja kelakuan praga
balabulu
semua keluarganya pada lucu² ahahah
Sena Safinia
kocak suka ........gimana klo ad cwok naksir incess .....ga sabar nunggu next
balabulu
lanjut Thor
balabulu
semngat thor punya
balabulu
aduh kapan yah semua anaknya kumpul duduk bareng
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
nggak sabar ni pengen tau kelanjutannya
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
giginya kakak
balabulu
ahahahha 🤣, salah tangkap kamu pak 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!